::: tunjukilah kami jalan yg lurus [QS 1:6] :::

galau lagi

udah hampir dua minggu gue g ngapa-ngapain di kantor. bukan karena g ada kerjaan, tapi karena gue males (oke, udah ketebak ya alurnya? siapin palu dah buat ngegebuk monitor kalo udah muak ma tulisan ini. galau ini ceritanya). kenapa males? karena gue lagi g pengen ngapa-ngapain. gue bosen dengan kehidupan gue. sumpah. gue pengen pergi ke hutan lalu ke pantai sambil memecahkan gelas-gelas biar gaduh, biar mengaduh sampai gaduh!
kerjaan kantor gue udah numpuk banget nget nget. di meja kantor udah penuh dengan kertas catatan yang kudu gue kerjain, yang kini beralih fungsi menjadi kertas gambar (iya, gue gambarin tiap hari, abis pusing ngeliat tulisan mulu), di stycky notes gue juga udah penuh dengan kalimat bertanda seru dengan tanggal yang udah kayak emak-emak bilang 'deadline lo tinggal besok! g dikerjain, gue setrika lo!'. belum lagi tugas kampus yang naudzubillah. Bayangkan sodara-sodara dalam satu minggu diharuskan membuat empat buah laporan tulis tangan yang banyaknya juga amit-amit. belum tugas ini tugas itu yang ngebikin otak gue ngebul. masih juga project lain yang udah kayak bunga di musim semi. tapi sayangnya bunga bangkai. ditambah lagi badan gue yang lagi g fit seminggu ini. dan satu lagi masalah 'pribadi' yang g kalah rumitnya ama rumus-rumus integral. semuanya numpuk dalam satu otak, yang naasnya lagi, 'otak bego'. mending kalo otaknya encer, bisa ngerjain ini 'slah' selesai, 'cyah' rampung. lha ini, otak level kalkulator, disuruh ngerjain tugas nya server NASA, ya kagak nyambung.
tapi untung, masih ada untung (untunglah). gue selalu inget kata sodara kembar gue waktu kita g dapet tempat PKL (pedagang kaki lima --> praktek kerja lapangan) dulu waktu masih sekolah. padahal besoknya kita harus udah PKL. temen-temen yang lain udah dapet tempat, tinggal kami yang belum. dan dalam kebingungan itu, sodara kembar gue nyeletuk 'seminggu lagi aku yakin kita udah ada di tempat PKL'. sama, saat ini gue juga bakal bilang, 'dua minggu lagi semua penderitaan ini akan berkahir'. yang jadi masalah adalah apakah gue kuat bertahan buat 2 minggu ke depan??

MAOISME VS MAHOISME

(Tulisan in hanya becandaan ya. peace!!)

Di dalam ilmu politik dan teori-teori kebangsaan ada yang dinamakan ideologi. Ideologi adalah paham yang dianut oleh seseorang atau sekelompok orang termasuk di dalamnya sebuah negara. Di dunia ada berbagai macam ideologi yang berkembang. Seperti ideologi Liberalisme/ Kapitalisme, Ideologi Sosialis, Ideologi Komunis, Ideologi Pancasila yang dianut oleh negara kita tercinta Indonesia, dan lain-lain.

Nah, pada tulisan ini, kita akan mencoba membandingkan dua ideologi yang dari namanya hampir mirip, namun pada kenyataanya memiliki ide dasar yang sangat berbeda. Kedua ideologi yang dimaksud adalah Ideologi MAOISME dan ideologi MAHOISME.

Ideologi MAOISME adalah bentuk turunan dari ideologi Komunisme yang berkembang di negara-negara sosialis seperti Uni Soviet (kini Rusia, dan negara-negara pecahannya), Cina, Korea Utara, Kuba, Vietnam, dan beberapa negara lain. Ideologi MAOISME ini sendiri dikemukakan oleh revolusioner Cina, Mao Zedong yang inti ajarannya adalah menggabungkan ideologi Komunisme (Marxisme (bukan Narxisme) dan Leninisme) dengan filsafat Tiongkok Cina. Hingga hari ini, ideologi masih digunakan di Cina, meskipun tidak murni lagi.

Berbeda dengan MAOISME yang telah berkembang puluhan tahun yang lalu, ideologi MAHOISME adalah sebuah ideologi baru. Ideologi ini lahir karena adanya fenomena ketertarikan antara dua species manusia yang berjenis kelamin sama, yaitu pria. Fenomena ini sebenarnya telah ada bahkan semenjak zaman Nabi Luth (bangsa Sodom). Namun begitu perkembangan menjadi sebuah ideologi, baru dikenal akhir-akhir ini. Tidak jelas siapa pencetus ideologi ini. Sampai saat ini belum begitu banyak orang yang mengikuti ideologi ini, namun begitu, ideologi ini dipandang cukup membahayakan, karena selain bertentangan dengan prinsip manusia normal, yang menyukai lawan jenis, ideologi ini juga bertentangan dengan ajaran agama, terutama Islam.

Dari penjabaran ini, dapat diambil kesimpulan bahwa, meskipun nama ideologi hampir identik, namun dasar dari kedua ideologi ini sangatlah berbeda. Salah satu yang menjadi kesamaan dari ideologi ini mungkin adalah kedua ideologi ini dilarang berkembang di Indonesia. Indonesia pernah memiliki masa lalu yang kelam dengan ideologi Komunisme dengan PKI (Partai Komunis Indonesia) nya, dan pada puncaknya pada peristiwa G30S-PKI. Tentu saja kita semua tidak ingin hal serupa terjadi lagi. Oleh sebab itu ada baiknya kita waspada terhadap perkembangan ideologi MAHOISME ini. Sekian.


Selamatkan Generasi Muda Bangsa Dari MAHOISME, Demi Indonesia Raya!!

Bersemangatlah pasukan antibodi!!!

halo, gue coco. gue gila (g penting banget),
oke guys,long time no see. gue yang cakep ini lagi sibuk ngasih makan fans-fans gue. belum lagi tanda tangan sana sini (ngebon maksudnya). dan sukseslah dari sabtu kemarin gue tepar.

musibah ini dimulai sejak hari jumat kemarin pas berangkat kulia. sebelumnya gue udah punya perasaan g enak. gue udah metikin bunga mawar satu kebun buat ngitung berangkat engga, berangkat engga, tapi hasilnya tetep aja gue berangkat kulia. pas gue berangkat dari kantor, cuaca cerah diliputi hangatnya sinar mentari, dan angin berhembus yang sepoi-sepoi. tapi sayang, alam berkehendak lain (emang susah kalo punya alam yang masih labil gini). tak dinyana tak diduga, mendung datang menutupi senyuman sang mentari. dan jadilah hujan. dan gue kehujanan. dan sumpah, dingin banget. nyampe kampus gue udah mriang2 gitu, dan naasnya mata kuliah hari itu adalah fisika, bab listrik AC. mampus lo. air+listrik jadinya ya nyetrum. jadilah badan gue kesetrum, dan sakit.

dalam keadaan sakit, sebagai orang normal, harusnya gue istirahat, tapi berubung gue kan artis, yang notabene bukan orang normal, gue g mau donk nyerah cuman karena sakit cemen kayak gini. meski suara seksi gue udah kayak bunyi knalpot, kepala dikit pusing, dan batuk-batuk (batuk? dikomix aja!), gue tetep beraktifitas seperti biasa. dan satu prinsip gue, gue g mau minum obat, kecuali sakit yang tidak ada cara lain untuk menyembuhkan, kecuali dengan obat tersebut. dan gue yakin, mriang kayak gini bakalan sembuh dengan sendirinya. nasib orang emang siapa tahu. sabtu ini gue tetep kuliah. siangnya gue ke bekasi sampe maghrib. dan ikutan rapat kecil bareng anak-anak kampus (gue jadi microphone) yang selese jam 8 malem. dari situ gue pulang, nyampe rumah jam setengah 10 malem. belum selese, gue kudu bikin tugas buat kulia besok sampe jam setengah 11. jam segitu sebenernya gue masih pengen nonton tipi. tapi ternyata badan gue udah g kuat lagi. dan akhirnya tidor.

Besoknya gue ada jadwal kuliah jam 9 pagi. itu artinya gue kudu berangkat dari rumah jam 8 pagi. dan naas sekali lagi, gue bangun jam setengah 8 pagi, dengan kepala nyut-nyutan, dan batuk yang semakin menjadi. gue masih g mau nyerah dan tetep beraktifitas kayak biasa tanpa peduli dengan keadaan badan gue. Dan jam 2 siang, gue udah nyerah. badan gue udah g kuat. gue pulang (padahal hari itu masih ada futsal), dan tidor sampe maghrib. pas bangun, kondisi badan geu masih berubah. tapi karena prinsip bahwa g boleh nyerah sama sakit, abis maghrib gue tetep maksain buat ngerjain tugas matematika, karena emang tugas gue udah banyak banget. n gue yakin gue g akan sembuh kalo tugas ini g kelar semua. sampai jam 10 tugas matematika baru kelar, dan nonton bola sampe jam 11 malem. abis itu gue bener-bener udah tepar. pertahanan gue udah tinggal 5%.

sampai hari ini, gue masih belum bener-bener fit. gue masih belum minum obat, dan tugas satu per satu udah mulai kelar (walopun dikerjain dalam keadaan seperti ini, pasti hasilnya g maksimal). gue cuman berharap pasukan antibodi gue bisa bertahan dan menang melawan virus-virus ini. semangat pasukan antibodi!!!

