::: tunjukilah kami jalan yg lurus [QS 1:6] :::

Sebuah Curhatan,

.malam itu begitu sunyi seakan tak ada kehidupan yang bertahan dari mati,
.aku duduk sendiri, di teras rumah ini, di bawah langit mendung yang juga seakan tak hidup lagi,
.suaraku parau, sama sekali tak pantas dihirau, karena aku baru saja pulang dari tanah rantau,
.hatiku masih di ujung pulau, meskipun ragaku kini disini, menaham pedihnya rasa galau,
.aku harus pulang saat mendengar kabar bahwa tanah kelahiranku sudah meradang di depan mati yang menghadang,
.sejak hujan tak kunjung datang, desaku yang subur, kini tlah menjadi padang ilalang,
.tak ada lagi warna pepohonan belang-belang, takk ada lagi suara jangkrik dan belalang, hanya angin menderu bercampur debu yang masih mau datang,
.menyapu seluruh desa, membersihkan tanahnya dari dosa-dosa yang mungkin tlah membusuk semenjak ditinggal kebaikan warganya,
.aku harus pulang, meski sebenarnya hatiku enggan,
.jauh lebih menyenangkan hidup di tanah orang, namun hidupku tenang,
.daripada hidup di tanah sendiri tapi tak punya harapan diri,
.tapi itulah sebabnya aku pulang dan harus pulang,
.aku harus memberi harapan kepada tanahku berlari waktu kecil, menyuburkan tanahnya hingga bisa kupakai untuk menanam padi,
.aku harus pulang, karena tak mungkin kumelanglang di tanah seberang, sementara kutinggalkan emak, bapak, dan abang2 sendiri berjuang,
.aku akan datang, karena aku bukan penghianat sarang, karena aku adalah penerus di masa datang,

sejarah nama 'co', 'cowi', dan 'coco',

'halo co',
'mau kemana co',
'coco hari ini berangkat kuliah g?',
'cowi, kapan pulang semarang??',

ituah serentetan kalimat yang sering dilontarkan temen-temen untuk menunjuk satu oknum buron, 'gue'. nama asli gue Condro M Wibawa Mangunkusuma Tribuana Sudirohusada Puntadewa Cokrowiyasa Aminata Dipobegara Bratasedjati Widyadiningrat, tapi temen-temen yang udah deket ama gue kebanyakan manggil gue dengan tiga merk di atas, 'co', 'cowi', atau 'coco'. tentu ini bukan kebetulan, tapi ada sejarahnya (kayaknya kata sejarah menunjukkan kalo gue udah tua bangka deh). oke, jadi begini ceritanya,

pada suatu malam yang gelap (kalo terang namanya siang), di kala SMP, gue kepikiran sesuatu, yaitu gue harus punya nama panggilan selain nama panggilan gue yang sekarang (sekarang pada kalimat ini menunjuk pada masa di masa lalu). kenapa? karena menurut beberapa temen dan orang malang yang sering menggunakan kata 'condro' untuk manggil gue, kata itu nampaknya terlalu sulit diucapkan. hal ini dikarenakan :
1. orang-orang sunda cenderung dengan vokal 'a', sehingga sering salah ucap ketika memanggil nama saya. yang seharusnya 'condro', menjadi 'candra'. ini menunjukkan bahwa nama panggilan gue g multi etnis dan multi lidah,
2. tabrakan antara 3 konsonan sekaligus, yaitu n-d-r menjadikan kata condro cenderung sulit diucapkan. coba bandingkan candra dengan canda, combro dengan combo, sandra dengan sandal, atau condro dengan nicholas saputra,
3. huruf 'r' bagi sebagian orang menjadi momok tersendiri. apalagi ditambah dengan permasalahan nomor 2, menjadikan kata 'condro' jadi semakin sulit diucapkan,

paling tidak, dari tiga poin di atas dan mengingat bahwa akan semakin banyak orang yang mengenal gue (gue bakal jadi artis terkenal ngegantiin ketombe vic zhou), maka gue berniat menciptakan satu nama yang mudah diingat dan mudah pula diucapkan dan juga 'lucu'. dan setelah bertapa+puasa 40 hari, akhirnya gue nemuin kata yang pas yaitu . . . eng ing eng . . . . prak prak prak . . . 'c.o.w.i' --> 'cowi', yang merupakan singkatan dari nama resmi gue COndro WIbawa.

besoknya gue ploklamirkan ke temen2 gue bahwa mule sekarang mereka kudu manggil gue 'cowi'. dan seminggu berlalu, sebulan berlalu, setahun berlalu, bahkan hingga lulus SMP, temen2 gue tetep manggil gue CONDRO. sial.

