::: tunjukilah kami jalan yg lurus [QS 1:6] :::

Ka Sasa Juara Lagi! Langsung Borong 2 Piala!

       Kak Sasa juara lagi. Kali ini dua sekaligus. Mantap Kak !!

       Jadi ceritanya, masjid di perumahan ngadain lomba anak dalam rangka memperingati Maulid Nabi. Ada beberapa lomba, tapi yang bisa diikuti Sasa cuma dua yaitu Lomba Mewarnai dan Lomba Hafalan Doa Harian. Well, untuk lomba mewarnai yaudah lah ya, jalan aja. Sasa udah pengalaman. Tapi yang berat adalah Lomba Hafalan Doa Harian. Berat karena Sasa masih banyak belum bisanya. Baru bisa doa mau makan, setelah makan, dan mau tidur. Sementara di list lomba nya, masih ada beberapa doa yang mungkin akan ditanyakan, kayak doa bangun tidur, doa keluar rumah, doa masuk-keluar kamar mandi, doa berpakaian, dan doa bercermin. Jadi masih banyak peernya. Gw sih bilang ke istri, yaudah dihafalin aja, sebisanya. Tapi ternyata doi yang bersemangat sekali. Dan akhirnya dalam waktu hanya seminggu, akhirnya Sasa hafal semua doa itu. Amazing. Ya, walaupun belum lancar banget, tapi bisa. Gw kasih jempol buat istri yang gigih ngajarin Sasa.

       Dan pas lomba, anaknya happy karena bisa dapet temen baru. Mamanya happy karena pun kalo ga menang, hafalan ini bisa dipakai untuk sehari-hari. Gw juga happy karena istri dan anak happy. Dan tambah happy lagi karena ternyata Sasa bisa dapet Juara 3 Lomba Hafalan Doa Harian. Plus Juara 2 Lomba Mewarnai.

      Yeeee, keren Kak Sasa !!!


Ternyata "gw" itu tidak seperti yang gw pikirkan.

  Beberapa waktu yang lalu, gw ikut tes psikologi. Iseng aja. Sekedar pengen tau gw itu orang yang kayak gimana sih. Apa bener gw orang yang gemar menabung? Hehe. Dan well, hasilnya, cukup bikin gw amaze. At the first time agak shock sih, tapi setelah gw pikir-pikir lagi, amazing sih. Let's see the result.


Pertama, yang bikin gw amaze adalah ternyata gw orangnya too sharp. Terlalu tajam di beberapa hal dan terlalu tumpul di hal lain. Ini jujurly, bertentangan dengan apa yang gw pikir tentang diri gw sendiri. Karena sejak SMP, gw mengira bahwa gw itu orangnya generalis, punya keahlian yang rata, walaupun ga tajam. Atau gampangannya bisa semua hal tapi nanggung. Contoh paling gampang, gw bisa semua mata pelajaran waktu sekolah. Misal, gw jago matematika. Tapi bukan yang no 1. Nilai bahasa gw bagus, tapi masih ada yang lebih bagus dari gw. Gw cukup dipandang alim sama guru agama gw, tapi yg lebih alim dari gw juga ada. Kalo di ranking, mungkin gw bakal masuk 5 besar di semua mata pelajaran, tapi ga pernah bisa jadi yang no 1.

Begitu juga di karakter gw. Selama ini gw mengira gw orangnya adaptif terhadap lingkungan sekitar, walaupun yang lebih adaptif dari gw juga banyak. Gw pikir selama ini gw orang yang tenang menghadapi masalah, walaupun kadang masih suka kebawa emosi juga. Well, I mean, gw kira selama ini gw orangnya rata.

So, ketika gw ngelilat hasil tes yang ternyata sangat tidak rata itu. Gw amaze dan jadi mikir ulang. "Apa iya gw gitu?".

Well, dari hasil tes ini terlihat bahwa gw punya tiga sifat yang sangat tajam yaitu : Kecermatan, Konsentrasi, dan Penyesuaian Diri. Gw mengakui iya, tapi ga nyangka bahwa bakal setajem itu. Kita bahas satu-satu.

