.malam itu begitu sunyi seakan tak ada kehidupan yang bertahan dari mati,
.aku duduk sendiri, di teras rumah ini, di bawah langit mendung yang juga seakan tak hidup lagi,
.suaraku parau, sama sekali tak pantas dihirau, karena aku baru saja pulang dari tanah rantau,
.hatiku masih di ujung pulau, meskipun ragaku kini disini, menaham pedihnya rasa galau,
.aku harus pulang saat mendengar kabar bahwa tanah kelahiranku sudah meradang di depan mati yang menghadang,
.sejak hujan tak kunjung datang, desaku yang subur, kini tlah menjadi padang ilalang,
.tak ada lagi warna pepohonan belang-belang, takk ada lagi suara jangkrik dan belalang, hanya angin menderu bercampur debu yang masih mau datang,
.menyapu seluruh desa, membersihkan tanahnya dari dosa-dosa yang mungkin tlah membusuk semenjak ditinggal kebaikan warganya,
.aku harus pulang, meski sebenarnya hatiku enggan,
.jauh lebih menyenangkan hidup di tanah orang, namun hidupku tenang,
.daripada hidup di tanah sendiri tapi tak punya harapan diri,
.tapi itulah sebabnya aku pulang dan harus pulang,
.aku harus memberi harapan kepada tanahku berlari waktu kecil, menyuburkan tanahnya hingga bisa kupakai untuk menanam padi,
.aku harus pulang, karena tak mungkin kumelanglang di tanah seberang, sementara kutinggalkan emak, bapak, dan abang2 sendiri berjuang,
.aku akan datang, karena aku bukan penghianat sarang, karena aku adalah penerus di masa datang,
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Matahari Dept Store (PT Matahari Departement Store, Tbk) adalah salah satu perusahaan ritel terkemuka di Indonesia yang menyediakan per...
-
Sakit Gigi. Katanya, lebih baik sakit gigi daripada sakit hati. Buat gw, ga gitu juga sih. Alesannya simpel aja. Karena bagi jomblo men...
-
Dalam pertandingan sepak bola, posisi yang paling gw kagumi adalah kiper. Kenapa kiper? Karena menurut gw, kiper adalah posisi yang sela...
No comments:
Post a Comment