Dalam pertandingan sepak bola, posisi yang paling gw kagumi adalah kiper. Kenapa kiper? Karena menurut gw, kiper adalah posisi yang selain butuh fisik juga butuh otak. Bukan berarti posisi lain g butuh otak lho ya. Gw bilang butuh juga, tapi g seintens kiper.
Striker. Doi tugasnya masukin bola ke gawang lain. Yang mungkin diperluin si doi buat melakukan tugasnya dengan baik dan benar adalah nendang bola sekenceng-kencengnya (fisik) sama diarahin ke gawang (fokus). Kalo ada yang ngehadang, butuh gocek2 dikit (kelincahan dan otak buat mikir gimana caranya terhindar dari pemain lain, ditambah mungkn insting). Dan kalo gw itung2, porsi otak dalam hal ini mungkin cuma sekitar 10-20%.
Gelandang. Kalo gelandang butuh mikir nih. Yang perlu dilakuin seorang gelandang adalah gimana caranya mengatur serangan. G terlalu capek. Toh doi g butuh lari-lari kenceng kayak striker. Dan juga, seorang gelandang punya waktu lebih banyak buat mikir kalo dibandingin striker, karena doi jarang2 yang ganggu. beda sama striker, yang kalo telat mikir, bola udah pasti direbut sama lawan.
Pemain belakang. Dan yang paling dikit mikirnya menurut gw adalah pemain belakang, alias bek. Tugas doi lebih ke fisik, kelincahan, dan kecepatan. Yang penting bola g ngedeketin gawang aja. Udah, gitu doank. G perlu mikir ini gimana cara nembus pertahanan lawan, ini gimana biar bola sampe di striker. Engga perlu. Itu tugas gelandang. Doi cuma bertugas ngebantu kiper gimana bola yang dibawa striker lawan g mendekat. Sedikit mikir mungkin saat mau ngambil bola dari striker lawan. Tapi ya sebatas gitu doank.
Dan yang paling butuh banyak mikir adalah kiper. Emang sih, doi g butuh fisik kuat kayak striker yang kudu lari-lari. Doi cuma berdiri, nunggu bola di belakang. Kalo bola dateng ya siap-siap, kalo bola jauh ya bisa ditinggal minum kopi. Tapi, saat bola dateng itulah, sebenernya segala macam kemungkinan berputar di otak sang kiper. Ketika striker lawan datang dengan meliuk-liuk, gocek sana, gocek sini, tugas pertama seorang kiper adalah menentukan kapan sang striker lawan mau nembak? Kelihatannya gampang, tapi ini sebenarnya yang paling menentukan. Gw udah ngalamin sendiri. Bahwa semakin lama seorang striker ngegocek bola di depan gawang, semakin tidak pasti lah kemungkinan menentukan KAPAN bola akan ditembakan? Dan semakin lama seorang kiper bisa menentukan KAPAN, semakin sedikit pula waktu yang tersisa untuk menentukan langkah kedua, yaitu KEMANA.
Saat striker akhirnya menembak bola, dalam waktu sepersekian detik, kiper udah harus menentukan KEMANA arah bola. Ini juga bukan hal yang mudah. Karena striker juga pinter-pinter. Doi bisa aja mengecoh sang kiper dengan pandangan matanya, ato dengan mengubah keputusan menendang bola dengan tiba-tiba. Banyak cara yang bisa dilakukan striker, dan kiper HARUS tetep tau KEMANA arah bola. Dan ingat, hanya dalam waktu sepersekian detik.
Belum selesai. Setelah menentukan arah, kiper masih harus DENGAN APA dia harus menghadang bola. Apakah dengan tangannya atau kakinya? Apakah kudu melompat apa tetep berdiri di tempat? Dan banyak kemungkinan lain. Dan sekali lagi, itu harus dilakukan dalam waktu sepersekian detik. Beda dengan striker yang bisa mikir sembari membawa bolanya.
