::: tunjukilah kami jalan yg lurus [QS 1:6] :::

Metode-metode Mengajari Anak Membaca, dan Yang Cocok Buat Sasa

Well, mengenai bagaimana akhirnya Sasa bisa baca, ga terlepas dari metode-metode. Di post kali ini gw bakal ceritain beberapa metode yang pernah kita coba.

First, sebelum kemana-mana, 

langkah pertama dan utama, adalah anak harus kenal huruf dulu. Mau pake metode apapun, kalau anak belum kenal huruf ya susah. Ga perlu hafal semua huruf dulu, yang paling sering dipakai aja dulu kayak : S, R, M, N, T, dll. Huruf yang jarang dipakai kayak Q, X, W, Z, F, V itu nyusul gpp.

langkah kedua, adalah anak harus bisa ngebedain huruf vokal dan konsonan. Huruf vokal harus hafal.

1. Metode Menghafal Kata

Inti metode ini adalah menyandingkan nama benda dengan tulisannya. Contoh paling gampang adalah perabot di rumah kasih label. Di meja tempelin kertas/stiker bertuliskan MEJA, di lemari tempelin tulisan LEMARI, dan seterusnya. Juga kalau sekarang ada yang namany kartu huruf gitu, dimana di kartu itu ada gambarnya, di bawahnya ada tulisannya. Atau dengan suara. Misal kita ngomong "jeruk" sambil nunjukin tulisan "JERUK". Metode suara ini bakal lebih efektif lagi kalau dibarengin dengan sering membacakan buku cerita, sambil anaknya disuruh liatin tulisannya. Keponakan gw berhasil pakai metode ini, tapi di Sasa GA BISA. Kenapa? As simple as dia ga suka menghafal. Kalau gw tunjukin kartunya, dia ga mau lihat tulisannya. Kalau gw bacain cerita, dia maunya lihat ekpresi gw, bukan tulisannya. Hehe. Kalau cocok, metode ini, kata orang bisa cepet buat bikin anak bisa baca, tapi ternyata ada kelemahannya. Yaitu : ketika dihadapkan dengan kata baru  yang dia belum rekam, dia bakal ngeblank. Dan itu menyiskan PR besar, karena artinya orang tuanya harus kasih masuk kata sebanyak-banyaknya. Kelemahan yang kedua adalah kalau dibalik suruh nulis, dia juga kesulitan.

2. Metode Suku Kata

Kata temen gw yang guru TK, metode ini sekarang banyak dipakai di TK-TK. Metode ini pada dasarnya hampir sama dengan metode menghafal kata, akan tetapi dipecah lagi per suku kata (tong). Gw rasa metode ini muncul karena ketidakberhasilan metode menghafal kata. Di metode ini anak dikenalin dengan gabungan huruf konsonan dan vokal. Misal, anak dikasih tulisan "BA" dan guru ngasih tahu kalau ini bunyinya "BA". Begitu seterusnya. So, kalau nanti ketemu kata BATU, anak akan membacanya sebagai BA-TU. Kalau ketemu kata LEMARI, anak akan baca LE-MA-RI. Metode inipun di Sasa ga berhasil karena setelah dijalanin, tong yang harus dihafalkan terlalu banyak. Bayangin dari huruf B aja, bisa jadi 5 tong dasar yaitu BA, BI, BU, BE, BO. Belum lagi nanti kalau ketemu huruf mati : BAS, BIS, BUS, BES, BOS, BAM, BIM, BUM, BEM, BOM, dan seterusnya. Yang harus dihafalkan jadi berlipat-lipat. Gw pribadi merasa metode ini hanya cocok untuk baca kata-kata yang simple. Tapi untuk baca di dunia sesungguhnya, it won't work.