Hidup Setelah Kematian

'setiap makhluk bernyawa akan mati', begitulah Al Quran menjelaskan bahwa tak ada yang abadi di dunia ini kecuali Allah semata. Sehebat apapun manusia berusaha untuk menghindar dari kematian, baik melalui ilmu sains hingga ilmu klenik sekalipun, manusia tidak akan berhasil, karena Allah juga telah menjelaskan bahwa 'meskipun manusia bersembunyi di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, ketika ajal menjemputnya, maka ia tak akan bisa menghindar'.

Setelah mati, ada dua kemungkinan yang akan dialami oleh manusia, yaitu apakah mereka cukup hebat untuk dikenang dan tetap 'hidup setelah mati' atau mereka akan diacuhkan setelah kematiannya. Banyak tokoh-tokoh di dunia ini yang 'nyatanya' tetap hidup setelah kematiannya. Lihat saja Nabi Muhammad SAW, Nabi Besar orang Islam. Meskipun beliau telah wafat lebih dari 14 abad yang lalu, namun namanya tetap didengung-dengungkan hingga saat ini. Pengaruhnya menyebar ke seluruh penjuru dunia, hingga memiliki lebih dar 1,5 miliar lebih yang mengikuti ajarannya. Atau Yesus, atau Buddha, atau Soekarno, bahkan hingga Hitler sekalipun. Yah, meskipun orang seperti Hitler, Firaun, dan lain-lain dikenal sebagai sosok antagonis, namun nama mereka tetap dikenang jauh setelah kematian mereka. Inilah yang saya sebut dengan 'hidup setelah mati'.

Tentu saja kita tidak ingin dikenang sebagai orang yang setelah kematiaanya diolok-olok, namanya didengung-dengungkan, namun bukan sebagai orang yang berjasa, tapi sebaliknya sebagai orang yang nista. Lalu bagaimana agar kita dapat 'hidup setelah mati' dan nama kita didengungkan sebagai orang yang 'benar'?? Hanya satu jawabannya 'berbuatlah benar melebihi orang pada umumnya'. Mengapa harus dua syarat? Yang pertama, untuk bisa dikenang, kita harus memiliki sesuatu yang lebih dari yang lain. Orang tidak akan mengenang kita, apabila kita tidak meninggalkan apapun bagi mereka. Entah itu penginggalan yang bermanfaat ataupun yang membahayakan sekalipun. Yang jelas, agar nama kita bisa hidup setelah kematian, kita harus berbuat lebih dari orang-orang pada umumnya. Nah, syarat ytang kedua inilah yang menetukan, apakah nama kita akan dikenang setelah kematiannya sebagai tokoh yang berjasa atau tokoh yang nista. Maka, tidak salah jika syarat yang kedua adalah berbuat benar. Karena hanya orang yang berbuat benarlah yang akan dikenang sebagai sosok yang berjasa.

Orang-orang hebat seperti Nabi Muhammad, Newton, Einsten adalah orang biasa,namun mereka melakukan sesuatu yang lebih dari orang pada umumnya. Nabi Muhammad menyebarkan ajaran Islam yang pada waktu itu sangat bertentangan dengan kepercayaan orang Arab pada umumnya. Nabi Muhammad mengajarkan tentang ke-Esa-an Allah, sementara msyarakat Arab pada waktu itu adalah politheisme. Nabi Muhammad mengajarkan untuk menghormati wanita, sementara pada waktu itu, wanita tak lebih dari sebuah ‘barang’. Tentu saja, pertentangan dialami oleh Sang Nabi. Kecaman, hinaan, bahkan siksaan diterima oleh Nabi dan para sahabat. Namun Nabi tetap kukuh pada kepercayaanya. Sebelum Nabi Muhammad, saya yakin ada orang yang juga berpikiran sama atau setidaknya menjalankan apa-apa yang mirip dengan ajaran Nabi dan tidak cocok dengan kepercayaan Arab. Namun begitu, mereka tidak berani bertindak lebih seperti apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Hasilnya, dunia tidak mengenalnya.

Newton adalah ilmuwan biasa. Pada masanya banyak pula ilmuwan yang mungkin setara dengan Newton. Namun berkat kejeliannya mengamati alam dan bekerja lebih keras dari ilmuwan pada umumnya, kini namanya dikenang sebagai Bapak Fisika Modern.
Soekarno, Bapak Bangsa Kita adalah orang biasa. Pada zamannya ada banyak tokoh yang mungkin lebih hebat dari beliau. Sebut saja Radjiman Widyadiningrat, Hatta, Soepomo, M.,Yamin, dan tokoh-tokoh hebat lain. Namun begitu, mengapa Bung Karno yang kita kenal sebagai Bapak Proklamator? Tidak lain adalah karena kegigihannya yang sedikit lebih dibanding dengan tokoh-tokoh lainnya.
Dari uraian ini, harusnya kita dapat mengambil pelajaran. Bahwa untuk bisa hidup setelah mati memang bukan hal yang mudah. Namun juga bukan hal yang mustahil karena kita hanya butuh bertindak benar lebih dari orang lain, maka nama kita akan dikenang oleh orang-orang setelah kita. Tokoh-tokoh besar seperti Nabi Muhammad, Newton, Bung Karno, dan lain-lain telah membuktikan bahwa ini mungkin. Maka, tidak mustahil pula bahwa kita juga bisa melakukan hal yang sama di bidang kita masing-masing.

Sebagai penutup tulisan ini, saya mengutip qoute dari Manga Bakuman. Di dalam komik tersebut, tokoh utama, Mashiro ingin menjadi seorang Mangaka yang hebat. Berikut adalah tekad kuat Mashiro.
“semua orang bekerja keras, sementara beberapa orang bermain video games. Aku akan bekerja keras agar karyaku diakui”

Kekuatan Harapan dan Impian

bagi yang suka serial anime One Piece pasti tidak asing dengan tokoh Luffi, si Kapten Bajak Laut Topi Jerami. Luffi adalah seorang remaja yang memiliki impian menjadi seorang Raja Bajak Laut. Ia terkenal karena memiliki impian dan harapan yang kuat. Secara kemampuan sebenarnya Luffi tidak terlalu spesial, bahkan ia sering kali kalah melawan musuh-musuhnya. Namun semangat, tekad, harapan, dan impiannya selalu menjadi senjata yang tak mudah dikalahkan. Pada tulisan ini saya cuplik kisah bagaimana ketika Luffi hendak menyelamatkan kakaknya, Portgas D Ace. Pada waktu itu, Ace ditangkap oleh Angkatan Laut, dan hendak dijatuhi hukuman mati beberapa hari lagi. Luffi yang mendengar hal itu, langsung bertekad untuk menyelamatkan Ace dari hukuman tersebut. Namun, ketidakwaspadaanya dan ketidakpeduliannya terhadap siapa musuh dan bagaimana medan, membuat ia harus mengakui kehebatan lawan-lawannya, terutama Magellan, Kepala Penjara yang memiliki kemampuan mengeluarkan racun dari tubuhnya. Karena kelelahan dan luka yang diderita sebelumnya, Luffi akhirnya terkena racun Magellan di sekujur tubuhnya yang membuatnya akan mati dalam beberapa saat lagi. Ia sudah tak kuat melawan, bahkan tubuhnya pun sudah tak berbentuk, ketika Evario Ivankov, yeng memiliki kekuatan hormon menolongnya. Ivankov mengatakan bahwa kemungkinan Luffi terselamatkan adalah 0,001 %, karena racun sudah sangat sulit dilawan oleh hormon antibodi Luffi. Ivankov hanya bisa membantu dengan menciptakan dan memperbanyak hormon-hormon penyembuhan tersebut, namun itu tidak akan bekerja apabila Luffi tidak memiliki semangat untuk hidup. Di luar dugaan, semangat dan tekad Luffi untuk menyelamatkan saudaranya telah mengalahkan penyakitnya, Dan akhirnya Luffi pun selamat dari kematian. Namun begitu, keadaan Luffi tak mungkin bisa bertarung lagi selama paling tidak sebulan, untuk pemulihan keadaan. Namun Luffi tidak peduli dengan keadaanya, ia hanya peduli bagaimana menyelamatkan Ace. Dan akhirnya, dengan tekad dan harapan itu, Luffi masih tetap dapat bertarung, bahkan melawan Admiral tertinggi Angkatan Laut, Kizaru dan Aokiji yang kekuatannya jauh di atas Luffi. Namun, dengan kekuatan harapan nya, Luffi berhasil membebaskan Ace, walau pada akhirnya Ace harus mati di tangan Aokiji demi menyelamatkan Luffi, yang sudah benar-benar tidak bisa bertarung lagi.