Setelah tau kapan, kemana, dan pake apa, kiper masih harus sekali lagi mikir. Kali ini perpaduan dari KAPAN dan KEMANA. Kiper harus mikir KAPAN ia harus melompat setelah striker menendang bola. G mungkin donk, ketika striker nendang dari tengah lapangan misalnya, seorang kiper langsung lompat. Doi kudu nunggu beberapa saat dulu, sebelum melompat. Artinya doi kudu mikir berapa jarak bola dari gawang, berapa kecepatan laju bola, kemudian setelah itu, baru kiper dapet timing yang tepat buat nangkep bola. Ini bakal beda ketika striker nendangnya dari dalem kotak penalti misalnya. Kiper g bisa nunggu dulu kayak di kasus pertama tadi. Kiper harus segera menentukan semua hal itu segera.
Ilustrasi paling mudah adalah ketika terjadi penalti. Saat terjadi penalti. Seorang striker akan menendang bola dari jarak 11m dari gawang. Disini tugas eksekutor cuma 2. Nentuin arah, lalu tendang. Gampang. Lebih gampang lagi pemain yang bukan eksekutor. Tinggal nonton. Ato bisa juga tiduran dulu. Ato main kartu bareng pemain lain. Hehehe. Tapi kiper?? Banyak hal yang harus dipikirkan dan dilakukan kiper. Berikut adalah list sederhananya.
1. Kiper harus mentukan kapan tepatnya bola akan ditendang. Dalam kasus penalti, menentukan kapan jauh lebih mudah bagi kiper, karena doi terbantu dengan peluit wasit.
2. Kemana arah bola. Dalam kasus penalti, arah bola menjadi dilema tersendiri. Dimana dalam keadaan bebas, tidak dalam tekanan, tidak dihambat oleh siapapun, sang eksekutor bisa leluasa berfikir kemana bola akan ditempatkan. Sedangkan kiper harus menentukan lebih cepat kemana arah yang dituju. Belum lagi tipuan mata sang eksekutor, dan gangguan non teknis lainnya.
3. Setelah tahu arah bola secara umum, Kiper harus menentukan detailnya. Dimana koordinat bola itu dilayangkan, dan apa yang akan dilakukannya. Melompat ke kanan, ke kiri, atau lurus ke atas. Menangkap bola di kiri bawah, kanan bawah, atau tengah, bola tanggung kanan, kiri, atau tengah. Dan berbagai kemungkinan lain yang hanya Allah dan sang eksekutor yang tahu.
4. Selanjutnya adalah menentukan kapan ia harus melompat. Apakah ia harus nunggu bola sepersekian detik baru melompat atau langsung lompat?
5. Yang terakhir adalah bertindak sesegera mungkin, dan harus lebih cepat dari bola.
Tapi sebenernya yang paling penting untuk diperhatikan bukanlah list di atas. Tapi waktu. Bayangin deh (ato sambil nyoret-nyoret kertas juga boleh kalo perlu).
Diketahui :
jarak (s) = 11m
Kecepatan (v) = (+/-) 30 km/jam (umpama. biar gampang ngitungnya. kalo mau diganti juga g papa). Atau kalau diconvert ke meter/menit
v = 30 km / jam
v = 500 meter / menit
v = 8,3 meter / detik.
Maka :
t = s/v
t = 11/8,3
t = 1,32 detik.
Artinya, dalam waktu 1,32 detik itu seorang kiper harus bisa menentukan kelima daftar di atas.
Selain waktu, ada lagi yang bikin sesuatu banget. Yaitu area yang dijaga kiper. Kiper kudu ngejaga agar bola g masuk ke gawang, yang lebarnya 6/7 m dan tinggi 2,4 m.
Artinya, jika diketahui kecepatan bola tadi (v) = 500 meter/menit = 8,3 meter / detik, dan dibandingkan dengan lebar gawang = 6 meter, dan kita asumsikan kiper ada di tengah gawang.
Artinya, kiper harus bisa bergerak dengan kecepatan (v) minimal :
v = 3 meter (setengah lebar gawang) / 1,32
v = 2,27 meter / detik.
