::: tunjukilah kami jalan yg lurus [QS 1:6] :::

Dilema Anak Ajaib,

udah lama g nulis, rasanya kayak mau meledak. kayak banyak banget kata-kata yang simpang siur bersliweran mondar mandir kesono kemari yang udah ngebet pengen jalan-jalan keluar tapi ketahan, karena antrian pekerjaan masih panjang. orang bijak, taat pajak. oke, g nyambung. kalimat terakhir. bisa dihapus. well, beneran, g nulis lebih dari seminggu itu rasanya kayak ada di dalam neraka tingkat tujuh belas. tersika batin ini. walaupun sebenarnya juga g ada ide mau nulis apa, g ada kalimat-kalimat yang tersusun rapi di kepala, tapi ribuan kata-kata bertebaran dimana-mana. so, this is it, tulisan g jelas ini adalah hasil dari semua kenyataan yang ada.

kali ini gue mau cerita tentang temen gue. sebut aja namanya Martin Hadiningrat Surya Atmaja, atau disingkat si fulan. jadi makhluk yang satu ini bisa dibilang satu dari sekian banyak temen gue yang masuk daftar 'anak ajaib'. sebenernya gue g begitu setuju dengan sebutan 'anak ajaib'. diskriminatif. kenapa ada anak ajaib, tapi g ada mas-mas manja ajaib, atau om-om genit ajaib. mencurigakan.

kita kembali ke si fulan yang ajaib. jadi gue bilang si fulan ini ajaib karena dia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang seumurannya. bisa dikatakan dia lebih di semua hal, dan bisa melakukan apa saja dengan hasil yang sempurna. mulai dari membaca, berhitung, sampai ngepotong kuku sendiri dia bisa (ini emang dia yang ajaib, apa kita-kita, sebagai temennya yang terlalu idiot ya?). dulu waktu masih sekolah, dia adalah satu-satu nya anak yang sempurna nilai agamanya, amazing di pelajaran kejuruan, mantap di desain, cakep di bahasa inggris, dan hampir semua hal, dia bisa lakukan. Hingga akhirnya sekarang bekerja, dia juga adalah orang yang bisa expert di bidang yang ia kerjakan, walopun belum pernah belajar sebelumnya. bahkan dia diterima kerja dengan pengalaman sangat minim di bidang kerjaannya. tapi liat donk sekarang, belum ada setahun dia udah jadi salah satu tulang punggung perusahaannya. udah melanglang buana kesana-kemari, menjelajah satu kota ke kota lain. nah gue? ke kamar mandi aja gue minta ditemenin. awesome. satu-satu nya kelemahan dia yang gue ketahui sebelumnya adalah 'menyanyi'. pernah dulu waktu masih kelas dua SMK, dia nyanyi lagunya Perterpan, yang ada liriknya 'dan mungkin bila nanti kita kan bertemu lagi,...', e, keluarnya malah kayak orang tilawah Al Quran. beneran. dan itu mungkin satu-satu nya hal yang menurut gue, dia g expert.

waktu berlalu, dan ini menginjak tahun ketiga semenjak gue tahu satu-satunya kelemahan si anak ajaib. seperti biasa, kami ngobrol-ngobrol di sela-sela pekerjaan lewat Yahoo Messenger, ngobrolin hal-hal yang g kalah penting sama obrolan para politikus di tipi-tipi. gini ni misalnya,
gue : 'hai cowok, boleh kenalan?'
si fulan : 'boleh. namanya siapa?'
gue : 'lambe awh',
si fulan : 'bibir ya!',
gue : 'pret',
si fulan : 'prut',
gue : 'hemmm',
ya, kayak gitulah obrolan tingkat tinggi kami (bagi yang merasa pendek, minum oralit segera!). Ato sekedar kirim 'BUZZ!!'. it's amazing talking about antara fulan, si anak ajaib dengan gue, si bibir genit. Dari semua obrolan penting kami, ada satu obrolan yang sangat-sangat menggemparkan dan menggetarkan hati gue waktu itu. yaitu ketika dia bilang,
'ajarin gue belajar nulis'--> udah ditransalate dari bahasa aslinya 'habu ma goru goru bintu'.
mungkin bagi sebagian orang ini biasa aja ya, tapi bagi gue, ini amazing. kenapa? karena :
1. dia adalah anak ajaib,
2. gue adalah bibir genit, tapi sexy,
3. dia minta gue ngajarin dia,
apa kata dunia?? Terus dia lanjut lagi,
'gue pengen belajar nulis diary! gue udah baca blog lo, dan gue pengen bisa nulis semacam diary kayak gitu!'
oke, sampai disini gue nangis darah. ini adalah suatu kehormatan bagi gue, bahwa blog gue dibaca orang. dan orangnya adalah anak ajaib. padahal selama ini gue ngira kalo blog gue bisa menyebabkan orang-orang pingsan seketika karena membaca tulisan g jelas ini.