3. Metode Mengeja

Nah, akhirnya setelah gagal di dua metode di atas, gw coba iseng ajarin Sasa untuk mengeja. Memang awalnya agak susah untuk menyampaikan konsep mengeja itu. Tapi setelah ketemu kuncinya, ternyata jadi gampang banget. Kunci dari mengeja menurut gw adalah anak harus paham cara dan asal pengucapan atau kalau belajar baca Quran tu makhroj nya. Misal, untuk baca "BA", anak harus paham bener bahwa huruf B itu cara ngucapinnya dengan menempelkan bibir atas dan bibir bawah. Jadi mau dikombinasikan dengan huruf vokal apapun, ya harus awalnya bibir atas dan bawah nempel. Seinget gw, gw cuman ngajarin Sasa 2/3 kali doank. Setelah itu gw tempel beberapa kata yang udah dipecah per suku kata di kamar. (Misal tulisan BATU, ditulis BA-TU). Biar tiap saat bisa dilihat, penasaran, dan coba baca. Dan tepat setelah lebaran tahun ini, ternyata dia bisa baca sendiri. Gw coba dengan kata-kata lain, sedikit kesulitan, tapi akhirnya bisa juga. Setelah lancar, berapa minggu kemudian gw tambahin jadi 3 suku kata. Tiap hari gw kasih tugas untuk menghubungkan gambar dan katanya. Sampai lancar semua huruf dia bisa. Tanpa harus gw ajarin satu-satu lagi. Udah otomatis. Nah, yang agak susah adalah kemarin waktu baca huruf mati. Misal BUNDA =>  BUN-DA. BU nya bisa, tapi dikasih N biar jadi BUN, itu yang agak peer. Maka gw pancing dengan makhroj lagi. Jadi awalnya dia bacanya BU-EN. Lama-lama, paham sendiri, dan bisa bilang BUN. Huruf selanjutnya yang sering dipakai kayak S, R, M, NG, T, dll langsung otomatis bisa. Kecuali beberapa huruf mati yang jarang diketemuin masih belajar.

Kelebihan dari metode ini dibanding dua metode sebelumnya adalah anak ga perlu menghafal banyak kosakata. Yang mana, Sasa emang kurang di hafalan. Terus, anak juga bisa baca apapun, ga terbatas terhadap kata yang kita ajarin. Dia di kamar mandi lihat botol sabun "BIORE" dia baca sendiri. Lagi jalan lihat tulisan, baca. Lihat tulisan di baju, baca. Kadang di rumah juga suka iseng ambil buku sendiri, baca sendiri.

Dan satu kelebihan metode ini yang gw cukup amaze juga adalah tanpa kita ajarin, Sasa udah otomatis bisa nulis sendiri. Kalo gw suruh nulis PINTU. Otomatis tuh Sasa akan mengeja P-I PI, dikasih N, PIN. T-u TU. PINTU Jadi dia langsung tahu huruf pembentuknya adalah P-I-N-T-U. Luar biasa. AKhirnya gw tes lah ke temennya Sasa yang baca pakai metode menghafal kata. Dan ternyata no clue. 

So finally, gw amaze sendiri sih. Ternyata metode yang paling jadul adalah metode yang paling pas buat si Sasa bisa baca. Gw ga merekomendasikan bahwa ini metode terbaik ya, tapi di kasus anak gw, Sasa, metode mengeja adalah yang paling pas. Sekian.

Kak Sasa Mulai Pintar Baca

Akhir-akhir ini gw lagi seneng banget karena Sasa udah mule lancar baca. Belum baca yang panjang banget, tapi kalau satu kalimat utuh udah bisa. Diajak baca buku cerita yang sederhana juga udah bisa, walaupun kalau kalimatnya panjang, dia suka ga paham apa yang dibaca. But anything, gw seneng banget. An appreciate life point for this one.

Well, Sasa sekarang umurnya 5 tahun dan bulan Juli kemarin baru masuk TK-A. And FYI, gw sebenernya juga nyantumin ini (Sasa bisa lancar baca) di salah satu dream book gw, yang setelah gw buka lagi ternyata gw buat 28 Januari 2022 dengan target 31 Desember 2022. Telat sih, tapi not bad. The important thing is, dream ini tercapai. 


Kenapa gw pengen Sasa segera bisa baca? Sebenernya alasannya sederhana sekali. 

First, karena ini adalah masa-masa Golden Age nya dia. Dimana dari yang gw baca, sebisa mungkin, informasi dan ilmu kalau memungkinkan masuk di usia-usia segini, sampai nanti sekitar 8/12 tahun (tergantung referensi yang dibaca). Masalahnya adalah, informasi yang bisa gw (dan istri)  supply tentu sangat terbatas. Ya terbatas kemampuan, ya terbatas waktu. Harapan gw adalah dengan Sasa bisa baca, nantinya dia bisa baca buku sendiri, get information by herself. Tentu dengan tetap mendampinginya belajar. I mean, kalo ngandelin semua-semua dari orang tua, it won't work. Gw aja setiap hari pulang udah maghrib, di rumah 2/3 jam anak udah tidur lagi. Istri gw kalo ga ngajar juga sibuk dengan urusan rumah, utamanya ngurusin adeknya Sasa. So, time itu bener-bener limited banget.