Jika dibandingkan dengan tinggi gawang, maka minimal kecepatan :
v = 2,4 meter / 1,32
v = 1,8 meter/detik.
Dan bagaimana jika arah bola ada di pojok gawang? Artinya, jarak yang ditempuh semakin jauh, yakni pitagoras dari 3 dan 2,4 = 3,84. Dan kecepatan yang dibutuhkan :
v = 3,84 meter/ 1,32
v = 2,9 meter / detik.
Dan belum selesai, karena kiper masih harus berpikir, berapa lama jeda ia harus bergerak. Jika tadi disebutkan bahwa waktu yang dibutuhkan bola untuk sampai ke garis gawang dengan kecepatan bola 30 km/ jam adalah 1,32 detik, bagaimana jika ternyata sang eksekutor memelankan tendangannya? Artinya, kiper harus menghitung ulang semua kemungkinan di atas dengan segera. Termasuk menentukan berapa kecepatan yang harus dilakukannya (v), dan seberapa banyak energi (W) yang dibutuhkan untuk itu. Bisa saja kiper terlalu bersemangat (W > x), dan melebihi kecepatan (v > x) yang seharusnya, sehingga ia sudah melompat, tapi bola belum datang. Atau sebalinya (W < x), bola sudah masuk gawang, dan sang kiper baru melompat.
Well, itu tadi adalah hitung-hitungan sederhananya. Kalau memang mau dihitung beneran, tentu saja banyak faktor yang harus diperhatikan. Misalnya, kecepatan angin, massa bola, sudut tendangan, dan lain-lain. Dan percayalah, itu semua harus dipikirkan dan dilakukan oleh kiper. So, siapa yang mau meremehkan posisi kiper??
Striker. Doi tugasnya masukin bola ke gawang lain. Yang mungkin diperluin si doi buat melakukan tugasnya dengan baik dan benar adalah nendang bola sekenceng-kencengnya (fisik) sama diarahin ke gawang (fokus). Kalo ada yang ngehadang, butuh gocek2 dikit (kelincahan dan otak buat mikir gimana caranya terhindar dari pemain lain, ditambah mungkn insting). Dan kalo gw itung2, porsi otak dalam hal ini mungkin cuma sekitar 10-20%.
Gelandang. Kalo gelandang butuh mikir nih. Yang perlu dilakuin seorang gelandang adalah gimana caranya mengatur serangan. G terlalu capek. Toh doi g butuh lari-lari kenceng kayak striker. Dan juga, seorang gelandang punya waktu lebih banyak buat mikir kalo dibandingin striker, karena doi jarang2 yang ganggu. beda sama striker, yang kalo telat mikir, bola udah pasti direbut sama lawan.
Pemain belakang. Dan yang paling dikit mikirnya menurut gw adalah pemain belakang, alias bek. Tugas doi lebih ke fisik, kelincahan, dan kecepatan. Yang penting bola g ngedeketin gawang aja. Udah, gitu doank. G perlu mikir ini gimana cara nembus pertahanan lawan, ini gimana biar bola sampe di striker. Engga perlu. Itu tugas gelandang. Doi cuma bertugas ngebantu kiper gimana bola yang dibawa striker lawan g mendekat. Sedikit mikir mungkin saat mau ngambil bola dari striker lawan. Tapi ya sebatas gitu doank.
Dan yang paling butuh banyak mikir adalah kiper. Emang sih, doi g butuh fisik kuat kayak striker yang kudu lari-lari. Doi cuma berdiri, nunggu bola di belakang. Kalo bola dateng ya siap-siap, kalo bola jauh ya bisa ditinggal minum kopi. Tapi, saat bola dateng itulah, sebenernya segala macam kemungkinan berputar di otak sang kiper. Ketika striker lawan datang dengan meliuk-liuk, gocek sana, gocek sini, tugas pertama seorang kiper adalah menentukan kapan sang striker lawan mau nembak? Kelihatannya gampang, tapi ini sebenarnya yang paling menentukan. Gw udah ngalamin sendiri. Bahwa semakin lama seorang striker ngegocek bola di depan gawang, semakin tidak pasti lah kemungkinan menentukan KAPAN bola akan ditembakan? Dan semakin lama seorang kiper bisa menentukan KAPAN, semakin sedikit pula waktu yang tersisa untuk menentukan langkah kedua, yaitu KEMANA.