1. Kecermatan
Kecermatan, menurut gw ini berasal dari sifat jeli melihat keadaan. Kejelian bisa dilatih dengan pandai merencanakan. Nah, gw orangnya perencana banget. Event hal kecil pun, gw merasa harus punya planning. Misal, gw mau nyuci piring. Di otak gw tu langsung otomatis menganalisa dan ngeplanning. Tempat yang tersedia seberapa, yang harus dicuci apa aja, urut-urutan nyuci nya gimana, sabun nya cukup apa engga, sampai gw bisa memprediksi berapa menit gw bakal selesai nyuci piring. Dan misalnya kok ada yang ga sesuai di tengah jalan, jumlah sendok yang gw cuci kurang, atau waktu ngerjainnya molor, gw tahu apa yang salah. So, itu adalah kecermatan, yang lahir dari kemampuan menganalisa dan merencanakan. Atau saat lagi kerja, it means, coding. Saat ada yang salah dan debugging, banyak temen-temen gw yang kesusahan nyari mana yang salah dan biasanya minta tolong ke gw. Maka, otak gw langsung menganalisa dan bikin plan : gambaran besarnya gimana, flow nya harusnya gimana, dan gw cek sesuai flow yang gw rencanain, dan biasanya ketemu. Temen-temen gw bilang gw cermat. Padahal gw cuman sesuain aja result dengan plan. But, jika memang hasil test menunjukkan gw cermat, gw admit itu.

2. Konsentrasi
Gw bisa konsentrasi dalam keadaan seperti apapun. Event di saat genting sekalipun. Ketika istri gw mau lahiran misalnya dan orang rumah bilang pompa air mati, gw masih bisa berpikir jernih how to solve the problem. Gw biasa, tangan kanan nyuapin Sasa, dan tangan kiri main lego sama Fakih, sementara mata nonton badminton. Atau telinga kanan ngedengerin meeting, telinga kiri ikut seminar, sementara tangan ngerjain laporan. Gw bisa berpindah dan fokus dengan cepat dalam mengerjakan sesuatu atau kita nyebutnya konsentrasi. So, gw juga admit ini. Meskipun ga nyangka, nilainya bakal setinggi itu.

3. Penyesuaian Diri
Gw juga agaknya setuju dengan yang satu ini, meskipun sekali lagi ga nyangka nilainya bakal setajem itu. Gw bisa beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda-beda. Gw bisa ngobrol sama bapak-bapak RT, atau mahasiswa, atau bahkan anak TK sekalipun, dan nyambung. Gw bisa berteman dengan temen-temen yang beragamanya ekstrim, biasa-biasa aja, sampai yang tidak beragama. Gw bisa main di komunitas badminton, baca buku, bahkan seni tari. Gw bisa comment masalah politik, agama, bola, sampai K-Pop sekalipun. Tapi ya itu tadi, gw ngira nilainya ada di tengah-tengah, tidak setajam itu.


Selain sifat yang tajem-tajem itu, gw ternyata juga punya dua sifat yang sangat tumpul yaitu, pengendalian diri dan ketahanan kerja. Yang, selama ini, gw ga pernah sadar ini.

1. Pengendalian Diri
Gw mengira selama ini gw adalah orang yang cukup bisa mengendalikan diri lho. So, ketika nilai gw tumpul, gw ga percaya. Gw googling, apa itu pengendalian diri. Definisi dari pengendalian diri adalah kemampuan untuk menyusun, membimbing emosi dan perilaku. Dan setelah gw pikir-pikir lagi, mungkin ada benernya juga. Mungkin selama ini gw merasa bisa mengendalikan diri, karena gw Planner. Ketika semua hal sesuai rencana, gw bisa mengendalikan diri dan emosi gw. Tapi ketika, kadang-kadang, ada hal di luar rencana, gw jadi gampang emosi dan penuh keragu-raguan. So, gw bisa mengambil kesimpulan bahwa selama ini, kemampuan gw dalam merencanakan sesuatu, sifat cermat dan adaptif gw itu udah membantu menutup lubang pengendalian diri gw. Atau bisa juga dibilang bahwa gw mengendalikan diri dengan cara yang lain.

2. Ketahanan Kerja
Kalau ini no debat. Menurut definisi, ketahanan kerja adalah kemampuan bertahan dalam melakukan pekerjaan yang sama/rutin dalam jangka waktu yang cukup lama dengan hasil yang konstan. Dan gw akui gw bukan orang yang seperti itu. Gw moody. Gw paling ga bisa kalau disuruh ngerjain satu hal berulang-ulang. Walaupun mungkin banyak yang ga sepakat, karena temen-temen gw ngeliat gw ga pernah keluar dari kerjaan gw, gw stick dengan apa yang gw kerjain. But, sesungguhnya i am not that good. Dan pada akhirnya, sifat planner dan daptif gw lah yang membantu menutup lubang ini. 