Hingga gue masuk STM, gue udah lupa dengan misi gue buat mensosialisasikan nama cowi, tiba-tiba, salah satu temen gue di paskibra (waktu itu gue jadi tiang di tim paskibra), manggil gue dengan panggilan yang sangat singkat 'Co', yang merupakan kependekan dari kata Condro. dan setelah itu jadilah semua temen2 paskibra manggil gue dengan panggilan 'Co'. ternyata ketenaran 'Co', tidak berhenti sampai disitu, temen2 sekelas gue juga udah mulai manggil gue 'Co'. Hingga pada suatu hari gue pidato di depan rakyat kelas gue untuk manggil gue dengan nama Co, yang berasal dari kata CoWi. dan mulai dari situ, temen2 sekelas gue, ada yang manggil gue dengan panggilan 'Cowi' atau 'Co' saja. dan setelah itu, arus ke-CoWi-an berkembang dengan sangat cepat, hingga hampir semua temen2 gue di STM manggil gue dengan nama 'CoWi' atau 'Co'.

nampaknya, demam 'Co' tidak berhenti sampai disini saja. temen2 gue SMP dulu (yang udah tepisah jauh, tapi hati kita selalu dekat), juga mulai manggil gue dengan nama 'Co' atau 'Cowi'. dan setelah gue teliti, facebook lah penyebabnya. karena temen2 STM gue, kalo nulis di facebook pake nama 'Co' bukan 'Condro'. hingga tiba waktunya melebarkan sayap, dengan membuat acoount mig33 (pada waktu itu terkenal banget) dengan nama 'coco wibwib'. coco wibwib sendiri awalnya berasal dari nama CoWi yang diulang dua kali, yaitu coco wiwi. tapi karena wiwi terkesan 'g banget', akhirnya gue tambahin 'b', jadi wib wib, dan lengkapnya jadi coco wibwib. dari mig33, nama 'coco' juga mulai digunakan oleh sebagian temen2 gue, tapi 'coco wibwib' sendiri mulai hilang, setelah gue g make mig33 lagi.

hingga 3 tahun setelah gue g make nama coco wibwib (itu berati sekarang), nama itu akhirnya gue pake sebagai nama facebook gue, dan secara tak dinyana, temen2 kuliah gue yang tadinya masih make nama tradisional gue 'condro', akhirnya migrasi dengan manggil gue 'coco wibwib', atau karena ribet, biasanya disingkat 'coco', dan akhirnya 'co',

itu tadi adalah sejarah penggunaan kata 'co', 'cowi', dan 'coco'. apabila ada kesalahan kata saya mohon maaf, wabillahit taufiq wal hidayat, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


astrologi,

dulu, sewaktu masih muda (iya, gue udah ubanan, kakek-kakek), dan sebenarnya sampe sekarang masih, gue sering baca2 zodiak, primbon, dan apa aja yang berhubungan dengan astrologi. kenapa astrologi? karena otak gue g nyampe buat belajar astronomi, dan konon katanya, muka gue muka mistik, jadi ya lebih cocok belajar astrologi daripada astronomi,

percaya g percaya, gue percaya (kalo percaya ya percaya, bukan percaya g percaya), gue percaya sebagian dengan ilmu2 itu dan tidak percaya pada sebagian lainnya (kayaknya gue jatuh cinta dengan kata percaya. percaya deh!). yang gue percaya misalnya adalah zodiak, ato lebih detailnya tanggal lahir seseorang itu memperngaruhi watak dan kepribadian seseorang. misalnya ne ya, menurut buku yang gue baca, orang berzodiak gemini tu cenderung punya dua kepribadian yang biasanya bertolak belakang, kadang cerewet minta ampun, kadang diam tanpa kata. kadang otaknya encer, kadang juga mengendap. selain itu, biasanya orang gemini juga cerdas, dapat menangangi beberapa pekerjaan sekaligus, berjiwa seni, dll. tapi, selain itu, orang gemini juga punya kepribadian yang jelek, contohnya : g fokus, ragu2, sulit ngambil keputusan, dll. nah, buat contoh ne, gue punya temen, sebut aja namanya Aconk. Aconk ini bezodiak gemini tulen (ada lho istilah zodiak murni dan zodiak lumpur. emangnya heri poter). jadi doi itu kalo di kelas orangnya g bisa diem. maunya gerak mulu. dah kayak anak hiperaktif gitu. pokoknya g bisa diem gitu deh. eh, pada suatu malam yang gelap di bawah rintikan hujan yang membasahi setiap pori kulitku, gue ama temen gue main ke rumahnya si Aconk ini. dan apa yang saya lihat sodara2? doi berubah 178 derajat dari doi yang di sekolah. kalo ngomomng cuma 'hemm', 'iya', 'ngggaaak', 'masa sih'. gitu doank. serius. eh, pas gue ajak main keluar, dia kembali lagi ke dirinya yang semula. g ada angin g ada hujan, dia teriak2, nyanyi2, lompat jurang (ini boong). pokoknya beda banget deh. seakan akan tu ada sekat di pager rumahnya, jadi kalo tubuhnya lebih deket ke rumah, dia diem mulu, dan kalo lebih deket ke luar, butuh tali buat ngiket doi biar g gerak2 mulu,