Nah, dari kisah ini memberi kita pelajaran bagaimana seseorang dengan harapan dan tekad yang kuat, dapat bertahan bahkan melawan kematiannya. Seberapa penting harapan dan impian itu? saya katakan, harapan dan impian adalah salah satu kekuatan terbesar yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Dengan harapan dan impian, manusia akan memiliki semangat untuk melakukan sesuatu, dengan impian seseorang akan terpicu untuk mencapai impiannya tersebut. Contoh nyata dari besarnya harapan ini adalah bagaiman Ibunda dari Prita, mengumpulkan uang demi koin untuk anaknya yang harus menjalani cangkok hati di usia balita. Ibunda Prita tidak menyerah dengan keadaan tersebut, ia terus mancari dana untuk operasi putrinya tersebut. Dan harapan itu akhirnya terkabul lewat gerakan Koin Untuk Prita. Dengan semangat dan harapan yang tinggi, Ibunda Prita menyuarakan harapan dan bantuanny dari masyarakat luas agar bersedia membantu Prita. Dan semnagat inilah yang kemudian menjadi kekuatan yang bisa menyentuh hati setiap orang yang peduli. Dan Tuhan menjawan harapan dan kerja keras Ibunda Prita.

Kisah lain digambarkan oleh Ikal, Arai, dan jimbron dalam novel Sang Pemimpi. Bagaimana ketiga bocah itu berjuang demi mimpinya untuk belajar di Perancis, sementara ekonomi mereka morat-marit. Namun sekali lagi Tuhan menjawab impian dan harapan mereka, dengan kerja keras akhirnya Ikal dan Arai dapat kuliah di Universitas Sorbone, Paris, Perancis. Belum lagi kisah nyata dari seorang Oprah Winfrey yang berjuang dari kemiskinan dan akhirnya menjadi salah satu wanita terhebat di Amerika, bagaimana JK Rowling berjuang dari ekonomi dan kehidupannya yang kocar-kacir menjadi salah satu penulis paling terkenal di seluruh dunia, yang tulisannya telah beredar di seluruh dunia.

Tentu saja harapan dan impian hanyalah sebuah target. Dan tidak akan pernah tercapai tanpa usaha dan kerja keras. Ikal dan Arai tidak akan sampai di Sorbone, jika mereka hanya bermimpi tentang Sorbone tanpa ada usaha dan belajar dengan keras. Luffi juga tidak akan bisa menjadi seorang Raja Bajak Laut, jika tidak berusaha dan berlatih dengan keras. Sebaliknya, orang yang hanya bekerja keras tanpa memiliki impian, hidupnya akan hambar, dan bekerja hanya akan menjadi beban. Tidak akan ada tantangan, dan hidup macam apakah yang tidak ada tantangannya?? Untuk itulah, mimpi, harapan, dan cita-cita harus disandingkan dengan usaha dan kerja keras.

Di akhir tulisan ini, saya akan mengutip qoute dari Doni Dirgantoro, dalam novelnya 5 Cm
"Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh di sini, di depan kening kamu, jangan menempel, biarkan dia MENGGANTUNG, MENGAMBANG 5 cm di depan kening kamu jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu"

"Kemudian yang kamu perlukan hanyalah kaki yang akan melangkah lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan melihat lebih lama, leher yang akan lebih sering mendongak, tekad yang setebal baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras serta mulut yang selalu berdoa."

Kesepian di tengah keramaian,

'kesepian di tengah keramaian', kata-kata ini sering terdengar di saat dulu kita belajar Majas di pelajaran Bahasa Indonesia waktu sekolah dulu. Kesepian di tengah keramaian mungkin adalah kalimat yang sering atau mungkin satu-satu nya kalimat yang dipakai sebagai contoh dari majas Paradoks, yaitu majas yang mengandung dua kata/ ungkapan yang bertentangan. Nah, disini kita tidak akan membahas tentang majas paradoks tersebut, karena saya sendiri juga tidak begitu paham tentang dunia permajasan. yang akan kita bahas dalam coretan ini adalah, makna sebenarnya dari 'kesepian di tengah keramaian', bukan majas, tapi nyata.

kesepian adalah perasaan merasa sendiri dan kadang-kadang hampa. Menurut pendapat pribadi saya, kesepian itu bisa timbul karena dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor Eksternal atau faktor yang berasal dari luar adalah penyebab kesepian yang umum terjadi kepada seseorang. Faktor eksternal in biasanya tidak berpengaruh secara langsung kepada si penderita kesepian, karena faktor ini akan melanda keadaan dan lingkungan di sekitar penderita, dan secara tidak sadar, si orang tersebut juga akan terpengaruh terhadap kekuatan alam di sekitarnya tersebut. Contoh paling mudah dari faktor ini adalah, ketika si A putus hubungan dengan si B setelah berpacaran bertahun-tahun. Pada masa-masa ketika mereka masih bersama, setiap hari nya si A selalu ditemani si B. Ada perasaan bahwa sesendiri apapun saya, kekasih saya akan selalu ada buat saya. Paling tidak, ketika si A ingin ngobrol, si B akan setia mendengarkan, atau ketika si A ingin pergi ke suatu tempat, si A akan minta si B untuk menemani. Walaupun mungkin si B tidak bisa menemani si A, tapi paling tidak telah ada komunikasi antara si A dan si B, yang telah memecah kesepian utama si A. Nah, di saat mereka putus, dan si A merasa kesepian, maka si A tidak punya tujuan pemecah kesepiannya lagi. akhirnya kesepian itu menumpuk dan menumpuk, dan akhirnya memuncaklah rasa kesepian itu. Dan itulah arti kesepian yang sebenarnya. Maka, tidak aneh apabila seseorang yang baru putus dengan pacar atau kekasihnya, akan merasa sangat tersiksa, karena rasa kesepiannya menggunung dan tidak ada yang memecahkannya. Lalu, bagaimana menyelesaikannya? Seperti penyebabnya, kesepian yang terjadi dari luar, maka pemecahannya adalah dari luar pula. Misalnya, apabila Anda merasa kesepian karena tidak ada teman ngobrol, maka pemacahan yang paling utama adalah mencari lawan bicara. dalam kasus seperti ini, biasanya istilah 'kesepian di tengah keramaian' tidak akan berlaku. Karena kesepian jenis ini akan sirna ketika menemukan keramaian. Karena memang keramaianlah obatnya.

Faktor yang kedua adalah faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Kesepian jenis ini adalah kesepian yang sedikit berbahaya, karena biasanya tidak nampak dari luar. Berbeda dengan kesepian karena faktor eksternal yang akan nampak tanda-tandanya baik dari raut muka, tingkah laku, dan sebagainya. Kesepian karena faktor internal biasanya tidak mudah terdeteksi oleh orang di sekitarnya. Ditambah lagi, biasanya orang yang mengalami kesepian jenis ini adalah orang yang pendiam dan penyendiri. Jadi orang di sekitarnya tidak akan bisa membedakan antara jika ia merasa kesepian atau ini adalah sikap biasanya. Sebagai contoh, saya punya teman yang mengalami kesepian jenis ini. sebut saja namanya Cakra. Cakra ini dalam kesehariannya terkenal sebagai orang yang pendiam dan penyendiri. Ia lebih suka membaca buku di rumah daripada bercengkerama dengan teman sebayanya. Suatu hari, Cakra bercerita kepada saya bahwa sebenarnya dia merasa kesepian, tapi tidak tahu bagaimana mengatasinya. Ia tak mungkin tiba-tiba bermain bersama teman-temannya, karena tak akan ada bedanya. Teman-temannya tidak akan menganggapnya ada, karena memang Cakra tidak banyak berbicara. Jika Cakra berusaha berbicara pun, topik yang dibicarakannya pun akan itu-itu saja, sehingga teman-temannya akan merasa bosan dan akhirnya meninggalkannya. Sulit bagi Cakra untuk bergaul dengan teman-temannya. Bukan karena ia tak mau, tapi karena tak ada yang mau menerimanya atau membantunya. Di saat kesepian seperti itu (sebelum bertemu saya, kebetulan saya juga senasib dengan Cakra), Cakra menciptakan dunianya sendiri. Dimana disana ada teman-teman hayalannya yang bisa memahaminya. Dimana ia bisa diterima. Dimana ia tak harus berusaha lebih untuk memiliki teman. Di satu sisi, ini bagus, karena dengan begitu kesepiannya terpecahkan. Tapi di sisi lain ini sangat berbahaya, karena jika Cakra terlalu asik dengan dunia hayalannya, ia akan lupa bahwa ada dunia nyata. Dia akan menjadi benar-benar sendiri. Tidak hanya merasa, tapi benar-benar sendiri, sehingga jika ada di tengah masyarakat, ia akan merasa ini bukan dunianya, dan kesepian yang lebih besar akan melandanya. 'kesepian di tengah keramaian'. Meskipun sekarang teman saya ini sudah mulai bisa bercengkerama dengan teman-teman sebayanya, tapi ia masih belum bisa meninggalkan teman-teman di dunia hayalnya. Dan apa obat paling mujarab dari kesepian jenis ini? Jawabannya adalah ia harus menemukan orang yang bisa memahami mereka lebih, dan orang itu harus bisa menjaga diri agar tidak terbawa ke dunia si penderita kesepian. Bagaimana jika tidak bisa menemukan partner seperti itu? ada dua opsi, ia akan sadar sendiri bahwa ia punya dunia yang nyata dan mulai meninggalkan dunia hayalnya, atau akan tetap terpuruk di dunia hayalnya karena hanya itulah satu-satunya cara untuk menghilangkan kesepiannya.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bahayakah jika orang merasa kesepian? Dalam batas wajar, itu normal. Karena seseorang butuh variasi. Orang tidak akan merasa senang jika tidak pernah merasakan sedih, dan orang tidak akan merasa nyaman dan diterima sebelum merasakan kesepian dan ketertolakan. Tapi apabila kesepian seseorang menjadi sudah tidak terkontrol, maka ini akan menjadi sangat berbahaya. Sebagai contoh si Cakra tadi. Apabila ia tidak menemukan cara yang tepat untuk memecahkan kesepiannya, maka ia akan terus terbelenggu di dalam dunia hayalnya, dan akhirnya akan semakin terpojok dari dunia nyatanya. Atau ekstrimnya, biasanya orang yang merasa sangat-sangat kesepian akan menganggap bahwa dirinya tak berarti lagi, dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Sudah banyak contoh orang bunuh diri karena kesepian, entah kesepian karena putus cinta, karena ditinggal pergi orang terkasih, atau bahkan kesepian karena dirinya sendiri yang merasa sepi, meskipun ada di tengah-tengah keramaian.

