::: tunjukilah kami jalan yg lurus [QS 1:6] :::

Thomas dan Uber Cup 2012


    Dari Senin kemarin, gelaran Bulu Tangkis beregu paling bergengsi di dunia, Thomas dan Uber Cup digelar di Wuhan, China. Tapi baru tiga kali bertanding, melawan Inggris, China, dan Jepang, terlihat ada yang kurang beres dengan tim dari Indonesia. Ini cuman pendapat gw aja ya. Kalo misal ada yang keberatan ato tidak sependapat, yo wis, mungkin bisa share sama gw. Secara kita kan punya hak kan ya buat berpendapat. Masalah bener apa salah, biar Tuhan yang menentukan. #lho


    Gw penggemar berat badminton, sampe-sampe muka gw aja udah mirip tu sama raket. Idung gw udah ga bisa dibedain lagi sama shuttlecock (eh, bisa ding. Warnanya!). Hihi. Meskipun pada faktanya gw ga bisa main badminton. Jangankan main, megang raket aja gemeteran. Sama kayak kalo suka sama cewek. Bisanya cuma suka doank, tapi ga bisa ngapa-ngapain. Jangankan ngapa-ngapain, mau nyapa aja gemeteran. #eaaaa,


    Pertandingan pertama adalah Indonesia melawan Inggirs untuk tim Thomas dan Indonesia melawan Afrika Selatan untuk tim Ubernya. Untuk tim Uber no comment lah ya, lawannya juga enteng seng. Nah, untuk yang tim Thomasnya ni yang agak-agak.
Simon : OK. 1 : 0
Kido - Hendra : bertanya-tanya. Ini kan ganda andalan Indonesia. Masuk pasangan elite dunia juga. Dan parahnya, kalah sama pasangan Inggris yang harusnya, sekali lagi harusnya bisa dikalahkan. Dan berkat mereka, tim Thomas Indonesia harus menahan nafas buat ngeliat pemain selanjutnya. 1 : 1
Taufik : OK. Meskipun harusnya bisa main lebih baik lagi. Banyak melakukan kesalahan sendiri. 2 : 1
Alvent - Ahsan : Ini pasangan baru. Biasanya Alfent sama Aprida (ga masuk tim), dan Ahsan sama Bona. Tapi mungkin strategi atau apalah ya, kedua pemain ini dipinangkan (gw ga tau gimana tu perasaan Bona, diduakan oleh Ahsan seperti itu. Pasti sakit banget. Hehehe). Pertandingan ini bikin dag dig dug banget. Karena berkali-kali skor sama. Walopun pada akhirnya, Ina menang. 3 : 1
Hayom : OK. 4 :1


    Sementara untuk tim Uber, 5:0 tanpa cela.
    Pertandingan kedua, Ina baik Thomas maupun Uber melawan China. Nyaris tanpa perlawanan. Kalah telak 5:0. Katanya sih, tim Ina mau menyimpan tenaga untuk pertandingan selanjutnya di perempat final, lawan Jepang. No Comment.


    Nah, ini nih yang paling mencengangkan, pertandingan ketiga, Indonesia lawan Jepang. Untuk tim Uber sebenernya bisa agak maklum, karena memang tim Uber Indonesia sepertinya masih belum menemukan era nya. Masih gitu-gitu aja. Dan secara peringkat pun, pemain Ina masih kalah peringkat dibanding tim Jepang. Tapi kalo melihat perjuangan dari tim Uber Ina, yang bisa ngimbangi permainan Jepang 2 : 3, dan hampir aja menang, kalo aja Lindaweni berhasil mencetak 2 nilai terakhir duluan, Applause buat mereka. Setidaknya menurut gw, Tim Uber Ina lebih berjuang daripada Tim Thomas.


    Yang paling bikin mata melotot adalah tim Thomas Indonesia.
Simon : OK. 1 : 0
Kido - Hendra : sekali lagi bertanya-tanya, karena mereka kalah lagi dari pasangan Jepang. Gw heran, ada apa dengan mereka? Juara Olimpiade Beijing 2008, pernah jadi yang no 1 di dunia, paling diharapkan dari tim Thomas Ina, tapi malah ga bisa menyumbangkan apa-apa. 1 :1
Taufik : Kalah. Ini ni yang dari dulu gw ga suka dari Taufik. Doi tu kalo main beregu suka gitu. Kayak ga niat main gitu. Padahal kalo main sendiri jago lho. Ga cuma taun ini lho, tahun 2010 juga, 2008 juga. Padahal lawannya, kalo boleh dibilang sih juga ga hebat-hebat banget, walopun tetep hebat sih. Malahan berat lawannya Simon. 1 : 2
Alvent - Ahsan : Menang dengan cukup mudah. 2 : 2
Hayom : Ini ni. Doi lah sang penentu. Kalo doi kalah, Ina bakal mencetak sejarah. Pertama kalinya ga masuk semifinal, dan pertama kalinya dikalahkan sama tim Thomas Jepang. Dan Hayom sukses mengukir kedua sejarah itu. Kalo gw lihat Hayom kemarin main, doi keliatan tegang banget. Banget. Sekali lagi, banget. Mainnya jelek. Dan *nangis* harus rela kalah sama pemain Jepang. Meskipun gw juga ga mau nyalahin Hayom karena ini bukan salah doi. Siapa juga yang ga tegang ketika dirinya, hanya dirinya, yang bakal menentukan langkah Ina, apakah bisa masuk semifinal atau gagal. Kalo gw yang main pun, jangankan tegang, gw udah pingsan duluan kali. Skor akhir 2 : 3


