::: tunjukilah kami jalan yg lurus [QS 1:6] :::

Apa Saja Penyebab Jomblo?

Istilah Jomblo sudah tidak asing lagi di telinga kita. Jomblo sendiri, menurut para ekonom dimasukkan ke dalam kategori produk tetap, artinya tidak terdistribusi, namun suatu saat dibutuhkan berpotensi untuk didistribusikan. Sedangkan menurut para ahli kimia, jomblo adalah keadaan dimana jumlah elektron dan proton relatif sama. Namun begitu tidak bisa dimasukkan ke dalam golongan unsur mulia, karena kenegatifan elektron yang tidak stabil, yang menyebabkan sang jomblo menjadi lebih agresif jika nilai elektronnya mencapai puncak tertinggi/ terendah, dan stabil bila elektronnya cenderung stabil. Secara umum, bisa dikatakan jomblo adalah keadaan dimana seseorang tidak memiliki pasangan di masa pra nikah.



M
enurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Indonesia Jomblo Watch (IJW), ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi jomblo. Diantaranya adalah :

1. Putus dengan pacar,
Putus dengan pacar adalah alasan utama mengapa seseorang menjadi jomblo. Faktor ini telah menggeser peringkat pertama di tahun sebelumnya, yaitu 'Tidak Menjual'. Fakta ini merujuk pada sebuah survey yang dilakukan oleh IJW yang menunjukkan bahwa sekitar 86,34 % dari seluruh populasi muda-mudi (14-25 tahun) di Indonesia pernah berpacaran dan 80% diantaranya pernah putus. Itu artinya, sekitar :
= (80/100) * 86,34 %
= 69,07 % pernah menjadi jomblers.

Dan yang perlu diingat adalah, angka ini tidak statis, karena masih ada dua kemungkinan :
Kemungkinan pertama adalah masih ada 10% dari populasi yang pernah berpacaran, tapi belum putus. Sedangkan kemungkinan kedua adalah masih ada sekitar 15,66 % populasi muda-mudi yang belum pernah berpacaran. Artinya, kemungkinan menjadi seorang jomblo dari faktor ini masih akan meningkat.

2. Tidak Menjual
Faktor yang kedua adalah Tidak Menjual. Tidak Menjual ini bisa berarti umur yang belum cukup, wajah yang pas-pasan, hingga masalah finansial. Faktor ini menyumbang sebanyak 12,32 % dari seluruh populasi. Sejak tahun 1998 hingga tahun lalu, faktor ini menduduki peringkat pertama. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, lingkungan, dan lain-lain yang memungkinkan lebih cepatnya arus pasangan yang putus, prosentase faktor Putus Dengan Pacar meningkat drastis. Hal ini secara otomatis menurunkan prosentase faktor Tidak Menjual, hingga ke level angka 12 %.

Beberapa Jomblers (sebutan bagi mereka yang jomblo) beralibi bahwa mereka jomblo bukan karena Tidak Menjual, tapi karena alasan-alasan lain, seperti dilarang orang tua, tidak mau berkomitmen, ingin bebas, dan lain-lain. Alibi ini memang masuk akal, tapi survey menunjukkan bahwa sekitar 70% dari jomblers menggunakan alibi ini hanya sebagai dalih.

3. Orang Tua
Orang tua dimanapun berada, tentu ingin putra-putrinya menjadi orang yang berada. Misalnya dengan berprestasi di sekolah/ kampus. Untuk mewujudkan harapan mulia ini, biasanya orang tua cenderung membatasi urusan pribadi anaknya. Salah satunya adalah batasan bergaul dengan lawan jenis atau berpacaran.

Sebagian besar orang tua beranggapan bahwa belum waktunya bagi anak-anak mereka untuk berpacaran. Atau mereka menganggap pacaran bisa membuat putra-putri mereka lupa belajar. Bahkan terkadang orang tua menggunakan hitung-hitungan finansial untuk masalah ini.

Faktor orang tua menjadi penyumbang sekitar 6,64 % mengapa seseorang menjadi jomblo.

3. Agama
Di dalam agama, khususnya Agama Islam, ada perintah untuk menjauhi zina dan larangan untuk berkumpul bukan dengan mahromnya. Para muda-mudi yang pondasi agama nya kuat, tentu akan mematuhi perintah ini dengan sebaik-baiknya, termasuk tidak pacaran. Karena pacaran jelas adalah bagian dari zina.

Namun ironinya, ada beberapa jomblers yang menyalahgunakan perintah mulia agama ini. Bisa jadi seorang jomblers menggunakan alasan agama untuk menutupi alasan utamanya seperti Tidak Menjual.

Alasan agama menempati urutan keempat dalam survey ini dengan prosentase sebesar 5,34 %.

4. Tidak Ingin Terikat/ Ingin Bebas
Pacaran memang terkadang menyenangkan. Namun, untuk orang-orang tertentu mungkin pacaran malah menjadi semacam penjara. Pacar yang over protektif dan cemburuan kadang malah bisa menjadi penghancur hubungan. Karena itulah, sekitar 4,79 % responden, lebih memilih untuk menghindari pacaran dengan alasan agar bisa bebas dan tidak terikat dengan status pacarannya.

5. Alasan Lain
Dan sisa responden sebanyak 1,82% memiliki alasan lain mengapa mereka jomblo. Beberapa alasan itu antara lain adalah faktor finansial, ingin fokus sekolah/ kuliah (yang sebagian besar adalah alibi untuk Tidak Menjual), dan lain-lain. Sementara alasan seperti Ingin Balikan Dengan Mantan kami masukkan ke dalam kategori Pertama, sedangkan belum menemukan pasangan yang cocok tidak dianggap, karena 90% dari responden yang menjawab pilihan ini adalah mereka yang Tidak Menjual, meskipun ada yang memang benar-benar belum menemukan pasangan yang cocok. Untuk yang seperti ini, kita masukkan ke kategori Alasan Lain.

Sekian hasil survey kami. Semoga tidak bermanfaat.

Catatan :
- Indonesia Jomblers Watch adalah organisasi imaginatif.
- Tingkat ketelitian hasil survey dirahasiakan.
- Demi keamanan, identitas responden tidak dipublikasikan.

No comments:

Post a Comment

Goals for 2024 !! Bismillah !