Second, she can. Selain karena alasan kami yang punya keterbatasan, gw juga tahu kalau Sasa itu mampu. Gw tau Sasa anaknya curios, pengen tahu, dan mandiri. So, asal didampingi dengan  benar, kemandiriannya ini akan memberikan impact yang besar buat dia nantinya. Nah, daripada nungguin emak-bapaknya nyuapin ilmu dan informasi, kan mending gw manfaatin sifat-sifat positif ini biar bisa lebih bermanfaat buat Sasa. Toh, anaknya sama sekali tidak merasa terbebani dengan ini.

But, tentu aja ada beberapa yang ga sependapat sama kita (atau gw tepatnya), karena katanya it's too early buat ngajarin anak baca. Termasuk bokap gw (yang almost 40 tahun jadi guru SD). Kami terima saran dari beliau, so, makanya kita combine cara ngajarin bacanya. Intinya agar tidak bikin anak tertekan, dan buat semua proses ini menyenangkan.

Kalau gw balik ke Dream Book gw, gw nulis ini 28 Januari 2022, artinya saat itu usia Sasa masih belum genap 4 tahun. Kita tahu itu emang early banget. So, makanya kita gathering berbagai macam metode dan informasi, entah dari baca buku, dari internet, dari ngobrol sama temen, bahkan dari beberapa guru TK yang kita kenal. Dari referensi yang kita dapat itu, kita juga udah nyoba beberapa cara. Dari metode menghafal kata dan gambar, metode baca per suku kata, nulisin tiap benda di rumah dengan tulisannya, dan macem-macem. Tapi ternyata yang paling work adalah metode paling jadul, yang dulu gw dan istri diajarin di sekolah, yaitu mengeja. Cerita gimana Sasa akhirnya bisa baca, akan gw ceritain di post berikutnya.

Well, gw dan istri percaya kalo setiap anak, setiap manusia itu punya potensinya masing-masing. Hari ini mungkin Sasa bisa baca yang menurut kami, lebih hebat dibanding beberapa anak seusianya. But, at the same time, kita juga nemuin (dan banyak), anak seumuran Sasa yang udah hafal Al Quran beberapa juz. Ada anak umuran segini yang udah bisa mandi dan cebok sendiri. Sasa belum. So, di samping apreciate bahwa Sasa hebat sudah mulai bisa baca, gw dan istri juga selalu bilang ke Sasa bahwa setiap anak punya kehebatan masing-masing, so, kita ga boleh sombong. Dan alhamdulillah, ni anak paham.

Great job Kak Sasa!!

Bagaimana Media Sosial Merusak Produktifitas

Well, sebelumnya gw ga pernah ngebayangin kalo gw bakal "terpengaruh" atau bahkan "kecanduan" oleh media sosial, like Instagram, Twitter, Youtube, etc. Karena gw pikir, waktu gw bermedsos itu ga banyak kok. Paling sesekali aja di sela-sela kerjaan ketika lagi suntuk atau capek atau sesekali sambil ngemong bocah. But the truth is, in reality bermedsos itu udah mengambil sebagian besar waktu dan bahkan cara berpikir gw. Salah satu hal yang paling terdisrupsi adalah "menulis".

Kalau temen-temen perhatiin, beberapa tahun ini, gw udah jarang banget nulis, apalagi di blog ini. Dalam setahun bisa diitung, paling adalah recap tahunan dan plan ke depan. Tapi selain itu, NO. Pertanyaannya, why? Apakah gw terlalu sibuk sehingga ga sempet nulis? Apakah udah ga ada ide? Apakah passion nulis gw udah ilang? Semua jawabannya adalah NO. Dan gw realize bahwa faktor terbesarnya adalah MEDSOS. Gimana ceritanya? Nah, Sebelum ngebahas itu,  gw pengen jawab dulu pertanyaan-pertanyaan yang tadi gw tanyain, dan seberapa ngefeknya itu ke produktifitas gw at a whole thing, and menulis at a one thing.