Tanggung Jawab Siapa . . .?

beberapa saat yang lalu saya melihat tayangan 'Jika Aku menjadi' yang ditayangkan di Trans TV. Saya memang sering melihat acara tersebut, dan setiap melihat tayangan tersebut pasti saya menangis. Rasanya miris sekali, bagaimana di luar sana banyak orang yang tidak berkecukupan menghadapi hidup. Hari itu adalah episode dimana seorang mahasiswi mencoba menjalani hidup dengan sepasang suami istri tua di Yogyakarta. Sang suami adalah seoarang kakek yang sudah tidak kuat bekerja berat lagi, karena selain umur yang sudah 90 tahun, si kakek juga menderita satu penyakit. Sementara si istri adalah seorang nenek yang usianya sekitar 80an yang harus bekerja keras apapun itu, demi mencari sesuap nasi untuknya, sang kakek, dan tambahan satu balita yang ditinggal ibunya, sementara ayahnya telah meninggal. Sebelum ayah dari balita ini meninggal, dia lah tulang punggung keluarga. Namun semenjak kematian anak dari kakek-nenek ini, beban hidup pun menjadi tanggungan si emak. Sementara anak-anak yang lain, entah pergi kemana, dan tak pernah sekalipun pulang menjenguk kedua orang tuanya yang telah renta ini. setiap hari si nenek bekerja sebagai pemarut kelapa yang dihargai 25ribu rupiah untuk 25 kg kelapa. Dan jika ada permintaan, si nenek juga bisa menjadi kuli isi kasur, yang tugasnya memasukkan kapas ke dalam kasur, dengan upah yang tak lebih baik dari memarut kelapa. Belum lagi bagaimana sedihnya si nenek, ketika tak bisa membelikan susu untuk si bayi, dan kadang-kadang hanya diberi air putih ditambah gula, atau tajin (air beras). Kesedihan lebih terpancar lagi ketika si mahasiswi yang menginap di rumah pasangan kakek-nenek ini harus pulang. Bagaimana si nenek sangat berharap bahwa si mahasiswi bisa tinggal menemani si nenek lebih lama, karena tak ada satu pun anaknya yang sudi menengoknya, apalagi merawat mereka di kala senja. Dan saya pun menangis saat itu.

ketika tayangan ini selesei, saya pindah channel ke stasiun TV yang setiap hari menayangkan berita politik, penguasa, dan politik negara ini yang sangat sangat amburadul. mereka bicara tentang kemiskinan seolah-olah mereka prihatin, mereka bicara tentang jaminan sosial dan kesehatan, padahal setiap orang menyerahkan kartu jamkesmas langsung ditolak dari rumah sakit. Apa mereka tahu itu? Mereka bilang, akan menindak setiap rumah sakit yang menolak jamkesmas, mereka bilang akan mengentaskan kemiskinan, mereka bilang bla bla bla. Tapi saya yakin, mereka tak pernah langsung turun ke masyarakat melihat keadaan yang sebenarnya.

Melihat kedua fenomena ini, saya tergelitik untuk membuka UUD 1945. rasa-rasanya dulu waktu SD-SMP saya pernah membaca satu pasal yang menjamin kehidupan para fakir miskin. Dan setelah mencari kesana kemari, akhirnya ketemu juga, Pasal 34 UUD 1945. Dan beginilah bunyinya :

Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

dalam pasal ini jelas tertulis bahwa Fakir Miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Nyatanya?? Masih ada tu nenek miskin yang harus menanggung dirinya, suaminya, dan seorang balita. Lalu, dimana negara??? Apa para penyelenggara itu tidak malu ketika mereka digaji 40jt lebih + fasilitas yang wah + mobil dan rumah dinas + tunjangan-tunjangan + lain-lain, sementara yang menggaji mereka adalah si nenek yang tetap diwajibkan membayar pajak, padahal untuk hidup saja susah. dimana letak tanggung jawab mereka??

sebagai penutup tulisan ini, saya akan mengambil cuplikan cerita bagaimana Sayyidina Umar memimpin Islam di masanya. Pada suatu hari, sayyidina Umar bin Khattab ingin mengetahui apakah rakyatnya sudah benar-benar hidup layak atau belum. Hingga sampailah Umar ke rumah seorang janda dengan beberapa orang anak. Si anak terus saja menangis karena kelaparan. Sementara si ibu, terus menerus bilang kalau nasi sedang dimasak. Penasaran, Umar pun bertanya kepada si janda. 'wahai ibu, kenapa si fulan menangis terus?'. jawab si ibu, 'dia kelaparan'. 'kenapa tak kau beri makan?'. lalu si janda membuka tutup kuali yang dimasak si ibu, dan Umar pun kaget bukan main, ketika didapatkannya yang dimasak si janda adalah sebuah batu. 'Apakah kau memasak batu wahai Ibu?', tanya Umar terkaget-kaget. si ibu hanya mengangguk. 'Kenapa??', tanya Umar lagi. lalu si janda pun menjawab,
'Aku memasak batu-btu ini untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin Khattab. Ia tidak mau melihat ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi belum. Lihatlah aku.Aku seorang janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku pun kusuruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rejeki. Namun ternyata tidak. Sesudah magrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut yang kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan kuisi air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar ia bangun dan menangis minta makan'. Ibu itu diam sejenak. Kemudian ia melanjutkan, “Namun apa dayaku? Sungguh Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya.” Mendengar penuturan itu, Umar bin Khattab segera pulang ke kerajaan sambil berlinangan air mata. Saat itu pula, ia ambil karung makanan di gudang kerajaan, dan memikul sendiri karung itu untuk diberikan kepada si Janda.

Pengaruh Pandangan Hidup Terhadap Kehidupan

sebelum membahas tentang bagaimana pandangan hidup mempengaruhi kehidupan, mari kita simak cuplikan artikel berikut (dari id.wikipedia.org)

"Teori Darwin telah memasuki benak Hitler, bahkan meresap sampai ke tulang sumsum. Hal ini amat terasa dalam bukunya Mein Kampf (Perjuanganku). Ia menyamakan ras non-Eropa sebagai kera."

"Tak lama setelah berkuasa, Hitler menerapkan teori itu dengan tangan besi. Orang-orang lemah mental, cacat, dan berpenyakit keturunan dikumpulkan dalam ‘pusat sterilisasi’ khusus. Karena dianggap parasit yang mengancam kemurnian rakyat Jerman dan menghambat kemajuan evolusi, maka atas perintah rahasianya, dalam waktu singkat mereka semua dibabat habis."

"Masih dalam eforia teori evolusi dan egenika, Nazi menghimbau muda-mudi berambut pirang bermata biru yang diyakini mewakili ras murni Jerman supaya berhubungan seks tanpa harus menikah. Pada 1935, Hitler memerintahkan didirikannya ladang-ladang khusus reproduksi manusia. Di dalamnya tinggal para wanita muda yang memiliki ras Arya. Para perwira SS (Schutzstaffel) sering mampir ke sana untuk berbuat mesum dengan dalih egenika. Para bayi yang lahir kemudian disiapkan menjadi prajurit masa depan ‘Imperium Jerman’."

sehubungan dengan pandangan hidup, pelajaran apa yang dapat kita ambil dari cuplikan artikel di atas? ketika Hitler berpandangan bahwa ras Arya Jerman adalah ras terbaik, dan manusia di luar ras tersebut dianggap kera, maka Hitler menerapkan pandangan hidup nya itu ke dalam dunia nyata, atau ke dalam kehidupannya. Pandangan hidup Hitler benar-benar menjadi tumpuan kehidupan Hitler. Lalu apa yang salah? Tidak ada yang salah. Tergantung dari mana kita memandangnya, dan bagaimana pandangan hidup kita.