Dan ada dua sifat/karakter lagi yang nilainya moderat yaitu prososial dan stabilitas emosi. Yang ga perlu gw bahas karena moderat atau biasa-biasa aja.

And, in the end of this post, gw pengen bilang bahwa ternyata sometimes, you do not need to be good at everything ya. Karena secara alamiah, semua hal itu bakal menuju ke titik keseimbangannya sendiri. Kayak yang terjadi di gw. Mungkin karakter cermat, adaptif, dan konsentrasi gw tinggi, sedangkan ketahanan kerja dan pengendalian diri rendah. But, ketika sudah berhadapan dengan real life, ternyata karakter pengendalian diri dan ketahanan kerja gw yang jeblok, ditutup oleh karakter cermat dan adaptif. And itu menciptakan sebuah keseimbangan. Dan balik lagi ke awal cerita gw bahwa gw good at setiap pelajaran, gw jadi mikir lagi, jangan-jangan bukan karena gw beneran good at, tapi karena karakter gw tadi yang menyebabkan gw seakan-akan bisa di setiap hal.

Well apapun itu, ini memberikan perspektif lain bagaimana gw memandang diri gw sendiri. Dan semoga temen-temen yang baca pun demikian, mampu memandang dirinya sendiri dengan lebih baik lagi.

Appreciate Post to My Beautifull Lady

Kalau gw harus amaze dengan sesuatu di tahun 2022 ini, gw memilih istri gw. But, sebelum kita lanjut dengan tulisan ini, izinkan gw untuk make kata aku instead of gw, karena istriku tidak suka gw make kata gw. Hehe.

Well, kenapa kekaguman terhadap istriku bisa ngalahin kekagumanku pada Indonesia yang bisa bertahan well di tengah kondisi dunia yang lagi resesi, atau bisa ngalahin kekagumanku pada Mba Puan yang tetep PD nyapres meski elektabiliasnya kecil, atau kepada Law dan Kid yang bisa ngalahin Big Mom ? Well, simple. Karena istriku do something yang bener-bener drastis, manuvernya tajam, dan dalam waktu yang singkat. 

Kalau mau jujur, sebelum menempati rumah baru kami, ada hati kecil ku yang sedikit khawatir, "apa bener istriku bisa handle all the things di rumah sendirian?" I mean, bukan apa-apa, gw ada rasa kasihan nya gitu loh. Secara selama ini, istriku "terkungkung" dalam kotak kenyamanan yang diberikan oleh keluarganya. Almost everything lah. Mulai dari masak, beresin rumah, ngurus anak-anak, semuanya dibantuin. So, agaknya wajar kalau aku sedikit khawatir.

But, sebulan pertama, kekhawatiran aku mulai hilang, karena ternyata dia bisa. Tidak semuanya, tapi basic things dia bisa. Masak yang simple-simple bisa, urus rumah bisa, dan yang paling penting ngurus dua balita, yang mana dua-duanya susah banget diurusnya. I appreciate that. Walaupun sebenarnya dari dulu aku udah tahu she can do anything. Hanya saja dia itu lack of confidence, karena memang lingkungannya tidak support. Buktinya? She is doing good at her job. Di dosen, sekarang istriku udah punya jabatan fungsional Lektor dan sudah sertifikasi. Yang mana, ga banyak temen-temennya yang sudah ngeraih itu. Kenapa dia bisa? Karena gw tahu dia bisa, walaupun dia sendiri awalnya ga yakin dia bisa. Yang gw lakuin cuman membukakan jalan dan support everything she need. Selanjutnya, biarkan dia berjalan sendiri. Dan hasilnya, she can achieve that.

Pun begitu dengan masalah rumah ini. Gw kasih kesempatan dia untuk explore everything she want. Katanya mau coba bikin tumis, go ahead. Mau coba bikin pancake, lakukan. Mau coba bikin bolu, just do it. Dan hal-hal lain yang dia pengen coba, silahkan lakukan. Semuanya berhasil dan doing well. Paling ntar pas gw balik kerja, dapur berantakan. Hehe. Nah, itu tugas gw sebagai bentuk support gw ke dia.