Apakah gw terlalu sibuk, jadi ga sempet nulis?
Jawabannya fifty-fifty. I mean, gw tambah sibuk iya, karena emang lebih banyak yang dikerjain. Tapi sebenenernya kalo mau jujur, seiring bertambahnya pengalaman, makin banyaknya kerjaan itu tidak menambah waktu kerja kita. I mean, kalo dulu waktu awal kerja jadi programmer, buat bikin satu modul butuh waktu 1 minggu, sekarang dikerjain sehari juga udah kelar. Jadi kalopun kerjaan gw bertambah dari ngerjain 1 modul jadi 5 modul, itu masih ga ngabisin waktu gw banget. Ato ngerjain kerjaan lain kayak bikin bahan ajar, dulu waktu masih awal-awal bikin 1 bahan ajar untuk 1 pertemuan itu bisa seminggu, sekarang kalo niat, 3 hari juga jadi. So, I mean, kerjaan emang tambah banyak, tapi dari sisi waktu sebenarnya sama aja. So, kalo kerena alesan ini gw jadi ga sempet nulis, ya ga juga. So, KENAPA ?

Apakah udah ga ide ?
Justru kebalikannya. Karena ga  nulis lagi, ide tu jadinya numpuk doank di kepala. Dan lama karena ga gw keluarin, outputnya cuman dua. Satu jadi beban pikiran doank, stress, dan ga ada yang dihasilin. Atau, dibiarin aja, lama-lama ilang, dan ga ada yang dihasilin juga. Sampai akhirnya, karena dulu setiap punya ide gw tulis di blog, dan sekarang engga, gw belain beli note. Ga cuman 1, tapi beberapa. Motifnya cuman satu, biar kalo ada ide, bisa segera ditulis. Ga nunggu buka komputer untuk ditulis di blog. Tapi ujung2nya apa? No action. KENAPA ?

Apakah passion nulis gw ilang?
What is passion? Passion came from willing kan, niat. Niat gw untuk nulis masih tetep sama, but gw missing di action. Seperti yang gw jelasin tadi, gw sampe beli note itu ga cuman satu, biar memotivasi gw untuk "ayo donk tulis", tapi meskipun niatnya selalu ada, self support nya ada, tapi entah kenapa action nya NOL. KENAPA ?

Dan dari berbagai fakta ini gw realize something. Medsos. Kalo dulu, waktu medsos cuman ada FB, gw ga sering-sering banget buka FB. I mean, sehari paling cuman 2/3 kali aja. Selebihnya, kalo ada sesuatu di pikiran, langsung gw tulis. Hasilnya? Kalian bisa lihat postingan blog gw di tahun-tahun 2010 an. Seabrek. Padahal di tahun itu juga gw lagi kuliah lho. Yang pasti dengan seabrek tugas. Dan waktu itu gw juga udah kerja. Selain itu juga gw masih aktif kelas nulis. Ada dua cerpen gw yang dimuat jadi buku. Gw masih bisa aktif di komunitas, dan masih banyak hal lain yang ada outputnya.

Kalo sekarang ? Well, mungkin beberapa temen deket gw masih suka notice gw menghasilkan sesuatu. I mean, selain kerja gw juga ngajar, bikin modul, bikin penelitian dan publikasi, punya keluarga, dll. Itu juga output. Tapi menurut gw pribadi, gw harusnya can do more lho. I mean, dengan pengalaman kerja yang gw miliki tadi, gw bisa saving time efficiently. Ide juga terus ngalir dan passion nulis gw masih cukup gede. So ya, I think i can do more. Tapi KENAPA gw stuck disini aja? Bahkan nulis di blog aja cuman 2 kali setahun? Yup, medsos.

Sekarang, pas sarapan di kantor misalnya, dari jam 7.00-7.30, gw biasa sarapan sambil lihat anime atau podcast. Tapi pas sarapan kelar, dan podcast nya belum kelar, gw lanjut dengerin podcastnya sampai habis. Satu dua jam lewat, dan ketika selesai, udah jam 8, atau kadang lewat. Gw bahkan sering bikin janji sama rekan kerja tu jam 10 pagi, karena khawatir gw belum preparing apapun, karena seringnya waktu abis buat itu. Ntar siangan, jam istirahat, buka instagram atau twitter, ngeliatin tingkah para netizen, sampe ga sadar udah berjam-jam. Ntar abis ashar kalo lagi ga banyak kerjaan, gitu lagi sampe mau pulang. Jalan pulang, suka sering ngantuk di jalan, buka medsos lagi, sampe kadang paling lama setengah jam, karena ga sadar. Intinya, setiap ada waktu senggang, buka medsos, dan seringnya lupa waktu, ga sadar udah ngabisin waktu 15 menit, 30 menit, bahkan berjam-jam. Yang, kalo itu gw pake buat baca atau nulis, pasti ada something yang gw hasilin. Dan ini seakan udah jadi kayak candu aja. Setiap ada waktu luang, medsos. So, si medsos ini bener-bener ngerusak produktifitas gw. I can do nothing karena gw terlalu lengket sama medsos.