Saat striker akhirnya menembak bola, dalam waktu sepersekian detik, kiper udah harus menentukan KEMANA arah bola. Ini juga bukan hal yang mudah. Karena striker juga pinter-pinter. Doi bisa aja mengecoh sang kiper dengan pandangan matanya, ato dengan mengubah keputusan menendang bola dengan tiba-tiba. Banyak cara yang bisa dilakukan striker, dan kiper HARUS tetep tau KEMANA arah bola. Dan ingat, hanya dalam waktu sepersekian detik.
Belum selesai. Setelah menentukan arah, kiper masih harus DENGAN APA dia harus menghadang bola. Apakah dengan tangannya atau kakinya? Apakah kudu melompat apa tetep berdiri di tempat? Dan banyak kemungkinan lain. Dan sekali lagi, itu harus dilakukan dalam waktu sepersekian detik. Beda dengan striker yang bisa mikir sembari membawa bolanya.
Setelah tau kapan, kemana, dan pake apa, kiper masih harus sekali lagi mikir. Kali ini perpaduan dari KAPAN dan KEMANA. Kiper harus mikir KAPAN ia harus melompat setelah striker menendang bola. G mungkin donk, ketika striker nendang dari tengah lapangan misalnya, seorang kiper langsung lompat. Doi kudu nunggu beberapa saat dulu, sebelum melompat. Artinya doi kudu mikir berapa jarak bola dari gawang, berapa kecepatan laju bola, kemudian setelah itu, baru kiper dapet timing yang tepat buat nangkep bola. Ini bakal beda ketika striker nendangnya dari dalem kotak penalti misalnya. Kiper g bisa nunggu dulu kayak di kasus pertama tadi. Kiper harus segera menentukan semua hal itu segera.
Ilustrasi paling mudah adalah ketika terjadi penalti. Saat terjadi penalti. Seorang striker akan menendang bola dari jarak 11m dari gawang. Disini tugas eksekutor cuma 2. Nentuin arah, lalu tendang. Gampang. Lebih gampang lagi pemain yang bukan eksekutor. Tinggal nonton. Ato bisa juga tiduran dulu. Ato main kartu bareng pemain lain. Hehehe. Tapi kiper?? Banyak hal yang harus dipikirkan dan dilakukan kiper. Berikut adalah list sederhananya.
1. Kiper harus mentukan kapan tepatnya bola akan ditendang. Dalam kasus penalti, menentukan kapan jauh lebih mudah bagi kiper, karena doi terbantu dengan peluit wasit.
2. Kemana arah bola. Dalam kasus penalti, arah bola menjadi dilema tersendiri. Dimana dalam keadaan bebas, tidak dalam tekanan, tidak dihambat oleh siapapun, sang eksekutor bisa leluasa berfikir kemana bola akan ditempatkan. Sedangkan kiper harus menentukan lebih cepat kemana arah yang dituju. Belum lagi tipuan mata sang eksekutor, dan gangguan non teknis lainnya.
3. Setelah tahu arah bola secara umum, Kiper harus menentukan detailnya. Dimana koordinat bola itu dilayangkan, dan apa yang akan dilakukannya. Melompat ke kanan, ke kiri, atau lurus ke atas. Menangkap bola di kiri bawah, kanan bawah, atau tengah, bola tanggung kanan, kiri, atau tengah. Dan berbagai kemungkinan lain yang hanya Allah dan sang eksekutor yang tahu.
4. Selanjutnya adalah menentukan kapan ia harus melompat. Apakah ia harus nunggu bola sepersekian detik baru melompat atau langsung lompat?