Ketika PD nya udah mulai naik, dia bilang gini ke gw, "Aku mau bisa ngurus anak-anak sendiri, dan ga mau ngrepotin keluargaku". Karena selama ini, terutama ketika Fakih ga mau makan, istriku minta tolong kakak/mama nya untuk bantuin. So, apa yang gw  lakuin? Gw sediakan suasana yang ngedukung itu. Ketika anak ga mau makan, just leave it. Nanti kalau laper, pasti mau makan sendiri. Ini sesuai dengan saran dokter ya. Awal-awal emang berat, karena istriku ga tega. But, waktu berjalan, dan sekarang dia sudah sangat mahir ngurusin dua anak sendiri. Gw harus angkat jempol, karena gw aja kalo bantuin ngurusin pas hari libur, capek dan ribetnya ampun. Tapi dia bisa handle semuanya almost everyday. 

 Dan ga hanya itu, she is really a good teacher (walaupun cukup galak juga). Di sela-sela kesibukannya, istriku masih bisa ngajarin si Sasa, anak yang gede, ngaji, berhitung, menulis, dan nemenin Sasa belajar online. Sekarang Sasa yang baru 4 tahun, udah hafal surat An Naba dan on progress An Naziat plus surat-surat pendek sampe Al Quraish. Sasa juga udah apal doa harian. Udah bisa berhitung sampe 40. Udah bisa nulis 1-20. Udah pinter mewarnai. Dan bla bla bla. Yang, kadang bikin gw kaget sendiri. Kok bisa?

Di samping itu semua, istriku masih bisa menjalankan pekerjaannya sebagai dosen : ngajar, nyiapin materi dan rencana perkuliahan.

Dan sebagai penutup tulisan ini, gw mau bilang bahwa, YOU ARE REALLY REALLY GOOD AND CAPABLE WIFE. Jujur, gw bangga, bisa menyertai perubahan-perubahanmu yang keren ini. Justru mungkin sekarang gw yang perlu berbenah. Love you My Beautifull Lady.

Note :
kayaknya di awal gw pengen pake kata "aku", tapi kenapa balik pake "gw" lagi yak? Hehe. Bodo ah. Mau diedit udah kepanjangan.

All About Fakih, that You Need to Know,

Istri gw sering protes, gara-gara, kata dia, gw lebih sayang dan perhatian ke Sasa dibanding ke adeknya, Fakih. Well, gw sering ngebela diri, kalau itu cuman perasaan dia aja, atau emang Fakih kan cowok, jadi harus dididik lebih mandiri, lebih tahan banting, dll. Tapi, setelah gw pikir-pikir lagi, kayaknya istri gw bener juga. Terbukti, di blog gw ini aja, gw udah beberapa kali nulis tentang Sasa. Tapi, tulisan tentang Fakih? Cuman pas dia lahiran doank. Well, ini bukan sengaja gw ngebedain anak-anak gw ya. Tapi, yaudah, gw salah. Post berikut adalah tentang Fakih, anak cowok gw.

Namanya Fakih Zhafran Nur Sakha. Fakih berarti pintar (Fiqh), Zhafran artinya ganteng, Nur artinya cahaya (titipan dari Eyangnya), dan Sakha punya beberapa makna. Makna pertama karena kakaknya Sakhi, jadi adiknya, karena cowok, jadi Sakha, yang artinya (gw harap) sama, yaitu rendah hati. Makna kedua, Sakha gw ambil dari tokoh Shoka (Saka) di serial Aang, The Last Airbender. Gw ngefans sama Saka. So, nama Sakha adalah plesetan dari sana. Semoga nama ini bisa menjadi pengiring dia di kehidupannya kelak.

Sekarang Fakih udah jalan 17 bulan. Lagi lucu-lucunya. Udah pinter manjat-manjat, marah, dan ngambek. Tapi tetep lucu. Itu yang gw heran. Anak kecil, mau dia seneng, sedih, marah, bahkan nangis, kenapa tetep lucu ya. Gw bahkan dulu sempet nyari fakta ilmiahnya lho. Dan ketemu. Bahwa dari bayi sampai seorang anak bisa survive sendiri (usia 7 taunan) itu emang punya kemampuan untuk menarik orang lain agar auto sayang, auto tersentuh sama dia. Itulah sebabnya, walaupun bayi ga bisa ngapa-ngapain sendiri, tetap bisa survive di dunia ini. 