But, gw ga bisa ngeblame medsos doank juga. Karena yang mutusin  buka medsos kan gw sendiri yak. Artinya, ada mindset dan habit yang harus gw ubah juga. Gw sendiri masih yakin, passion gw buat nulis (dan tentu saja baca), masih ada. Kemampuan gw menulis masih nyisa. Dan ide buat nulis juga masih banyak. So, tinggal ubah mindset dan habit aja. Well, untuk ngebuktiin apakah gw yang menang, atau medsos yang berkuasa, kita lihat satu atau dua bulan ke depan. Apakah ada tulisan baru di blog gw ini atau engga. Atau temen-temen juga bisa pantengin blog gw yang lain di pakcondro.blogspot.com, blog yang isinya lebih edukatif dibanding blog sampah ini. Atau apakah gw bisa ngasilin karya yang lain kayak jurnal, buku, konten video (bisa lihat di instgram @pak.condro atau youtube @pojokan), or whatever. Well, kita lihat aja nanti. Intinya, plan without action is nothing.  Plan itu variabel dan action itu konstanta. Jadi kalo plan lo banyak dan action lo juga gede, you will get many. Plan lo sedikit dan action lo sedikit, you will get lilttle. Tapi kalo ga peduli plan lo sedikit atau banyak, tapi action lo nol, maka you will get nothing.

Lets Go 2023!! Yearly Goals!

Hoila guys!! Well, tahun 2022 kemarin cukup banyak target yang belum tercapai, walaupun masih dan wajib disyukuri karena beberapa juga tercapai. Salah satunya adalah Sertifikasi Dosen. So, for this year I'll make target lagi. Hope bisa tercapai. Amin.

1. Menstabilkan Keuangan dan Coba untuk punya mobil
Well, ini adalah target yang sama dengan tahun lalu. Menstabilkan keuangan, karena walaupun tahun kemarin sudah lumayan, tapi gw belum bisa punya tabungan, bahkan budget untuk sekolah anak-anakpun masih sangat terbatas. Jujurly, itu bikin gw worry. Karena begitu ada yang sakit, atau rumah perlu dibenerin, atau ada anything yang di luar 'kebiasaan', semuanya jadi agak kaco. So, target gw tahun ini adalah keuangan gw stabil so gw ga perlu worry lagi. Hopefully, gaji bisa naik, serdos cair, bisa ngajar di kampus lain, syukur-syukur channel youtube dan instagram jalan. Amin. Seenggaknya, gw pengen ada tabungan dan dana darurat. So, here the list of my Financial Target.

a. Punya tabungan sekolah untuk Sasa : 20jt
b. Punya tabungan sekolah untuk fakih : 10jt
c. Punya dana darurat : 50jt
d. Punya dana KPR mengendap : 50jt
e. Punya dana investasi : 50jt
f. Punya tabungan lain-lain : 30jt

Dan mobil. Sebenarnya gw perlu ga perlu, seperti yang udah gw bahas di tahun kemarin juga. So,  gw tulis aja. Siapa tahu nanti Allah ngizinin. Ertiga GX boleh  lah ya.


2. Nambah sedekah di 1 panti lagi
Tidak bermaksud gimana-gimana ya, but actually sepanjang tahun kemarin kita rutin sedekah, meskipun ga banyak. Setidaknya ada empat tempat, dua lembaga pendidikan dan dua panti. Sebenarnya kalau mau jujur, kita mungkin mampu cuman tiga. Tapi karena alhamdulillah di tahun kemarin banyak dana tak terduga, so gw dan istri niatkan untuk nambah satu lokasi, menjadi empat lokasi. Dan alhamdulillah, keempatnnya bisa kehandle semua. So, I don know, gw ga tau caranya juga, but gw pengen tulis disini aja, bahwa gw pengen nambah 1 tempat lagi, jadi ada lima tempat lagi untuk investasi kami sekeluarga di akhirat nanti. Amin.


3. Naik jabatan ke Lektor
Setelah secara tak terduga tahun kemarin gw Lolos Sertifikasi Dosen, maka next step adalah naik kepangkatan. Saat ini gw udah AA (Asisten Ahli), so gw menargetkan tahun ini gw bisa diusulkan lagi untuk naik ke level Lektor.