nah, g itu aja. dulu, pas gue masih SD, gue punya buku primbon Jawa, yang isinya mengungkakp apapun tentang diri Anda dilihat dari weton Anda (hari kelahiran+nama pasaran --> jawa). nah, untuk weton gue, disitu ditulis bahwa pada :
umur 0 -13 tahun --> tergantung sama orang tua,
umur 13 -20 tahun --> mulai lepas dari ketergantungan,
umur 20 -25 tahun --> lepas dari tanggungan orang tua dan meniti karir,
umur 25 -40 tahun --> menggapai sukses,
umur 40 -50 tahun --> menikmati kesuksesan,
umur 50 -60 tahun --> hidup tenang di hari tua,

dari ramalan itu, waktu itu gue agak-agak g percaya, karena gue perkirain pas gue umur 20-25 tahun itu gue masih kuliah, dan g mungkin lepas dari orang tua. tapi apa yang terjadi? pas gue umur 19 tahun gue udah kerja, dan belum sempet kuliah.

well, namanya juga identifikasi (gue lebih seneng menyebut identifikasi daripada ramalan), boleh percaya boleh g. tapi yang jelas, masa depan itu emang rahasia. tapi sekarang adalah kunci untuk membuka rahasia itu. jadi, persiapin diri kita dari sekarang, karena apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan apa yang akan terjadi di masa depan,

Allah mencintaiku, tapi apa aku mencintai Nya??

gue yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah, Sang Pemberi Kehidupan, cinta, sayang ma gue. seperti yang gue tulis sebagai highligths di hanphone gue, 'Allah Loves Me!!'. yah, gue yakin Allah cinta gue. tapi pertanyaannya adalah, apa gue cinta dan sayang ma Allah? jawabannya, kalo boleh jujur, adalah gue g mencintai Allah dengan tulus. tapi kalo ada orang yang nanya, 'lo cinta g ma Allah?', gue bakal jawab 'tentu aja, gue cinta ma Allah!'. oke, dengan ngebandingin antara kedua pernyataan gue di atas, udah dapat disimpulkan kok, bahwa gue munafik dan pembohong besar. kepada diri gue sendiri gue jawab 'g tulus', tapi ketika ditanya orang tegas gue jawab 'tentu aja'.

oke, sekarang kita ngebahas tentang 'cinta g tulus' gue. kenapa gue bilang cinta g tulus?? karena pada dasarnya gue cinta ma Allah. kenapa gue bilang begitu? karena percayalah gue slalu butuh Allah setiap saat dan dimana aja, gue selalu ngrasa bersalah kalo g sholat, gue merasa terpanggil ketika adzan berkumandang, gue puasa, gue baca Quran. tapi kenapa gue bilang g tulus?? karena ketika adzan, walopun gue ngerasa terpanggil, tapi toh gue tetep asik aja nonton tipi, tetep asik kerja, ato ngegame. sholatnya ntar aja deh. toh masih ada waktu ntar. pas gue baca Quran, gue g pernah mau repot2 mau tau maknanya. apalagi belajar bahasa arab. trus gimana caranya lo bisa cinta tulus ma Allah, kalo lo aja g paham apa yang dikatakan Allah ma lo?? ini sama aja lo ngaku cinta ma emma watson tapi lo g bisa basa inggris, apa lo bakal ngerti apa yang dia mau? trus gimana caranya lo cinta ma doi?? itulah yang gue sebut cinta, tapi g tulus,

percaya g percaya, akhir2 ini, perasaan merasa bersalah gue, n tentu aja bahwa ternyata gue g tulus cinta ma Allah, semakin gedhe, karena tiap jam 3 pagi, gue mesti bangun. tapi gue tidor lagi. padahal itu kan kesempatan emas buat gue sholat tahajud?? trus ntar pas adzan subuh gue mesti bangun juga. tapi boro2 ngambil wudlu buat sholat subuh, gue mesti lanjut tidor lagi. ntar jam 6 gue baru bangun n sholat subuh. naif banget gue. dan tentu aja masih banyak lagi contoh lainnya, yang sangat nunjukin bahwa 'ALLAH SAYANG N CINTA MA GUE, TAPI GUE G TULUS NGEBALAS CINTA NYA'. so?? apalagi?? tiap gue mutusin, pengen berubah, kenyataanya tetep sama aja. dan gue sebenarnya takut, kalo Allah memutuskan untuk g sayang gue lagi.