Kembali ke Fakih. Fakih ini ga beda jauh sama kakaknya. Aktif banget, ga bisa diem, dan ekspresif. Juga sama-sama susah makan dan ga bisa dimarahin/dicuekin. Bedanya adalah Sasa perkembangannya lebih cepat sebulan, Fakih lebih lambat sebulan. Misal : kalau di Buku Panduan Anak, rata-rata bayi mulai tumbuh gigi di usia 5 bulan. Sasa tumbuh gigi di usia 4, Fakih di usia 6. Di buku, anak mulai belajar jalan di usia 10/11 bulan. Sasa usia 9 bulan udah mulai belajar jalan, Fakih usia 12 bulan baru mulai. Mamanya yang suka stress, karena rasanya dibanding Sasa kok jauh bedanya. Padahal emang Sasa nya yang kecepetan, dan Fakihnya lebih telat 1 bulanan.

Tapi, meski begitu ada 1 kelebihan Fakih yang gw perhatiin dari kecil, terutama setelah belajar jalan. Fakih itu ketika mau belajar, fast learner. Fakih belajar jalan telat 1 bulan, tapi ketika mau jalan, proses dari berdiri sampai jalan itu ga nyampe 2 minggu. Gw inget banget, waktu Fakih belajar berdiri itu pas masa covid lagi rame. Kebetulan Utinya kena covid. 2  minggu Fakih ga ketemu Utinya. Setelah sembuh, Utinya dateng, Fakih udah bisa jalan. 


Contoh lain, belajar pakai sendal. Gw inget banget dulu waktu ngajarin Sasa pakai sendal, itu 2 minggu lebih. Yang anaknya ga mau jalan lah, pas jalan sendalnya lepas mulu lah. Udah dibeliin sendal anak, tetep sama aja. Tapi beda dengan Fakih. Gw dan istri ga pernah ngajarin Fakih pakai sendal. Yang gw inget, pas gw jemurin baju, Fakih tiba-tiba sibuk dengan sendal kakaknya dan coba-coba dipakai sendiri dan berhasil. Besoknya dia coba lagi dan berhasil melangkah 1/2 langkah. Dua hari kemudian dia udah bisa keluar rumah, dituntun pake sendal kakaknya yang kebesaran itu, dan ga lepas sendalnya. Dua hari kemudian dibeliin sendal sendiri yang sesuai ukurannya, dan dia udah mastering pake sendal. Ga nyampe seminggu.

Sekarang ini Fakih lagi mulai memperbanyak kosakata. Agak telat lagi, karena dulu kakaknya di usia segini udah bisa nyanyi. Tapi sekali lagi, ketika Fakih mau belajar, ga nyampe seminggu, dari ga ada kosakata selain Mama/Ayah/Sasa, jadi lebih dari 20 kata kali. Coba gw list ya : Mama, Ayah, Sasa, Bola, Maem, Pup, Bobo, Kue, Roti, Pupuk (krupuk), Air, Basah, Mandi, Jatuh, Sampah, Uti, Ucing (kucing), Iya. Dan hampir semua kalimat sehari-hari dia udah paham. Suruh ambil tisu udah bisa. Suruh naro baju kotor, ambil gelas, bangunin tidur kakaknya, dll. Kecuali parkir mobil dia masih belum bisa.

Well, itu dia sekilas soal Fakih. Next target adalah semoga desember nanti Fakih udah bisa diajak ke Jawa dengan tenang. Ga perlu bawa-bawa blender, nyiapin bubur, dan segala macem. Cukup nasi padang sama gudeg aja. Hehe.


Sasa Udah 4 tahun.. Happy Birthday My Lovely Daughter..

Hai...

Udah bulan juni, dan tiap bulan juni selalu spesial, seenggaknya di empat tahun belakangan ini. Yup, karena Sasa, my lovely daughter ulang tahun. Juni ini Sasa udah empat tahun. Beneran ga kerasa. Bentar lagi udah harus sekolah dan pasti sibuk dengan kegiatannya. Bagi yang suka nonton serial anak Papa Pipi, pasti pernah nonton ketika Papa nya Pipi nangis karena Pipi nya udah mulai sekolah. Di filmnya sih lucu, tapi kenyataannya sedih bos. Dan itu relate banget sama gw. Saking sayangnya ke anak, kadang kita tuh ga pengen momen-momen kedekatan kita saat ini tuh hilang.