4. Nerbitin 2 jurnal, 1 buku, ikut 5 seminar/webinar
Target tahun ini masih sama dengan tahun kemarin, yaitu nerbitin 2 jurnal dan ikut 5 seminar/webinar/workshop. Plus gw tambahin satu yaitu nerbitin 1 buku. Well, untuk jurnal, spesifik gw pengen tembus S1/S2. Kalo bisa Scopus. Untuk buku, personally gw belum pernah nerbitin buku referensi (kalau kumpulan cerpen pernah). So, it will be great experienced kalo gw bisa nerbitin buku. At least satu aja.

5. Maintanence proyek @pakcondro
Tahun kemarin gw udah mulai proyek @pakcondro, yang merupakan gabungan dari Youtube Channel (@pojokan), Instagram (@pak.condro), dan blog (pakcondro.blogspot.com). Walaupun penuh perjuangan, tapi alhamdulillah setahun kemarin gw berhasil nambah 9 video youtube. So, target gw tahun ini adalah gw pengen bisa upload 1 playlist materi lagi di Youtube. Plus beberapa video pembahasan di luar materi kuliah. But, jujur gw belum punya konsep yang bagus. Instagram, sampai saat ini gw masih belum paham gimana harus menghidupkan instagram gw. Walaupun kalau mau jujur ya, semenjak jadi tuh akun sampe sekarang udah lumayan lho followernya. Dan blog, merupakan ladang yang sangat tidak terurus. Contentnya cuman list materi doank, walaupun gw sempat amaze juga karena viewsnya mencapai lebih dari 500 an. Jauh di banding konten-konten yang gw bikin dengan serius.

6. Menguasai ReactNative dan WebServices
Entah sudah berapa kali gw tulis target ini. But, emang nyatanya sampe hari ini belum kesampaian juga. So, gw tulis lagi, sebagai pengingat bahwa gw masih punya utang belajar dua materi ini.


7. Hafal Juz 29 dan 30.
Well, rasa-rasanya gw optimis tahun ini bisa hafal lagi juz 29 dan 30. Secara sekarang gw lagi dampingin Sasa untuk tahfidz juz 30. Dan efeknya oke punya. Selama 6 bulan kemarin Sasa (dan otomatis gw) udah hafal dari Annaba, AN Naziat, dan Abasa. Plus surat pendeknya dari An Nas sampai At Takatsur. Gw sih optimis tahun ini selesai. And untuk juz 29, rasanya Ramadhan besok gw mau fokus untuk ngapalin ulang, karena sebelumnya gw udah mau hafal tuh semua juz 29. Hope bisa terwujud ya. Amin.

8. Persiapan S3
Well, ini agak muluk-muluk sih, tapi gw tetep berharap bisa lanjut kuliah S3 secepatnya. Sebagai persiapan, beberapa saat kemarin gw udah mulai tanya-tanya ke atasan gw di kantor tentang kemungkinan kuliah S3, dan beliau support. Gw udah mulai cari tahu kemungkinan jadwal yang bisa disesuaikan dengan kerjaan gw, secara gw masih punya tanggung jawab kerjaan di kantor. So, gw sih ga tahu gimana caranya, but hope hope hopefully gw bisa S3 secepatnya.


9. Bisa beliin Handphone baru buat istri
Tahun kemarin, akhir tahun, HP nya istri yang Samsung rusak. Dan itu cukup bikin ribet sih. Pas banget setelah pulang kampung dan dana lagi habis-habisnya. Dan akhirnya Allah turun tangan. Singkat ceritanya akhirnya gw ada HP yang bisa dipakai, dan HP gw dipakai istri, karena istri ga mau pake HP yang baru itu. Dan istri berencana untuk beli HP Samsung Galaxy A71 sebagai pengganti HP nya yang rusak Samsung Galaxy A7. Kemarin udah mau gw beliin yang spek di bawahnya, A31/A41, tapi istri ga mau, dan maunya tetep A71. Akhirnya ga gw beliin karena ga ada dana nya. Dan akhirnya istri bikin tabungan berkala, yang tujuannya untuk beli ni HP. So, God tolong lah. Kalau bisa biar gw aja yang beliin. Duit istri biar bisa dipakai untuk yang lain.


10. Sepedaan ke Kantor lagi
Gw pengen sepedaan ke kantor lagi. Tahu ga sih, berat badan gw udah menjelang 70Kg. Kalau gw ga maintain, jaga makan, dan sebagainya ini tuh udah pasti banget lebih dari 70Kg yang artinya kegemukan. So, dari riwayat, satu-satunya yang bisa nolong tuh olahraga. Dan olahraga yang paling gw suka dan memungkinkan secara waktu, ya sepedaan. So, tahun ini semoga gw bisa sepedaan lagi ke kantor. Ga harus setiap hari. Dua kali seminggu juga gpp.