pulang kampung kali ini

baru sebulan gue di bogor, gue pulang lagi ke kampung halaman. hehehe. tak apa. fans-fans gue di semarang dan sekitaranya udah g sabar pengen ketemu gue. dan al hasil libur imlek kemarin gue pulang.
gue pulang naik kereta odong-odong. sempet ngeri juga, karena beberapa hari sebelumnya sodara sesama kereta mengalami kecelakaan yang menyebabkan patah tulang di sekujur tubuh kereta. tapi tak ada pilihan lain, hati gue udah terikat oleh kereta odong-odong ini. dan gue, pulang.
nyampe di semarang jam 4 subuh. berhubung waktu subuh masih setengah jam lagi, gue g buru2 buat tancap gas ke basecamp gue, masjid Baiturahman, Simpang Lima. biasanya gue nodong tukang taksi buat nganterin gue ke basecamp, tapi berhubung itu adalah hari imlek, gue takut kalo ntar tu tukang taksi ngadu sama barongsai. jadi gue urungin acara todong-menodong. toh, gue juga pengen tahu gimana keadaan kota semarang di waktu pra subuh. al hasil, gue jalan kaki. yup, jalan kaki. dari stasiun tawang, mendaki gunung, lewat di lembah, sampe ke simpang lima. jam 4 subuh. sendirian. udah kayak artis g laku gitu. dan dari perjalanan itu, gue tahu satu hal. jalan kaki dari tawang ke simpang lima itu 'capek'.
nyampe di mesjid, hal pertama yang gue tuju adalah 'kamar mandi'. secara gue belum mandi sejak jaman es berakhir. sampe kulit gue menghitam tak terkndali, dipenuhi dengan kerak-kerak jahanam. abis subuh, gue muter2 simpang lima, lanjut ke tugu muda, dan yak, jalan kaki. nampaknya gue bener2 mau ngegedein jempol kaki gue dg jalan kaki. dan tak lama, temen gue, pakdhe faruq datang. dan kami berdua berkeliling di kota semarang di pagi hari. 15 menit kemudian, kita ketemu sama sodara kembar gue, yang udah 7 bulan kagak ketemu. rasanya seperti ketemu sodara kembar gitu.
setelah puas menggosipkan semua makhluk kurang beruntung di bumi ini, akhirnya gue pulang ke kampung, purwodadi tercinta. beruntung semua anggota keluarga ada di rumah. it's nice.
hari sabtu, temen gue, jepun berkunjung ke rumah gue. setelah tersesat, dan marah-marah g jelas sama gue (padahal gue cuman salah ngasih petunjuk), akhirnya beliaunya sampe di rumah. dan hal pertama yang dilakuin jelas, foto2. si jepun nginep di rumah gue. besok pagi nya, kita lanjutkan menghabiskan memory kamera dengan foto2 di waduk yang tak seperti waduk. dan pulang. dan nonton kartun. dan tidor. dan main bola sama anak2 begundal di kampung.
abis dluhur gue ma jepun ke semarang. rencana mau makan bareng pakdhe faruq dan sodara kembar gue, total = 4 makhluk. tapi hasilnya adalah :
1. pakdhe g bisa dateng, ada acara, dan akhirnya diputuskan Blek sebagai pengganti nya. tapi Blek mau bawa pacar. oke lah,
2. sodara kembar gue, tino, g bisa dateng sendiri, secara baru ada temennya di kos. akhirnya temennya itu gue suruh ikut aja. tapi ternyata mereka tak ada motor, jadi tino ngajak temen satu lagi yang bawa motor, dan ternyata motor masih kurang satu, akhirnya gue ngajak pethek. dan karena pethek lama, akhirnya gue ngajak sunti.
3. setelah gue pikir2, cow dan cew nya g imbang neh, maka gue ngajak temen lagi bajus. tapi ternyata si bajus bawa temen lagi, hanik. dan pada akhirnya, si blek ngajak thonk eng, dan ternyata juga si imam dateng.
4. jadi kesimpulannya adalah :
pakdhe (faruq+jepun+gue+tino)-faruq = (blek+tika)+jepun+gue+(tino+mika+bibah+sunti+imam)+(bajus+hanik+thonk enk). ato kalo diterjemahkan ke dalam matematika menjadi:
4-1 = (1+1)+2+(1+4)+(1+1+1)
= 12
but, it's so so so so so joy day!!!
thanks especially for Jepun for your money. hehehe,
dan akhirnya abis maghrib gue ketemu sama pakdhe, (yang dengan setia menemaniku di bawah rintik hujan yang menderu), dan dianter dan ditemenin di tempat bus. dan oke, nyampe bogor jam 8 pagi. dan telat ke kantor. dan sekarang gue di kantor. dan ngantuk berat. dan kerjaan banyak. dan ntar sore kuliah. dan dan dan.

Goals for 2024 !! Bismillah !