    Dari data di atas, ada satu pertanyaan mendasar. Kenapa, baik tim Thomas dan tim Uber bisa kalah?
Pertama,
Sebenernya gw ga mau nyalahin pemain, tapi emang nyatanya gw kecewa sama beberapa pemain, yang harusnya bisa menyumbangkan poin buat Indonesia. Kido - Hendra misalnya. Mereka tu pemain elite dunia lho. Lawan-lawannya juga masih dibawahnya lho (kecuali China). Tapi mereka bisa kalah. Baik melawan Inggris, China, juga Jepang. Taufik gw juga agak kecewa. Secara doi udah diistirahatkan pas lawan China, khusus dipersiapkan buat lawan Jepang. E, tetep aja kalah. Malahan Simon yang main terus, dan lawannya berat-berat malah menang. Kalo Hayom, gw no comment. Doi udah berjuang mati-matian gw tau. Dan meski kalah, doi masih punya alesan. Beban.


Sementara untuk tim Uber, cukup salut buat perjuangan mereka. Walopun tetep nyesek banget mereka ga bisa lolos. Komen buat Lindaweni, sama juga kayak komen buat Hayom. Mereka masih muda. Belum cukup berpengalaman. Dan naasnya, sama-sama bermain sebagai penentu. Beban ada di pundak mereka. Kalo saja mereka bukan penentu, mungkin mereka bisa bermain lebih all out.


Kedua,
Mental. Yup. Seperti yang gw bilang tadi, Hayom dan Lindaweni boleh dikatakan adalah pemain junior, yang minim pengalaman. Dan mereka harus bermain dalam game yang menjadi penentuan. Mental mereka diuji. Tapi ternyata, mental mereka masih belum cukup kuat. kalo gw flashback, baik Hayom dan Lindaweni mainnya bagus lho sebelum-belumnya. Baru kali ini aja ni mainnya kacau. So, mungkin perlu dimasukkan ke dalam latihan PBSI. Mental (Jadi inget gimana gw dulu diajarin mental sama senior Paskibra gw waktu sekolah. And thanks, itu sangat membantu!).


    Well, apapun hasilnya, ini bukan ajang untuk saling menyalahkan. Kecewa (kayak gw) boleh, tapi bukan untuk dijadikan dasar menyalahkan. Gw rasa sebagai bintang, Kido-Hendra, Taufik, Gres - Meli ngerti gimana harus bertindak atas kekecawaan fansnya.


    Di akhir posting ini, YOK TEMEN-TEMEN SATU INDONESIA, KITA BIASAKAN UNTUK TIDAK SALING MENYALAHKAN. KITA INI SATU NEGARA. JADI KALAH DITANGGUNG SEMUA BANGSA. KEKALAHAN INI BUKAN SALAH PARA PEMAINNYA, PBSI NYA, ATAU SIAPALAH. TAPI INI KESALAHAN KITA SEMUA. MARI INTROSPEKSI!! CAYOO!!

3 comments:

  1. Hai bro, aku mau ralat komentarmu diatas.
    Jangan salah ya, Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa [Japan] lawan dari Greysia/Meiliana waktu Quarterfinals itu ranking 4 dunia, sedangkan Greysia/Meiliana ranking 13 dunia.
    Fujii/Kakiiwa mengalami banyak kemajuan setelah Indonesia Open SSP tahun lalu, jadi sekarang mereka menjadi lebih kuat.
    Jadi menurutku tetap applause utk Greysia/Meiliana bisa ketat banget melawan Fujii/Kakiiwa. Hanya saja Greysia/Meiliana kurang beruntung.. :/
    Kalau kamu masih bingung dengan rankingnya, kamu bisa lihat di sini http://tournamentsoftware.com/ranking/category.aspx?id=3374&category=475

    ReplyDelete
  2. wow,
    terimakasih gan,
    akan segera diralat,
    maaf ya,

    ReplyDelete
  3. Cina terlalu jago kayanya masbro...

    dan Indo dari duluuuuuuuuuuuuuuuuuuuu masih Taufik Hidayaaaaaaaaaaaaaaaat aja, gak ganti-ganti. dan gak ada alasan kalo Hayom dan Lindaweni itu pemaen muda, di negara lain aja (China) pemaen mudanya udah jago-jago kok...


    *padahal gw gak nonton Thomas-Uber*

    ReplyDelete

Goals for 2024 !! Bismillah !