::: tunjukilah kami jalan yg lurus [QS 1:6] :::

Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen :
Proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Perilaku konsumen merupakan hal - hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Konsumen mengetahui kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi. Berikut adalah wujud konsumen :
  1. Personal Consumer : Konsumen ini membeli dan menggunakan barang / jasa untuk pemakaian sendiri.
  2. Organizational Consumer : Konsumen ini membeli dan menggunakan barang / jasa untuk memenuhi kebutuhan dalam menjalankan organisasi tersebut.
Pendekatan Perilaku Konsumen

Pendekatan perilaku konsumen terbagi dua, yaitu :

1. Teori Kardinal (Cardinal Theory)
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit.

2. Teori Ordinal (Ordinal Theory)

a. Kurva Indiferensi (Indiference Curve)
Menurut Teori Ordinal kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan Kurva Indiferensi (Indeference Curve). Kurva Indiferensi (Indiference Curve) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indiference map) dihadapi oleh seorang konsumen. Asumsi - asumsi kurva indiferensi :
  • Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tinggi kepuasannya.
  • Kurva indiferensi menurun dari kiri ke kanan bawah (downward sloping), dan cembung ke titik origin (convex to origin) atau adanya kelangkaan.
  • Kurva indiferensi tidak saling berpotongan agar transitifitas terpenuhi.
b. Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)
Garis Anggaran (Budget Line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P (Px untuk X dan Py untuk Y) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q (Qx untuk X dan Qy untuk Y), maka :

BL = Px.Qx + Py.Qy

c. Perubahan Harga Barang Dan Pendapatan
Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segitiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas segitiga makin luas, maka daya beli meningkat, begitu juga sebaliknya.

Konsep Elastisitas

Elastisitas :
Perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.

Ada tiga konsep elastisitas, yaitu :

1. Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah suatu alat / konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan / respon perubahan jumlah / kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Elastisitas harga permintaan merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun, dan sebaliknya.
Ada tiga bentuk elastisitas harga permintaan:
  1. Apabila perubahan harga mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barang yang diminta, disebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah lebih besar dari satu (Eh>1). Bentuk kurva permintaannya lebih landai.[ % ΔP > % Δ Q].
  2. Apabila persentase perubahan harga sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta, disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
  3. Apabila persentase perubahan harga mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya lebih vuram.. [ % ΔP < % Δ Q].
2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of Demand)

Elastisitas Silang adalah elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain. Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.
Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada kaitannya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.

3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumen akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan.

Sumber : agnezkembaren.blogspot.com

No comments:

Post a Comment