Tapi ya biar itu urusan lain, biar gw aja yang ngerasain. Yang pengen gw share disini adalah momen kemarin saat si Sasa ulang tahun, 19 Juni..

Mama nya Sasa, atau istri gw, udah bilang berkali-kali kalau ulang tahun kali ini sederhana aja, ga mau ngebiasain anak untuk "ngerayain ulang tahun", tapi ujung-ujungnya malah jadi yang paling heboh dalam empat kali ulang tahun ini. Wkwkw. But well, gw juga ikutan bikin heboh sih. Gw yang beliin balon-balon, niupun sampe kempot, sampe ngedekor rumah malem-malem. Sementara istri gw yang awalnya cuman mau beliin tas, jadinya ketambahan jam tangan sama botol minum. Uti dan bude-bude nya juga beliin hadiah macem-macem. Bahkan eyangnya yang di kampung juga sampe ngirim kado. Om nya yang di Bandung sampe dateng ke rumah segala. Pokoknya udah jauh dari sederhana deh. Hehe. But well, she's happy and we're happy too.

Sama kayak tahun-tahun sebelumnya, di tahun keempat Sasa ini ada pencapaian yang harus dicapai Sasa. Umur 1 tahun Sasa udah ga ASI, umur 2 tahun Sasa udah bisa pakai baju sendiri, umur 3 tahun totally lepas pampers dan bisa ke kamar mandi sendiri, termasuk bisa sikat gigi sendiri. Maka di umur yang keempat ini resolusi nya adalah Sasa sudah ga pake botol lagi (ngedot) kalau minum susu. Dan seminggu berlalu it's fine. Dia udah biasa pake gelas dan beneran ga mau pakai botol lagi. Semudah itu ternyata. Wkwk.

Kita juga lagi nyiapin plan untuk Sasa sekolah, karena anaknya udah ngerengek minta sekolah terus. Masih timbang-timbang karena umurnya baru 4 tahun. Mungkin akan dicoba sekolah ngaji sambil nyari TK yang cocok dan pas buat dia. Saat ini sih seminggu sekali udah sekolah online. Udah pinter bikin prakarya, pakai gunting, lipat kertas, gambar-gambar. But, kayaknya tetep perlu more social activity.

Last, mohon doanya untuk Sasa. All d best thing lah. Wish she will grow great. Amin.






Sasa Juara 3 Lomba Mewarnai se-RW

Kalau kata Dilan, "Rindu itu berat", buat gw "Menulis itu berat". Ya ampun ya ampun. Bisa yok bisa, kita lawan kemalasan.

Well, hari ini gw seneng banget. Karena my beloved daughter, Sasa, dapet Juara 3 Lomba Mewarnai untuk tingkat TK se-RW. Kenapa gw bisa seseneng itu? Karena ini adalah first stepping point nya Sasa. Di usia yang bahkan belum genap 4 tahun, baru 3 tahun 9 bulan, Sasa udah bisa get something. No matter cuma Juara 3, ataupun cuma tingkat RW. Yang terpenting adalah Sasa udah berani keluar kandang. 

Selama ini Sasa sangat aktif dan pinter (menurut gw, ayahnya). Mewarnai udah OK, menggambar cukup lah, Al Fatihah dan 1/2 surat pendek udah apal, suka akting jadi guru/murid di sekolah, dan udah pinter nasehatin gw. Hehe. But, begitu keluar rumah, rapet tuh mulut. Dan selalu ngumpet di belakang gw. So, ketika akhirnya Sasa mau ikutan lomba mewarnai, gw exciting banget. Dan ga cuma mau ikutan lomba, dia juga udah berani bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Mulai berani ngajak ngobrol dan kenalan. Dan dengan itu aja gw udah cukup seneng. Apalagi ditambah dia dapet juara. I hope d thing will be more better and better lah.

Selamat Kaka Sasa. Ayah dan Mama bangga sama kamu.

Lets Go 2022 : Yearly Goals

OK, udah bulan Februari dan tanggal 10 pula. Udah agak telat untuk bikin target. Hehe. Well, banyak target di tahun 2021 gw yang belum achived ya, jadi itu akan gw coba lagi di tahun 2022 ini. 