Setiap orang di dunia pasti memiliki pandangan hidup. Apalagi bagi orang-orang yang memiliki cita-cita. Saya katakan disini 'bagi orang-orang yang memiliki cita-cita', karena pada dasarnya tidak semua orang memiliki cita-cita. atau belum memiliki cita-cita. Cita-cita adalah salah satu faktor terkuat seseorang menentukan pandangan hidupnya. Sewaktu saya SMP dulu, saya mempunyai teman yang bercita-cita ingin menjadi Presiden. ketika SMK, kebetulan kami satu sekolah lagi, dan ketika saya tanya, apa cita-citanya, dia akan menjawab dengan mantap 'saya inginm menjadi Presiden', dan sekarang pun saya yakin jawaban teman saya ini akan tetap sama. Cita-citanya menjadi seorang Presiden, telah mempengaruhi bagaimana teman saya ini memandang kehidupannya. Bahwa negara adalah yang utama dan pertama. Berbeda denga teman saya yang lain. teman saya ini sangat sangat sangat agamis. sehingga apapun yang ada di sekitarnya, akan dipandang menurut kacamata agama. Nah, serunya adalah ketika kedua teman saya ini berdebat tentang permasalahan-permasalahan di negara ini, pasti tidak akan bertemu satu penyelesaian. Misalnya, ketika ada pertanyaan, 'Rokok itu membahayakan kesehatan manusia. Tapi ada jutaan orang bergantung pada industri rokok. Bagaimana Anda memandangnya?', maka teman saya yang ingin jadi Presiden akan menjawab, 'ada dua opsi. pertama, kita bangun pabrik baru non rokok, baru setelah semua tenaga kerja terserap, pabrik rokok ditutup. opsi kedua, biarlah pabrik rokok berdiri, toh pilihan tetap ada di tangan konsumen, untuk membeli atau tidak'. sedangkan teman saya yang agamis, akan dengan tegas menjawab 'tutup pabrik rokok sekarang juga. Masalah jutaan karyawan, serahkan pada Allah. Karena Allah akan memberi rezeki kepada manusia, dari jalur yang tidak disangka-sangka'.

Dari cerita dii atas, bagaimana menurut Anda?? siapa yang benar?? apakah teman saya yang negarawan atau yang agamis? Pandangan mana yang akan Anda pilih? menurut kacamata negara atau agama? Saya pribadi mengatakan, tidak ada yang salah. dan keduanya benar. kenapa? karena mereka berdua yakin akan apa yang mereka perjuangkan. Mereka berdua yakin pada pandangan hidup mereka. Sehingga wajar kalau apa yang mereka utarakan sejalan dengan apa yang mereka yakini sebagai pandangan hidup mereka.

Hal ini juga berlaku bagi pemeluk agama. agama Islam misalnya mengakui kalau Nabi Isa adalah salah satu Nabi besar yang wajib dihormati. Sementara umat Nasrani memandang Nabi Isa sebagai Tuhan. Di dalam Islam, apa yang dilakukan umat Nasrani tentu saja salah. Begitu juga dengan umat Nasrani pasti menganggap apa yang diyakini umat Islam juga salah. Tapi apa boleh kita menyalahkan keduanya? atau membenarkan keduanya? Untuk itulah Allah berfirman 'agamaku adalah agamaku. agamamu adalah agamamu. aku tidak menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pula menyembah apa yang aku sembah'. dari ayat ini jelas, bahwa kita tidak boleh membandingkan pandangan hidup Pandawa dan Kurawa, Yudistira dan Dursasana, Sri Rama dan Rahwana. Karena setiap orang bebas memilih pandangan hidup masing-masing. Tugas kita hanyalah untuk menghormati perbedaan masing-masing.

Tugas IBD 11 - Manusia, Hidup, dan Kematian

A. Hidup
1. Pengertian Hidup
Pengertian Hidup Yang Beragam
Kalau kita browsing untuk mengetahui opini orang2 tentang pengertian hidup … … ampuuun banyak yg bingung dan tak menentu arahnya. Ada yang pengertian hidup jomblo itu susah – mau hidup merit bingung, pengertian hidup untuk uang – uang untuk hidup, pengertian hidup itu u/ dinikmati – tapi pas sakit bingung, bahkan tidak sedikit yg hidupnya hampa walau sudah banyak yg dimilikinya.

Pengertian Hidup Semu
Kenapa sampai kita bingung akan pengertian hidup? Banyak alasannya, tapi ada satu persamaan, kencenderungan kita untuk menggunakan pikiran kita sendiri akan pengertian hidup itu untuk apa. Begitu mengambil kesimpulan sendiri akan pengertian hidup itu u/ apa, lahirlah harapan, standar penilaian, sudut pandang, bagaimana melihat hidup ini. Dan lebih parah lagi, diyakininya sebagai kebenaran yg mutlak ( sikap pikiran “aku benar” ). Tapi pas dihadapkan di realita, gubrak!! Terjadi ketidak sesuaian, dan timbulah kebingungan dan kekecewaan. Besar kekecewaan itu tergantung seberapa jauh jarak antara realita dan harapan kita. Semakin jauh ya semakin frustrasi saja tentunya.

Pengertian Hidup Berdasarkan Prinsip Alam

Orang orang yg memiliki pengertian hidup berdasarkan prinsip alam kehidupan yg ada cenderung bahagia. Mereka paham bahwa semakin mereka hidup selaras dgn sistem kehidupan yg universal, semakin makmur dan bahagialah mereka.
Pengertian hidup sukses, hukum kepemimpinan, sebab akibat, hukum daya tarik, sikap positif, peremajaan sikap dan seterusnya, merupakan hal penting bagi orang2 ini untuk di pelihara dan di lakukan.

2. Pengertian Hidup Menrut Al-Quran
Masa hidup manusia terbagi dua (QS 40/11), hidup pertama adalah di dunia kini dan hidup kedua berlaku di akhirat. Kedua macam hidup berlaku dalam keadaan konkrit.
Berbagai macam ajaran mengenai hakekat hidup dan tujuan hidup telah berkembang. Masing-masing berbeda tentang pengertian dan tujuan hidup. Hanya Al Qur’an lah yang dapat menjelaskan arti dan tujuan hidup manusia secukupnya sehingga dapat dipahami oleh setiap individu yang membutuhkannya.

Orang atheis mendasarkan doktrinnya atas teori naturalism tidak dapat memberikan alasan kenapa adanya hidup kini, kecuali sebagai kelanjutan dari hukum evolusi pada setiap benda yang sejak dulu telah mengalami perubahan alamiah. Sementara mereka berbantahan pula mengenai hukum evolusi itu sendiri disebabkan banyaknya benturan (dead lock) dalam analysa dan teorinya.

Benturan itu mereka namakan Missing Link. Untuk tujuan hidup mereka juga tidak mempunyai arah dan alasan yang tepat. Tetapi mereka semua sama berpendapat bahwa yang ada kini akan musnah dengan sendirinya di ujung zaman sesuai dengan menusut dan habisnya alat kebutuhan hidup dan disebabkan terganggunggunya stabilitas susunan bintang di alam semesta.

Mereka berkesimpulan bahwa hidup kini dimulai dari kekosongan, telah terwujud secara alamiah, dan sedang menuju ke arah kekosongan alam semesta dimana setiap individu hilang berlalu tanpa bekas dan tidak akan hidup kembali.

Dalam hal ini mereka melupakan unsur Roh yang ada pada setiap individu.
Pihakyang menganut paham Plurality atau Trinity, walaupun tidak membenarkan teori evolusi , malah mengakui manusia ini memulai hidupnya dari satu diri yang sengaja diciptakan Tuhan, tetapi mereka tdak dapat memberikan alasan tentang maksud apa yang terkandung dalam perencanaan penciptaan itu. Sebagai tujuan hidup, mereka sama sependapat bahwa nanti akan berlaku kehidupan balasan sesudah mati, tetapi dalam kedaan gaib bukan konkrit, dimana setiap pribadi baik akan menerima kebahagiaan jiwa dan pribadi jahat akan merana.

Pihak pertama di atas tadi bertntangan dengan dengan ajaran Al Qur’an mengenai asal hidup dan juga bertentangan mengenai tujuan hidup, sedangkan pihak kedua bersamaan dengan ajaran Al Qur’an mengenai asal usul hidup juga bersamaan tentang tujuan hidup tetapi berbeda dalam hal ghaib dan konkrit. Sebaliknya kedua pihak (Islam dan Plurality/Trinity) sependapat tentang arti hidup yang tidak lain hanyalah berjuang untuk kebutuhan dan kelanjutan generasi, tetapi mereka (Plurality/Trinity) melupakan bahwa pendapat demikian akan berujung dengan pemusnahan generasi mendatang karena setiap individu lebih mementingkan keadaan sekarang tanpa ancaman resiko konkrit yang akan dihadapi di akhirat nanti.

