Langkahku semakin menjauh,
Ketika keringat terus mengalir menyemai peluh,
Mencair, luluh,
Seperti lilin yang dihantam petir dan gemuruh,
Jiwaku kini tak lagi teduh,
Kenangan,
Kenangan membawaku ke suatu malam di saat aku duduk bersipuh,
Menghadapmu, meminta, mengemis apa yang aku butuh,
Tak peduli raga yang semakin lusuh,
Tak peduli dengan dunia yang semakin rusuh,
Mataku tetap memandang kebesaran Mu dengan penuh,
Dengan patuh,
Aku mengeluh,
Rapuh,
Aku rindu tersenyum bersama Mu,
Aku rindu dengan setiap tetes tangisan piluku,
Aku rindu dengan mata sendu, ketika memohon kepada Mu,
Aku rindu dengan kenangan manis itu,
Ingin rasanya aku kembali ke pelukmu,
Tapi ragu,
Aku bahkan lari menjauh ketika melihat penunjuk jalan ke rumah Mu,
Aku malu,
Malu, karena terlalu lama tak berkunjung menghadap Mu,
Malu, karena setiap perintah Mu, kulaksanakan dengan semu,
Peluk aku Tuhan,
Karena hanya kehangatan Mu yang ingin kurasakan,
Peluk aku Tuhan,
Meski dunia akan meninggalkanku sendirian,
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Dalam pertandingan sepak bola, posisi yang paling gw kagumi adalah kiper. Kenapa kiper? Karena menurut gw, kiper adalah posisi yang sela...
-
Matahari Dept Store (PT Matahari Departement Store, Tbk) adalah salah satu perusahaan ritel terkemuka di Indonesia yang menyediakan per...
-
berawal dari kesendirian yang tak berujung (stempel sana stempel sini), menjalani kehidupan yang membosankan, kami adalah sebuah keluarga be...
No comments:
Post a Comment