1. Menstabilkan Keuangan dll setelah Pindahan, dan Coba untuk punya mobil.

Setelah pindahan kemarin, jujurly kondisi keuangan gw masih agak berantakan. Perlu waktu untuk re-arrange semuanya. Gw sendiri menargetkan untuk bisa stabil di bulan April/Mei. Baru setelah itu, mungkin Juni/Juli gw baru bisa mikirin untuk punya mobil. Well, setelah dipikir-pikir, bukanya mau apa, tapi punya mobil kayaknya is a must. Mengingat anak udah dua. Dan kasian aja kalo kemana-mana naik motor berempat. Belum kalo mau ke Jawa atau pergi jauh, ribetnya. So, keinginan gw untuk punya mobil bukan untuk gaya-gayaan. Tapi ya karena memang butuh. 


2. Target-target Keuangan

Ini adalah beberapa target keuangan gw di tahun 2022 ini :

a. Punya tabungan sekolah untuk Sasa : 20jt

b. Punya dana darurat : 50jt

c. Punya dana KPR mengendap : 50jt

d. Punya dana investasi : 50jt

e. Punya tabungan lain-lain : 30jt

Itu aja. Ga terlalu menargetkan tinggi, karena memang kondisi. Hehe. But, itu aja kalau bisa tercape, bersyukur banget.


3. Lolos Sertifikasi Dosen

Sertifikasi Dosen adalah impian setiap dosen. Bukti bahwa seorang dosen qualified. So, melanjutkan target tahun lalu, tahun ini harusnya sudah waktunya untuk Sertifikasi Dosen, karena SK Asisten Ahli dan Inpasing udah dapet. Semoga lolos. Amin.


4. Nerbitin 2 jurnal, ikut 5 seminar/webinar

Untuk webinar gw no complain lah. Zaman sekarang webinar bersliweran dimana-mana. Tapi untuk jurnal, haduh, syusyah. Setelah tahun kemarin tak satupun jurnal gw terbit karena maksain di Sinta 2 (S2), maka tahun ini gw turunin standarnya. Yang penting terakreditasi sinta aja, mau S5 ya biarin. Yang penting terbit bos.


5. Memulai proyek @pakcondro

Proyek @pakcondro adalah gabungan dari Blog, Youtube, dan Instagram. Isinya adalah content materi perkuliahan/TI secara umum. Setelah tahun kemarin baik blog maupun youtube tak tersentuh. Tahun ini semoga bisa dimulai lah.


6. Hafal Juz 29 dan 30, khatam baca Al Quran

Ini adalah target dari 5 tahun yang lalu dan belum juga kesampaian. Semoga tahun ini bisa lebih istiqomah di tengah-tengah kesibukan "dunia" ini.


7. Menguasai ReactNative dan WebServices

Ini juga merupakan target taun lalu yang belum tercapai. Setidaknya bisa salah satunya saja sudah bersyukur sekali. Karena di tengah kerjaan yang begitu banyaknya.


8. Bisa Sepedaan Minimal 60km tanpa berhenti, Lari 21km tanpa berhenti, Turun Berat Badan 5Kg.

Taun 2021 kemarin gw udah mulai lari dan baru sampe 5 km. Berat badan cuma turun 2kg, dan seminggu kemudian naik lagi 3kg. Wkwk. So, gw rasa target ini masih relevan untuk gw masukin ke target taun ini. Ga enak bos kegendutan.


9. Pulang kampung, ketemu keluarga dan ketemu temen

No other hope, selain bisa pulang ketemu keluarga. Khususnya bapak/ibu dan eyang. Udah 2 tahun lebih ga ketemu sama eyang dan hanya bisa lihat lewat video call. Taun ini berarti eyang akung udah 77 tahun dan eyang putri udah 72 tahun. Well, miss them so much.


Itu adalah target-target gw di tahun 2022 ini. Semoga pandemi segera berakhir dan back to normal. Semangat!!!


Note :
Gw juga pengen banget bisa main ke SMK N 7 Semarang. Reuni bareng temen-temen dan khususnya gw pengen ketemu Pak Pracih. Want to thanks him. Karena "ilmu menulis mimpi" ini gw dapat dari beliau, dan selama ini udah ngebantu hidup gw banget. Matur nuwun Pak Pracih.