Al Qur’an yang menjadi dasar ajaran hidup dalam Islam, memberikan alasan dan keterangan secukupnya mengenai sebab, arti dan tujuan hidup manusia.

A. Sebab adanya hidup
Semesta raya ini dulunya dari kekosongan total, tidak satupun yang ada kecuali Allah yang ESA yang senantiasa dalam keadaan ghaib. DIA mempunyai maksud agar berlaku penyembahan terhadapNYA yang tentu harus dilaksanakan oleh makhluk yang memiliki logika Maka perlulah diciptakan jin dan manusia yang akan menjalani ujian dimana dapat ditentukan berlakunya pengabdian dimaksud. Kedua macam makhluk ini membutuhkan tempat hidup dimana segala kebutuhan dalam pengujian tersedia secara alamiah atau ilmiah, maka diciptakanlah benda angkasa berbagai bentuk, masa dan fungsi. Semuanya terlaksana secara logis menurut rencana tepat, dan tiba masanya dimulai penciptaan Jin dan Manusia, masing-masing berbeda di segi abstrak dan konkrit.

Allah itu Pencipta tiap sesuatu dan DIA menjaga tiap sesuatu itu. (QS 39/62)
DIA pelaksana bagi apa yang DIA inginkan. (QS 85/16)
Dan tidaklah AKU ciptakan jin dan manusia itu kecuali untuk menyembah AKU (di akhirat utamanya). QS 51/96.

B. Arti Hidup KINI
Al Qur’an memberikan ajaran tentang arti hidup bahwa hendaklah menghubungkan dirinya secara langsung kepada Allah dengan cara melaksanakan hukum-hukum tertulis dalam al quran, dan menghubungkan dirinya pada masyarakat sesamanya dalam melaksanakan tugas amar makhruf nahi munkar.
DIAlah yang menciptakan kematian dan kehidupan agar DIA menguji kamu yang mana diantara kamu yang lebih baik perbuatannya, dan DIA Mulia dan Pengampun. (QS 67/2)
Bahwa Kami menunjukkan garis hukum padanya (manusia itu), terserah padanya untuk bersyukur atau kafir. (QS 76/3)

C. Tujuan hidup
Al Qur’an menjelaskan bahwa kehidupan kini bukanlah akan berlalu tanpa akibat tetapi berlangsung dengan catatan atas semua gerak zahir dan batin yang menentukan nilai setiap indivisu untuk kehidupan konkrit nantinya di alam akhirat, dimana kehidupan terpisah antara yang beriman dan yang kafir untuk selamanya. Dan berlombalah kepada keampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya sama dengan luas planet-planet dan Bumi ini, dijanjikan untuk para muttaqien. (QS 3/133)
Sungguh kami ciptakan manusia itu pada perwujudan yang lebih baik. Kemudian kami tempatkan dia kepada kerendahan yang lebih rendah. Kecuali orang-orang beriman dan beramal shaleh, maka untuk mereka upah yang terhingga. (QS 95/4-6)
Dengan keterangan singkat ini, jelaslah bahwa Al Qur’an bukan saja menjelaskan kenapa adanya hidup kini, tetapi juga memberikan arti hidup serta tujuannya yang harus dicapai oleh setiap diri. Keterangan Al Qur’an seperti demikian dapat diterima akal sehat dan memang hanyalah kitab suci itulah yang mungkin memberikan penjelasan demikian.


B. Mati
1. Pengertian Mati beserta Menurut Al-Quran
Pengertian hidup menurut bahasa Arab adalah kebalikan dari mati (naqiidlul maut). Tanda-tanda kehidupan nampak dengan adanya kesadaran, kehendak, penginderaan, gerak, pernapasan, pertumbuhan, dan kebutuhan akan makanan.

Sedang pengertian mati dalam bahasa Arab adalah kebalikan dari hidup (naqiidlul hayah). Dalam kitab Lisanul Arab dikatakan :
“Mati adalah kebalikan dari hidup.”
Jadi selama arti mati adalah kebalikan dari hidup, maka tanda-tanda kematian berarti merupakan kebalikan dari tanda-tanda kehidupan, yang nampak dengan hilangnya kesadaran dan kehendak, tiadanya penginderaan, gerak, dan pernapasan, serta berhentinya pertumbuhan dan kebutuhan akan makanan.

Ada beberapa ayat dan hadits yang menunjukkan bahwa manusia akan mati ketika ruhnya (nyawanya) ditahan dan ketika jiwanya dipegang oleh Allah SWT Sang Pencipta. Allah SWT berfirman :
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Az Zumar : 42)

Imam Muslim meriwayatkan dari Ummu Salamah RA bahwa Rasulullah SAW :
“Sesungguhnya jika ruh sedang dicabut, maka mata akan mengikutinya…”
Perlu dipahami bahwa tidak ada yang mengetahui hakekat jiwa dan ruh tersebut kecuali Allah SWT. Demikian pula masalah pemegangan/pencabutan serta pengembalian ruh dan jiwa kepada Allah SWT selaku pencipta keduanya, termasuk dalam perkara ghaib yang berada di luar jangkauan eksperimen ilmiah. Yang dapat diamati hanyalah pengaruh-pengaruh fenomena tersebut dalam tubuh fisik manusia, berupa tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya kematian.

Meskipun beberapa ayat dan hadits telah menunjukkan bahwa berhentinya kehidupan adalah dengan pencabutan ruh dan penahanan jiwa, akan tetapi ayat atau hadits seperti itu tidak menentukan titik waktu kapan terjadinya pencabutan ruh, penahanan jiwa, dan berhentinya kehidupan. Pemberitaan wahyu tentang hal tersebut, ialah bahwa ruh jika dicabut, akan diikuti oleh pandangan mata, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits di atas. Demikian pula terdapat keterangan dari sabda Rasulullah SAW :
“Jika kematian telah menghampiri kalian, maka pejamkanlah penglihatan kalian, sebab penglihatan akan mengikuti ruh (yang sedang dicabut)” (HR. Ahmad, dari Syadad bin Aus RA)

Oleh karena itu, penentuan titik waktu berhentinya kehidupan berarti memerlukan penelaahaan terhadap manath (fakta yang menjadi objek penerapan hukum) pada seseorang yang akan ditetapkan telah mati dan telah berhenti kehidupannya. Penelaahan ini membutuhkan keahlian dan pengetahuan.

Sebelum ilmu-ilmu kedokteran maju dan sebelum adanya penelaahan organ tubuh secara teliti serta penemuan organ tubuh buatan, para dokter menganggap bahwa berhentinya jantung merupakan indikasi kematian manusia dan berhentinya kehidupannya. Namun kini mereka telah mengoreksi pendapat tersebut. Mereka kini mengatakan bahwa berhentinya detak jantung tidak selalu menunjukkan matinya manusia. Bahkan terkadang jantung sudah berhenti tetapi manusia tetap hidup. Begitu pula operasi jantung terbuka, mengharuskan penghentian jantung.

Mereka kini mengatakan bahwa indikator yang menunjukkan kematian seseorang dan berhentinya kehidupan padanya, adalah matinya batang otak (brain stem). Batang otak adalah semacam tangkai pada otak yang berbentuk penyangga atau tonggak, yang terletak pada pertengahan bagian akhir dari otak sebelah bawah, yang berhubungan dengan jaringan syaraf di leher. Di dalamnya terdapat jaringan syaraf yang jalin menjalin. Batang otak merupakan sirkuit yang menghubungkan otak dengan seluruh anggota tubuh dan dunia luar, yang berfungsi membawa stimulus penginderaan kepada otak dan membagikan seluruh respons yang dikeluarkan oleh otak untuk melaksanakan pesan-pesan otak.

Batang otak merupakan bagian otak yang berhenti berfungsi paling akhir, sebab matinya otak dan kulit/tutup otak terjadi sebelum matinya batang otak. Jika batang otak mati, matilah manusia dan berakhirlah kehidupannya secara total, meskipun jantungnya masih berdenyut, kedua paru-parunya masih bernapas seperti biasa, dan organ-organ lain masih berfungsi. Terkadang kematian batang otak terjadi sebelum berhentinya jantung, misalnya bila ada pukulan langsung pada otak, atau gegar otak, atau pemotongan batang otak. Dalam keadaan sakit, berhenti dan matinya jantung seseorang terjadi sebelum berhenti dan matinya otak.