Dan akhirnya setelah gue diambang kematian (darah gue abis karena terlalu lama nangisnya), si fulan tadi nulis lagi,
'selama ini gue kalo mau nulis diary, pasti hasilnya gini : pagi ini saya badminton, kemudian renang'.
well, sangat padat dan informatif. gue ngebayangin, diary nya si anak ajaib ini pasti awet banget. kejadian sehari bisa ditulis dalam satu kalimat dan g lebih dari dua baris doank. mungkin ini adalah tipe penulisan diary yang cocok buat orang miskin yang kudu berhemat kayak gue. sempet senyum dikit juga sih waktu ngebaca tulisan nya si anak ajaib. paling g, diary gue sedikit lebih kreatif lah dari temen gue ini. contohnya :
'pagi ini, tanggal 16 Maret 2011, saya badminton, kemudian renang'.

Abis itu gue kasih wejangan-wejangan (sebenarnya kalimat-kalimat penyesatan sih) kepada temen gue yang ajaib ini, dan besok gue bilang pengen lihat tulisannya dia lengkap dengan wejangan-wejangan yang udah gue kasih.

Besoknya, gue tambah yakin kalo temen gue ini, si fulan ini, si anak ajaib ini, bener-bener ajaib, dan tidak bisa dipercaya. dari yang awalnya kalimat lugu enam kata untuk sehari,
'pagi ini saya badminton, kemudian renang',

berubah menjadi, satu paragraf yang intinya cuma mau ceritain satu hal g penting,

“Naaakkk..! Setengah 6…”
Setelah menelusuri database suara selama 0.00671940166734998 detik, gue baru tau, itu suara nyak gue.
“Nak..! Udah jam setengah 6 lho…”
Suara kedua. Suaranya masih sama, suara nyak gue. Satu lagi, ternyata udah jam setengah 6.
“Nakk..! Langitnya udah kuning lho..”
Suara ketiga. Masih sama, suara enyak gue lagi.
Bentar, langitnya kuning? Urusan gue apa?
“Nak, langitnya udah merah lho. Mau shubuhan jam berapa?”
Kali ini suaranya beda. Pada pemrosesan pertama, gue nyimpulin itu suara babe gue, ada pedes2nya dikit (cabe lagi mahal).Pemrosesan kedua… Em? Langit merah? Tadi kuning sekarang merah? Ah masa bodoh. Pemrosesan ketiga... Shubuhan? Bentar, apa lagi nih. Kayaknya ngga asing. Kue kah? Makanan kah? Ternyata gue emang lagi kelaperan. Pemrosesan keempat… Ngga tau kenapa tiba-tiba gue tertarik pada kata satu ini setelah jam setengah 6, langit kuning, apalagi langit merah, semuanya ngga gue peduliin kayak anak semut minta makan sama anak ayam (ada yang tanya hubungannya apa? sumpah gue jg bingung). Pemrosesan kelima… Tiba-tiba hawa dingin, gatel-gatel bekas gigitan nyamuk, rasa panas di kulit bekas tabokan tangan sendiri, gatel-gatel di kulit pantat gara-gara maksa pake celana dalem yg udh 3 hari ngga kering-kering, dan…em, rasa kebelet pipis yang sukses ane tahan selama hampir kurang lebih sekitar kira-kira 1 jam 56 menit 37 detik, ngumpul jadi satu kayak anggota DPR mau ngadain sidang ahmadiyah. Ngomong-ngomong tentang ahmadiyah, gimana menurut elo elo. Kalo ane sih mendingan biarin aja. Ntar juga bubar sendiri. Bukannya mereka harus pulang ke rumah masing-masing?
(Dikutip dari Democrazy, MetroTV, Minggu 20 Februari 2011 pukul 21.05 WIB)

Kembali ke lep…top!!
Sampe mana tadi? Oh iya, sampe anggota DPR mau ngadain sidang.

Gue baru sadar setelah berpikir lima kali (lemot amat sih), ternyata dari tadi enyak ‘en babe gue teriak-teriak bangunin gue. Langsung gue berdiri dari tidur tapi ngga pake duduk dulu. Pernah liat prajurit diteriakin komandannya gara2 telat bangun? Nah, persis. Gue baru sadar klo ini udah jam setengah 6. Gue baru sadar klo langit udah berwarna merah. ‘En gue juga baru nyadar klo ternyata ane telat shubuh…-an.

amazing kan? tapi setelah gue pikir-pikir, ini diary apa cerpen? hahaha. apapun lah, yang jelas ini adalah perubahan, dan tidak ada kata lain yang bisa menggambarkan perubahan secepat ini kecuali 'ajaib'.

well, pelajaran yang bisa gue ambil dari cerita g jelas ini adalah mungkin setiap orang emang ditakdirkan untuk tidak sempurna. karena apa? karena dengan kita memiliki kekurangan, kita akan ada motivasi untuk belajar. dan selama kekurangan kita menjadi kelebihan orang lain, maka kita g perlu merasa kurang, karena kita hidup memang untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing.

No comments:

Post a Comment