Well, itu semua adalah target-target pribadi gw di tahun 2023 ini. Untuk urusan kantor, tentu ada target-target lain lagi. Hope, tahun 2023 bisa lancar dan gw bisa achieve apa yang sudah gw targetkan. Amin.

Semangat!!!


Note :
Gw maish pengen banget bisa main ke SMK N 7 Semarang. Reuni bareng temen-temen dan khususnya gw pengen ketemu Pak Pracih. Want to thanks him. Karena "ilmu menulis mimpi" ini gw dapat dari beliau, dan selama ini udah ngebantu hidup gw banget. Matur nuwun Pak Pracih.


Target Review of 2022

Well, first sentences for 2023 is "Thanks 2022 for the great year!". Meskipun ga banyak hal terjadi di tahun 2022 ini, some just flow like usual, tapi ada beberapa hal juga yang bisa disebut big things juga, yang sangat sangat sangat patut disyukuri. So, tak usah berlama-lama lagi, yuks mari kita bahas.

1. Menstabilkan Keuangan Setelah Pindahan dan Coba untuk Punya Mobil.
Well, setelah pindahan rumah, gw perlu menata ulang keuangan gw. Sekarang gw harus mikirin gimana ngidupin dua rumah, yaitu rumah gw sendiri, dan rumah Mama mertua gw. Walaupun untuk rumah Mama, kita dibantu sama kakak-kakak, tapi tetep aja, secara pengeluaran tentu aja nambah. Sebelum lebih jauh kita bahas ini, biar lebih clear, gw sama sekali ga mempermasalahkan ini ya. This is just story. So, jangan ada yang mikir kalo kita terbebani ato something like that. For me and my lady, berbakti kepada orang tua itu wajib. Dan kalo kita bisa, it will be good kalau kita bisa menghidupi mereka dengan layak.

Short story, ternyata sampai akhir tahun 2022 ini, gw belum nemu formula yang pas buat menstabilkan keuangan gw. Keuangan gw hanya ngepas-ngepas aja. No budget for saving, apalagi asuransi, apalagi mikirin mobil. Belum. Apalagi di tengah tahun 2022 gw sempet ketipu dengan nominal yang ga kecil. So ya, I think for the first goal, I will say, I failed.

2. Target-target Keuangan
Let's just make summary for all the things :

a. Punya Tabungan Sekolah untuk Sasa : 20jt -> SUCCED
b. Punya Dana Darurat : 50jt -> FAILED
c. Punya Dana KPR Mengendap : 50jt -> FAILED
d. Punya Dana Investasi : 50jt -> FAILED
e. Punya Tabungan Lain-lain : 30jt -> FAILED

So, I will say it's FAILED again.

Seriously, keuangan tahun ini masih kacau. Uang itu cuman masuk-keluar gitu aja. Jarang ada yang nyangkut. So, hope 2023 will be better.


3. Lolos Sertifikasi Dosen
Awal tahun 2023 sebenarnya ada info yang masuk bahwa untuk ikut sertifikasi dosen harus bikin BKD 2 tahun berturut. Sebelum-sebelumnya gw ga pernah bikin BKD, karena memang ga disuruh sama kampus. So, dengan aturan baru ini, gw realistis aja, bahwa mungkin gw baru bisa ikut sertifikasi itu tahun depan atau bahkan dua tahun lagi. Itupun juga masih antri sama senior-senior yang belum sertifikasi. So, walaupun gw tulis di target gw, sebenarnya gw ga terlalu muluk-muluk ngejar target ini. Realistis aja. Gw hanya berusaha ngelengkapin syarat-syarat aja, kayak : ikutan PEKERTI di bulan Juni, tes KBI/TKDA di bulan Juli, bikin-bikin Jurnal, bikin-bikin modul, dll. Intinya, gw pikir, begitu gw dipanggil nanti, gw udah siap.

But, rencana Tuhan lain. Begitu gw lolos tes TKBI/TKDA, tiba-tiba gw dikontak BAU, dan akan diikutkan untuk sertifikasi di Bulan Agustus. I'm excited, dan ikutin aja prosesnya. Gw harus kumpulin lagi berkas-berkas gw dua tahun ke belakang untuk nyusun BKD, nglengkapin syarat-syarat administrasi lainnya, dan alhamdulillah, bulan Oktober 2022 kemarin gw dinyatakan LULUS sertifikasi dosen. Bulan Desember 2022, sertifikat udah keluar. Tinggal nunggu tunjangan keluar aja. Thanks God. Akhirnya satu target gw TERCAPAI.