Ada beberapa peristiwa yang membingungkan para dokter. Pernah tercatat ada otak yang sudah tak berfungsi, tetapi organ-organ tubuh lainnya masih berfungsi. Telah diberitakan ada seorang wanita Finlandia yang dapat melahirkan seorang bayi, padahal dia telah mengalami koma total selama dua setengah bulan. Wanita tersebut koma karena benturan yang mengakibatkan gegar otak. Tapi anehnya, wanita itu baru meninggal dua hari setelah dia melahirkan bayinya. Dalam keadaan komanya, dia bernapas dengan alat pernapasan, diberi makan lewat tabung, dan diganti darahnya setiap minggu selama 10 minggu. Bayi yang dilahirkannya dalam keadaan sehat dan normal.

Demikian pendapat para dokter. Adapun para fuqaha, mereka tidak memutuskan terjadinya kematian, kecuali setelah adanya keyakinan akan datangnya kematian pada seseorang. Mereka telah menyebut tanda-tanda yang dijadikan bukti-bukti adanya kematian, di antaranya: nafas berhenti, mulut terbuka, mata terbelalak, pelipis cekung, hidung menguncup, pergelangan tangan merenggang, dan kedua telapak kaki lemas sehingga tidak dapat ditekuk ke atas.

Jika muncul keraguan (syak) akan kematian seseorang, misalnya jika jantungnya berhenti berdetak, atau pingsan, atau dalam keadaan koma total karena sesuatu sebab, maka dalam hal ini wajib menunggu untuk memastikan kematiannya. Kepastian kematiannya nampak dari adanya tanda-tanda kematian atau adanya perubahan bau dari orang tersebut.

Adapun hukum syara’ yang lebih kuat (raajih) dan menjadi dugaan kuat kami, ialah bahwa seseorang tidak dihukumi mati kecuali setelah ada keyakinan akan kematiannya, dengan adanya tanda-tanda yang menunjukkan kematian sebagaimana yang disebutkan oleh para fuqaha.

Kami berpendapat demikian karena kehidupan pada manusia adalah sesuatu yang diyakini adanya, dan tidak dihukumi telah hilang kecuali dengan suatu alasan yang yakin pula. Hilangnya kehidupan tidak boleh dihukumi dengan alasan yang meragukan (syak), sebab sesuatu yang yakin tidak dapat dihilangkan keberadaannya dengan alasan yang meragukan. Begitu pula hilangnya kehidupan tidak dapat diputuskan dengan alasan yang meragukan, karena prinsip asal untuk menentukan keberadaan sesuatu adalah tetapnya apa yang ada pada sesuatu yang sudah ada, sampai ada suatu alasan yang membatalkan keberadaannya secara yakin. Perlu diingat pula bahwa kematian adalah kebalikan dari kehidupan, sehingga harus nampak tanda-tanda yang berkebalikan dari tanda-tanda kehidupan, seperti hilangnya akal, kesadaran, dan penginderaan, berhentinya nafas, serta tidak adanya kebutuhan akan makanan.

Atas dasar ini, maka pendapat para dokter bahwa matinya batang otak adalah tanda matinya manusia dan berhentinya kehidupannya secara medis, tidaklah sesuai dengan hukum syara’. Tidak berfungsinya batang otak dan seluruh organ tubuh yang vital –seperti jantung, paru-paru, hati– tidak dapat menjadi indikator kematian seseorang menurut hukum syara’. Yang menjadi indikator, adalah bila seluruh organ tubuh vital tidak berfungsi lagi, disertai dengan hilangnya seluruh tanda- tanda kehidupan pada seluruh seluruh organ-organ tersebut.

Terhadap orang yang batang otaknya telah mati, dengan sebagian organ tubuh vitalnya yang masih berfungsi –yang menurut para dokter telah dianggap mati menurut ilmu kedokteran– begitu pula seseorang yang ada dalam sakaratul maut –yang disebut para fuqaha, telah sampai pada keadaan “gerakan binatang yang disembelih”/harakatul madzbuh– yang tidak mampu lagi untuk melihat, berbicara, bergerak dengan sadar, serta sudah tidak mungkin lagi melanjutkan kehidupannya, maka dalam hal ini ada beberapa hukum syara’ yang berlaku padanya. Hukum yang terpenting adalah sebagai berikut :

1. Orang tersebut tidak boleh mewarisi harta orang lain, dan tidak boleh pula mewariskan harta kepada orang lain, sementara dia masih dalam keadaan tersebut. Bahwa dia tidak mewarisi harta orang lain, karena dia telah kehilangan kehidupannya yang tetap, yang ditandai dengan adanya kesadaran, gerakan, dan kehendak. Sedang syarat untuk ahli waris supaya dapat menerima harta warisan, ialah bahwa dalam jiwanya harus terdapat kehidupan yang tetap. Namun demikian, dalam keadaan seperti ini harta warisan tidak dibagi sampai orang tersebut diyakini telah mati.

Maka dari itu, janin tidak dapat mewarisi kecuali jika dia telah lahir dan mempunyai tanda-tanda yang menunjukkan adanya kehidupan yang tetap padanya, seperti adanya tangisan saat bayi lahir, atau dia telah menguap. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah dan Al Musawwir bin Makhramah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda :
“Anak kecil (bayi) tidak berhak mewarisi (harta warisan) hingga dia menangis dengan keras.” (HR. Ibnu Majah)

Adapun bahwa dia tidak dapat mewariskan, dan juga harta warisannya tidak boleh dibagi jika dia dalam keadaan seperti ini, karena syarat pemindahan kepemilikan harta dari pewaris kepada ahli warisnya, ialah adanya keyakinan akan kematian pewaris. Orang yang batang otaknya telah mati, sementara sebagian organ vitalnya masih berfungsi, atau orang yang berada dalam sakaratul maut dan sampai pada “gerakan binatang yang disembelih” (harakatul madzbuh), sebenarnya masih mempunyai sebagian tanda kehidupan. Kematiannya belum dapat diyakini. Karenanya, harta warisannya tidak boleh dibagikan, kecuali setelah adanya keyakinan akan kematiannya.

2. Tindakan Kriminal Terhadapnya :
(a). Jika seseorang melakukan tindakan kriminal atas orang lain, lalu memotong batang otak orang tersebut, atau membuatnya berada dalam sakaratul maut, dan sampai pada “gerakan binatang yang disembelih” (harakatul madzbuh), serta bisa dipastikan bahwa dia akan mati dan tak akan pernah hidup lagi, kemudian datang orang kedua yang melanjutkan tindakan kriminal itu, maka yang dianggap pembunuh adalah orang pertama tadi. Sebab, dialah yang telah membuat korban menjadi tidak mungkin lagi melanjutkan kehidupannya. Karena itu, orang pertama itulah yang diqishash dan dihukum mati karena telah membunuh korban. Adapun orang kedua, dia tidak dianggap sebagai pembunuh. Dia tidak diqishash, dan tidak dihukum mati karena membunuh korban, tetapi dikenai sanksi berupa ta’zir, sebab dia telah melakukan pelanggaran terhadap kehormatan orang lain.

Tapi kalau orang pertama tadi tidak membuat korban sampai pada “gerakan binatang yang disembelih” (harakatul madzbuh), serta hanya melukainya sampai luka berat, sementara pada diri korban masih ada kehidupan yang tetap –ditandai dengan adanya kesadaran, penginderaan, gerakan sadar– lalu datang orang kedua dan membunuhnya, maka dalam hal ini orang kedualah yang dianggap sebagai pembunuh. Dia wajib diqishash dan dihukum mati karena membunuh orang tersebut. Adapun orang pertama, tidak dianggap pembunuh. Dia dikenai sanksi karena melanggar kehormatan orang lain. Dia wajib membayar diyat sesuai organ tubuh yang dirusak dari organ korban yang dianiaya.

(b). Jika orang yang dianiaya adalah seorang khalifah, atau orang yang dalam sakaratul maut/sampai pada “gerakan binatang yang disembelih” (harakatul madzbuh) adalah seorang khalifah, maka dalam hal ini tidak boleh diangkat khalifah lain untuk menggantikannya, kecuali setelah dipastikan kematiannya. Hal ini seperti yang pernah terjadi pada masa shahabat –radliyallahu ‘anhum– yaitu peristiwa yang terjadi pada Abu Bakar dan Umar. Para shahabat tidak membai’at Umar, kecuali setelah mereka yakin akan kematian Abu Bakar. Begitu pula para Ahlusy Syura (enam orang shahabat yang ditunjuk Umar untuk bermusyawarah memilih khalifah) tidak melakukan pemilihan khalifah kecuali setelah mereka yakin akan kematian Umar. Adapun bila khalifah dalam keadaan sakaratul maut, atau sampai pada “gerakan binatang yang disembelih” (harakatul madzbuh), maka dia berhak –jika umat memintanya– untuk menunjuk penggantinya, dan dia mampu untuk melakukan penunjukan pengganti. Ini seperti yang pernah dilakukan Abu Bakar dan Umar dahulu tatkala mereka menunjuk penggantinya masing-masing.

Tugas IBD 10 - Manusia dan Harapan

A. LATAR BELAKANG

Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati sebelum waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak kita raih dan terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan merupakan cip-taan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan.

Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.

Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita dapat mengetahui lebih dalam tentang manusia dan harapan


B. PEMBATASAN MASALAH

Agar tidak terjadi kesalahpahaman maka pembahasan masalah kami membatasi dan menetapkan objeknya Sbb : definisi harapan , harapan sebagai fenomena nasional, kepercayaan,manusia dan harapan,nilai-nilai budaya sebagai tolak ukur dan harapan terakhir


C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain :
1. Pengertian dan makna harapan
2. Harapan sebagai fenomena nasional
3. kepercayaan
4. manusia dan harapan
5. nilai-nilai budaya sebagai tolak ukur
6. harapan terakhir


D. TUJUAN PENULISAN

Penulisan makalah mengenai manusia dan tanggungjawab ini mempunyai tujuan antara lain :
1. Mengetahui dan memahami makna harapan
2. Mengetahui dan memahami makna harapan sebagai fenomena nasional
3. Mengetahui dan memahami makna kepercayaan
4. Mengetahui dan memahami makna manusia dan harapan
5. Memahami makna nilai-nilai budaya sebagai tolak ukur
6. Memahami harapan terakhir


I. Definisi harapan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN.

Contoh :
Budi seorang mahasiswa universitas terbuka,ia belajar dengan rajin dengan harapan agar nantinya sewaktu ujian semester ia memperoleh nilai A.

Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan,yaitu dorongan kodrat serta dorongan kebutuhan hidup.terkait dengan kebutuhan manusia tersebut , abraham maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi 5 macam atau disebut juga 5 harapan manusia, yaitu;
1.harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2.harapan untuk memperoleh keamanan
3.hak untuk mencintai dan dicintai
4.harapan diterima lingkungan
5.harapan memperoleh perwujudan cita-cita

II.HARAPAN SEBAGAI FENOMENA NASIONAL
Artinya harapan ialah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimanapun berada.mengutip pandangan A.F.C. Wallace dalam bukunya culture and personality , mas abhoe dhari menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak, harapan ,keinginan,serta emossi seseorang. kebutuhan indifidu dapat dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi:

a)kebutuhan organik individu
1.kebutuhan individu bernilai positive
2.kebutuhan individu bernilai negative

b) Kebutuhan psikologi individu
1)kebutuhan psikologi indifidu bersifat positif

III.KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya,artinya mengakui atau meyakini akan sesuatu kebenaran. Kepercayaan ialah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Kebenaran menurut Peodjawiyatna adalah merupakan cita – cita orang yang tahu, dalam hal ini kebenaran merupakan kebenaran logis, sehingga manusia selalu memilih sebelum melakukan tindakan apakah tindakan ini salah atau benar menurut keyakinannya.

Dalam bidang logika kebenaran ialah persesuaian antara tahu dan objek yang diketahui (kebenaran logis). kebenaran logis disebut juga kebenaran objektif dan kebenaran etis juga disebut kebenaran subjektif. Jika tidak ada persesuaian antara putusa dan objeknya yang diketahui, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu:
1. orang yang mengutarakan putusan keliru
2. orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang diketahuinya.

Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena itu keepercayaan dibedakan atas:
1. kepercayaan pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang harus ditanamkan pada setiap pribadi manusia. hakikatnya kepercayaan kepada tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
3. Kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan kepada tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak.

IV. Manusia dan Harapan
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal – hal sebagai berikut:
a. harapan apa yang baik
b. bagaimana mencapai harapan itu
c. bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.

Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.

V. Nilai – Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur Harapan
Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi:
a. nilai kejuangan dan semangat pengorbanan,
yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan,dll
b. nilai kerumahtanggaan
yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap keluarga.
c. Nilai kemandirian kaum wanita
Yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.

VI. Harapan Terakhir
Dalam hidup di dunia, manusia didadapkan pada persoalan yang beragam baik itu masalah positif maupun negative. Untuk menghadapi persoalan hidup tersebut manusia perlu belajar dari manusia lainnya baik formal maupun informal agar memiliki kehidupan yang sejahtera menurut Aristoteles, hidup dan kehidupan itu berasal dari generation spontanea, yang berarti kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Ada yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawi namun juga ada yang sebaliknya. Terkait dengan tingkat kesadaran kehidupan beragama, manusia akan semakin yakin bahwa mereka akan mati. Dunia serba gemerlap hanya akan ditinggalkan dan akan hidup abadi di alam akhirat.

Dengan pengetahuan serta pengertian agama tentang adanya kehidupan abadi di akhirat, manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan menjalankan perintah Tuhan melalui agama, serta menjauhkan diri dari larangan yang diberikan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk yang tidak berdaya di hadapan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkannya demi kehidupan yang abadi di akherat karena tahu bagaimana beratnya siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah yang merupakan harapan terakhir manusia.

Tugas IBD 7 - Manusia dan Pandangan Hidup

Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah “Akal dan Budi” atau lazimnya disebut pikiran dan perasaan. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk lain.

Disisi lain akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa, dan rasa pada manusia yakni sebagai buah akal budinya terus melaju tanpa hentinya berusaha menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi kebutuhan / hajat hidupnya. Baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup. Jadi pada hakikatnya, kebudayaan dan pandangan terhadap hidup ini tidak lain adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia.

Dalam pikiran dan perasaan manusia, ada beberapa faktor penting yang harus menjadikan manusia sebagai makhluk yang berakal, yakni :

1. Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.

Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.

Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.

Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :

Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.


Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.

Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.

Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.

2. Cita-Cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.

Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.

Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.

Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.

Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.

Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
- Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
- Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
- Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.

3. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :

Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.

Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.

Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.


Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.

Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.

4. Sikap Hidup
Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Atau apakah kita mempunyai sikap yang apatis?

Sikap itu ada didalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu.orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.

Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.

Ada tujuh sikap etis, yaitu :
- sikap lincah - sikap arif
- sikap rendah hati - sikap berani
- sikap tenang - sikap halus
- dan sikap bangga

Sikap non etis atau sikap negatif, yaitu :
- sikap kaku - sikap takut
- sikap gugup - sikap kasar
- sikap angkuh - sikap dan sikap rendah diri

Sikap-sikap ini harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi., karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa.


MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawaciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.

Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.

Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.

Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.

Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut “ sesuatu dan kekuatan diluar dirinya “. Ternyata keduanya adalah “ Agama dan Tuhan “. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia yang memahaminya, sehingga banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas dasar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hadistnya : Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak berakal.”

Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut ialah agar manusia dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan pertimbangan akalnya, dan bukan semata-mata karena asas keturunan. Hal ini ditegaskan oleh firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat-236 yang artinya :
“ Tidak ada paksaan untuk memasuki sesuatu agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan (agama) yang benar dan jalan (agama) yang salah.”
Ternyata, pandangan hidup sangat penting. Baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan akal bukan sekedar ikut-ikutan saja.

Tugas IBD 9 - Manusia dan Kegelisahan

A. PENGERTIAN KEGELISAHAN

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.

(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.

Kenyataan yang pemah dialami seseorang misalnya pemah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita yang pemah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pemah memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan yang pemah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya.

(b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :

(1) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat akan terjadi.

(2) Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenamya dari obyek yang ditakutkannya. Misalnya seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.

(3) Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan din yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.

(c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki bennacam-macam emosi antara lain: hi, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.


B. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.


C. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama hams mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita hams bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

Contoh :
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena is merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu hams bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.


D. KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.

Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pemah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga is tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.


E. KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pemah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

Sebab-sebab terjadinya kesepian :

Bermacam-macam penyebab terjadinya kespian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.

Contoh :
Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian, dan ketidakpastian. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan istana dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana pergi ke tempat yang sepi, mencari hakekat hidup.


F. KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.

Ketidakpastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidakpastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.


G. SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan.

1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.

2. Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.

3. Kompulasi
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.

4. Histeria
Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dan sikap orang lain.

5. Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :

a. Delusi persekusi : menganggap keadaan sekitamya jelek. Seseorang yang mengalami delusi persekusi tidak mau mengenal tetangga kifi kanan karena menganggap jelek.

b. Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti itu biasanya gila honnat. Menganggap orang-orang disekitamya sebagai orang-orang tidak penting. Akhimya semua orang menjauhi juga.

c. Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak tericuasa lagi.

Contoh :
Pak Joyo orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, is gemetar, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya gemetar. Akhimya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.

6. Halusinasi.
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti din orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinai orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasamya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan perbuatan penderita. ( penderita itu dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan sendiri)

7. Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bemafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, menyendiri.

Contoh :
Dalam liburan, seperti biasa Samsulbahri pulang ke kampungnya, dan biasa pula setiap pulangnya Samsul bennain ke rurnah Nurbaya, bekas pacamya. Kedatangan Samsul di nimah Nurbaya ialah untuk mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsulbahri oleh Datuk Maringgih, suami Nurbaya. Melihat itu Samsul bahkan menghamtam si tua bangka itu. Siti Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu terdengar oleh ayah Nurbaya; ayah Nurbaya keluar melihat kejadian itu gemetar, jatuh terus meninggal ( Siti Nurbaya, Marah Rusli )


H. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maim jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.