::: tunjukilah kami jalan yg lurus [QS 1:6] :::

Individu, Keluarga, dan Masyarakat,

Secara realistis kehidupan di masyarakat terbagi-bagi ke dalam beberapa kelompok atau sub masyarakat. Meskipun hal ini bersifat diskriminatif, tapi pada kenyataannya masayarakat sendirilah yang mengkotak-kotakkan diri mereka sendiri. Pengelompokkan bisa didasarkan pada perbedaan ekonomi, jabatan, suku, cita-cita, agama, dan lain-lain. Sebagai contoh, di kota Jakarta, walaupun seluruh penduduknya disatukan oleh istilah 'masyarakat Jakarta', namun pada kenyataan di lapangan mereka tetap menelompokkan diri menjadi sub-sub masyarakat, seperti masyarakat elit, masyarakat menengah, masyarakat Betawi, masyarakat Jawa, masyarakat Sunda, dan berbagai keompok-kelompok lainnya. Mengapa ini bisa terjadi? secara mendasar hal ini didasarkan pada sifat individu personal yang merasa cocok/ memiliki kesamaan dengan A namun tidak dengan B. Di sisi lain, mungkin orang lain cocok dengan B namun tidak dengan A. Tapi di atas itu semua, mereka memiliki satu kesamaan yang bisa menyatukan mereka. Misalnya sama-sama tinggal di wilayah tertentu. Seperti jika kita ingin tahu sifat suatu benda, maka kita harus tahu sifat atom penyusunnya. Maka untuk memahami keadaan suatua masyarakat, kita harus tahu unsur penyusunnya. Apa saja penyusun masyarakat?

1. Individu,
Individu adalah unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu diartikan sebagai bagian terkecil dari masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Atau dengan kata lain individu adalah unsur dasar dari sebuah masyarakat. Pada dasarnya setiap individu memiliki karakteristik yang khas. Kesamaan karakter dan tujuan biasanya akan menjadikan dua atau lebih individu bergabung membentuk suatu kelompok masyarakat tertentu.

Karakter adalah ciri/ sikap/ sifat yang membedakan seorang individu dengan individu lain. Karakter seseorang akan sangat mempengaruhi terhadap masyarakat seperti apa yang akan ia masuki. Karakter individu pada dasarnya ditentukan oleh dua hal, yaitu Pendirian Navistik dan Pendirian Empiris-Environmentalistik.
- Pendirian Navistik adalah karakter yang dimiliki seseorang sejak lahir. Karakter ini biasanya diwarisi dari keduaorang tuanya, idealime diri, dan faktor dari dalam diri individu tersebut.
- Pendirian Empiris-Environmentalistik adalah karakter pembentuk seseorang yang berasal dari luar dirinya atau dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan tidak hanya dilihat dari dimana ia tinggal, tapi juga dari semua hal yang pernah ia lihat, dengar, atau rasakan yang mempengaruhi karakternya.

Di dalam pembentukan karakter ini, individu biasanya akan melalui bebrapa tahap pertumbuhan/ proses. Menurut ahli psikologi, pertumbuhan ini terbagi ke dalam 4 kelompok berdasar umur.
a. Masa Vital (0-2 tahun) : Pada masa ini seorang individu menggunakan fungsi-fungsi biologis pada dirinya untuk belajar dari lingkungannya.Pada masa ini, karakter masih belum sepenuhnya terbentuk, karena seorang individu masih berusaha mengenali lingkungan dan dirinya sendiri.
b. Masa Estetik (2-7 tahun) : Pada masa ini nilai-nilai moral dan estetik baiknya mulai ditanamkan. Karena di masa inilah seorang individu mulai membiasakan diri dengan apa yang ia pelajari. Di usia ini pengaruh Pendirian Empiris-Environmentalistik akan sangat besar. Karakter dasar seseorang biasanya terbentuk pada usia ini.
c. Masa Intelektual (7-14 tahun) : Seorang individu benar-benar akan belajar dan menyerap apa yang ia dapat di usia ini. Mereka mulai mencari-cari siapa dirinya sebenarnya.
d. Masa Sosial (14-22 tahun) : di masa ini pencarian jati diri mencapai puncaknya dengan menggabungkan idealisme dirinya dan dengan keadaan masyarakat di lingkungannya. Di masa ini biasnya seorangindividu memutuskan akan begabung dengan kelompok mana dirinya.

Setelah melewati masa-masa itu, biasanya seorang individu akan mantap dan telah siap untuk bergabung dengan masyarakat secara total. Memiliki karakter yang khas, dan bergabung dengan kelompok yang sesuai serta membentuk kelompok terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga.

2. Keluarga
a. Pengertian
kata keluarga berasal dari bahasa sansekerta, kula dan warga yang berarti anggota atau kelompok kerabat. Secara pengertian, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga. Menurut Salviciond an Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih pribadi/individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan, pengangkatan, hidup dalam satu rumah tangga yang saling kertergantungan dan menjalankan perannya masing-masing dalam sebuah kelaurga.

b. Tipe Keluarga,
secara garis besar ada dua tip keluarga yaitu :
- Keluarga inti yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak
- Keluarga Luas yang meliputi hubungan kakek, nenek, paman, keponakan, dan lain-lain.

c.Fungsi Keluarga
- Fungsi Pendidikan
- Fungsi Sosial
- Fungsi Fungsi Perlindungan
- Fungsi Perasaan
- Fungsi Agama
- Fungsi Ekonomi
- Fungsi Rekreatif
- Fungsi Bilogis
- Memberikan kasih sayang

d. Pola Otoritas
Pola otoritas berhubungan dengan siapa pemimpin/ pemegang keputusan dalam keluarga. Ada tiga tipe otoritas dalam keluarga.
- Patriarkal : otoritas ada di tangan seorang Suami,
- Matriarkal : otoritas ada di tangan seorang Istri,
- Equalitarian : otoritas seimbang antara Suami dan Istri

3. Masyarakat
Masyarakat merupakan sekelompok orang yang memnbentuk suatu kelompok tertentu yang memiliki tujuan dan cita-cita yang sama. Biasanya berada dalam satu wilayah tertentu. Seperti masyarakat Jawa, Masyarakat Sunda, Masyarat Bali, dan lain-lain.

4. Hubungan Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Dari pengertian-pengertian mengenai individu, keluarga, dan masyarakat, kita dapat mengambil suatu hubungan antara ketiga istilah di atas. Bahwa individu yang memiliki tujuan dan cita-cita yang sama serta memiliki saling ketergantungan akan membetuk sebuah keluarga. Pembentukan keluarga ini bisa terjadi karena keturunan, perkawinan, pengangkatan, dan lain-lain. Selanjutnya kelompok terkcil dari masyarakat ini membentuk kelompok yang lebih besar yaitu masyarakat. Biasanya masyarakat ini terbetuk karena sama-sama tinggal di suatu wilayah tertentu. Namun karena begitu beragamnya karakteristik dari setiap individu di masyarakat, maka kelompok masyarakat tadi akan membentuk kelompok masyarakat yang lebih kecil yang dapat menampung aspirasi dan tujuan mereka. Hal ini jika tidak dikendalikan akan berbahaya bagi kelangsungan masyarakat itu sendiri, karena bisa menimbulkan perpecahan di dalam suat masyarakat.

No comments:

Post a Comment