4. Nerbitin 2 jurnal, Ikut 5 seminar/webinar
Tahun ini alhamdulillah udah terbit 1 jurnal di bulan Maret, dan udah dapet 1 LOA untuk terbit Februari 2023. Gimana tuh. Masuk 2022 atau 2023 tuh. Hehe. Anggap aja 2022 ya, biar target gw tercapai. Walaupun yang satu Sinta 5 dan satu lagi Sinta 3. Jujur bos, susah banget tembus Sinta 2 apalagi 1.

Untuk webinar, it's easily tercapai. Bahkan gw juga sempet ikut pelatihan PEKERTI dan ikutan kursus Data Analyst nya Kominfo x Coursera. TERCAPAI.


5. Memulai proyek @pakcondro
Proyek @pakcondro akhirnya berhasil gw mulai, walaupun belum konsisten. Yeai! Di youtube gw ada channel @pojokan. Isinya tentang materi ajar gw. Sampai sekarang udah ada 8 video yang gw upload. Di blog masih lanjut di blog : pakcondro.blogspot.com. Belum ada content artikel/tulisan yang berarti. Cuman summary dari materi-materi mata kuliah yang gw ajar. Di instagram ada channel @pakcondro. Isinya masih sebatas informasi perkuliahan. Secara konten belum OK, tapi good things lah, karena akhirnya gw mulai juga proyek ini setalah cuman dicanangkan di tahun-tahun sebelumnya. TERCAPAI.


6. Hafal Juz 29 dan 30, khatam baca Al Quran
Tahun ini Sasa mulai sekolah Tahfidz. So, gw berpikir daripada gw ngapalin juz 29 dan 30 untuk gw sendiri, gw lebih milih untuk nemenin Sasa ngaji aja. Karena udah ga ada waktu lagi buat gw ngapalin sendiri. Sekarang ini Sasa udah hafal An Naba, An Naziat dan surat pendek dari An Nas sampai Al Asr. Alhamdulillah. 


7. Menguasai ReactNative dan WebServices
Tidak tercapai. Kerjaan di kantor dan rasa malas masih belum ngizinin gw untuk belajar dua hal ini. Sial. Kemarin sempet belajar WebServices di Python pake Django, tapi terhenti karena ada kerjaan lain. Dan akhirnya sampai akhir tahun, lupa dan dilupakan.


8. Bisa Sepedaan Minimal 60km tanpa berhenti, Lari 21km tanpa berhenti, Turun Berat Badan 5Kg.
Gw sempet mulai sepedaan ke kantor lagi. Gw juga sempet nyobain lari 5km lagi. But, kemudian terhenti karena sepeda gw rusak. Dan sampai sekarang belum gw benerin, karena belum nemu bengkel sepeda yang pas. Untuk lari, waktu bener-bener ga sempet lagi. Paling-paling gw cuman bisa treadmill an di kantor. Itupun ga rutin. Untuk berat badan, gw belum turun juga. Masih betah di 67-69 aja.


9. Pulang kampung, ketemu keluarga dan ketemu temen
Tahun ini alhamdulillah gw bisa pulang dua kali. Pas lebaran di bulan April dan kemarin awal Desember. Istri dan anak juga udah bisa diajak pulang agak lama. Istriku, sejak pindah rumah jadi super mandiri. Jadi, she handle everything. Gw udah ga pusing lagi masalah anak. Asalkan dia bilang 'OK', berarti semuanya OK. Gw cuman tinggal nyiapin itenerary dan administrasinya aja. Kemarin bahkan sempet main dulu ke Semarang, karena istri belum pernah main ke kotanya, selama ini cuman dilewatin doank. Alhamdulillah.


Well, itu tadi adalah review dari target-target gw di tahun 2022 kemarin. Beberapa tercapai dan beberapa yang lain tidak atau belum tercapai. No Problem. Karena buat gw yang penting itu punya target dan berproses to achived that. It's better bahwa sebagian target gw bisa tercapai, daripada tidak sama sekali, atau bahkan malahan tidak punya target. So, all the result, all the thing happen in 2022, semuanya patut disyukuri. And let's try harder in 2023. Happy New Year!!!


Note :
Thanks to Pak Pracih yang udah ngajarin 'menulis mimpi'. So sad, karena tahun kemarin pun gw belum bisa berkunjung dan bertemu beliau. But, my best wishes untuk beliau.