5. Yang terakhir adalah bertindak sesegera mungkin, dan harus lebih cepat dari bola.
Tapi sebenernya yang paling penting untuk diperhatikan bukanlah list di atas. Tapi waktu. Bayangin deh (ato sambil nyoret-nyoret kertas juga boleh kalo perlu).
Diketahui :
jarak (s) = 11m
Kecepatan (v) = (+/-) 30 km/jam (umpama. biar gampang ngitungnya. kalo mau diganti juga g papa). Atau kalau diconvert ke meter/menit
v = 30 km / jam
v = 500 meter / menit
v = 8,3 meter / detik.
Maka :
t = s/v
t = 11/8,3
t = 1,32 detik.
Artinya, dalam waktu 1,32 detik itu seorang kiper harus bisa menentukan kelima daftar di atas.
Selain waktu, ada lagi yang bikin sesuatu banget. Yaitu area yang dijaga kiper. Kiper kudu ngejaga agar bola g masuk ke gawang, yang lebarnya 6/7 m dan tinggi 2,4 m.
Artinya, jika diketahui kecepatan bola tadi (v) = 500 meter/menit = 8,3 meter / detik, dan dibandingkan dengan lebar gawang = 6 meter, dan kita asumsikan kiper ada di tengah gawang.
Artinya, kiper harus bisa bergerak dengan kecepatan (v) minimal :
v = 3 meter (setengah lebar gawang) / 1,32
v = 2,27 meter / detik.
Jika dibandingkan dengan tinggi gawang, maka minimal kecepatan :
v = 2,4 meter / 1,32
v = 1,8 meter/detik.
Dan bagaimana jika arah bola ada di pojok gawang? Artinya, jarak yang ditempuh semakin jauh, yakni pitagoras dari 3 dan 2,4 = 3,84. Dan kecepatan yang dibutuhkan :
v = 3,84 meter/ 1,32
v = 2,9 meter / detik.
Dan belum selesai, karena kiper masih harus berpikir, berapa lama jeda ia harus bergerak. Jika tadi disebutkan bahwa waktu yang dibutuhkan bola untuk sampai ke garis gawang dengan kecepatan bola 30 km/ jam adalah 1,32 detik, bagaimana jika ternyata sang eksekutor memelankan tendangannya? Artinya, kiper harus menghitung ulang semua kemungkinan di atas dengan segera. Termasuk menentukan berapa kecepatan yang harus dilakukannya (v), dan seberapa banyak energi (W) yang dibutuhkan untuk itu. Bisa saja kiper terlalu bersemangat (W > x), dan melebihi kecepatan (v > x) yang seharusnya, sehingga ia sudah melompat, tapi bola belum datang. Atau sebalinya (W < x), bola sudah masuk gawang, dan sang kiper baru melompat.
Well, itu tadi adalah hitung-hitungan sederhananya. Kalau memang mau dihitung beneran, tentu saja banyak faktor yang harus diperhatikan. Misalnya, kecepatan angin, massa bola, sudut tendangan, dan lain-lain. Dan percayalah, itu semua harus dipikirkan dan dilakukan oleh kiper. So, siapa yang mau meremehkan posisi kiper??
Iya emang kiper harus jenius. tp gak banyak kiper yg jenius. Apalagi pas Futsal..kiper harus punya reflek bagus, karena bola sangat dekat dengan kiper.Dalam olahraga tidak hanya pikiran semata, butuh fisik prima, reflek gerak yg bagus dan teknik. Jika intelegensi di lengkapi dengan skill yg mumpuni dan kerjasama tim yg bagus, barulah Kiper tersebut akan mudh dapat prestasi. Contohnya Pepe Reina, saya pikir dia salah kiper yg hebat, tp berhubung secara kolektif timnya tdk kuat-kuat banget jd nya dia gak dpt prestasi-apa2. Dlm olahrga tim, selain kemampuan individual, baik itu skill atau intelegensi diperlukan juga kemampuan sosial san kemampuan bekerjasama yg baik.
ReplyDeletewow ...
ReplyDeletesuper sekali kang sata,
reina go reina go,
tapi ane kok lebih demen sama de Gea ya?
hoho,