Cerita Tentang Pindah Rumah

Oke, sebelum gw nulis target gw di tahun 2022, gw mau nyambung sedikit soal realisasi dari target gw sebelumnya yaitu "Pindahan". Di post sebelumnya, gw nulis gini :

"Dan ya, walaupun belum tercapai juga, tapi seengaknya taun 2021 ini berprogress. Kalo ga ada aral melintang, insaAllah akhir bulan ini gw pindahan"

Dan syukur alhamdulillah, akhir Januari 2022 kemarin gw resmi pindah rumah. It just wow. Tahu gini, gw nulis ini sebagai target gw dari kemarin-kemarin yak. But well, semua ada proses, semua sudah ada yang ngatur. Let d things flow aja.

Oke, sekarang kita kembali ke memori masa lalu. Kalau dipikir-dipikir, gw nikah udah 5 tahun lebih. Dan selama itu pula keinginan untuk misah dari orang tua itu pasti ada. Belum lagi kalau pakdhe/om/tante atau tetangga bisik-bisik "nyaranin" untuk pindah rumah. Rasanya gatel, tapi tetep kudu bisa berpikir jernih. Karena buat gw dan istri, misah/pindah itu ga segampang itu. Biar bisa memahami jalan cerita nya, maka gw sampaikan kronologisnya kayak gini :

1. Mertua gw atau gw manggilnya Mama, itu tinggal sendiri. Bapak udah ga ada. Dan bisa dibilang Mama itu udah sepuh. So, kalau kita pindah, Mama bakal sendiri. Dan itu tidak mungkin. Dan karena satu dan lain hal, kalau kita maksain pindah (dan waktu itu pasti mampunya ngontrak), dan Mama yang suruh ikut kita, itu pasti bakal jadi another problem. Jadi, ya udah lah.

2. So, tidak ada opsi lain kecuali "punya rumah". But, d problem is untuk punya rumah itu perlu uang besar, pun kalau harus KPR, itu juga ga sedikit. Apalagi, gw dan istri punya idealisme tersendiri soal rumah, yang membuat, kalau diitung-itung, cicilan KPR untuk rumah yang kita pengenin tu sekitar 40% di atas rumah yang paling murah atau sekitar 4/5 jt per bulan. Dan ini beneran problem, karena penghasilan gw dan istri itu kalau disisih-sisihin cuma bisa paling 2jt per bulan untuk ditabung. 

3. Jadi kita cuma bisa bersabar, mengikuti rencana Tuhan.

4. Dua tahun lalu akhirnya kita bisa beli rumah. Tanpa kita sadari ternyata penghasilan udah naik dan kayak-kayaknya mampu nyicil segitu. Ditambah lagi, ada momen karena rumah tetangga belakang gang ada yang dijual, dan harganya masuk. Walaupun agak berbelit prosesnya, tapi let it flow aja, dan dapet. 

5. So, sekarang rumah udah dapet. Tapi untuk pindah? Tuhan belum mengizinkan. Mama masih sendiri di rumah, dan istri hamil anak kedua. Belum waktunya.

6. Tiba-tiba, gw ga tahu harus bersyukur atau gimana, tapi yang jelas, mungkin ini jalannya. Kakak ipar pertama gw akhirnya tinggal sama Mama. Jadi sekarang di rumah ada Mama, gw dan istri sama anak-anak, plus kakak. But, gw ngelihat ini mungkin bagian dari rencana Tuhan. Dan gw ga mau buru-buru, biarkan Allah yang ngatur.

7. Istri lahiran dan pikiran udah fokus ke ngurusin baby.

8. Anak kedua udah agak gedean, dan tiba-tiba momen itu datang. Istri ngajakin pindah. Dan gw kira inilah momen yang paling pas untuk pindah. Kalau ga salah itu di bulan September/Oktober.

9. Gw kasih gambaran ke istri, menurut kalkulasi gw, kita paling cepet pindah Januari tahun depan paling lambat Maret. Sembari "nunggu" waktu itu datang, kita siap-siap. Gw ngurusin teknis-teknis pindahannya, sementara istri gw ngurusin "izin" ke Mama dan keluarganya.

10.Sudah awal Januari, dan ternyata untuk pindahan itu ga murah saudara-saudara. Karena gw pengennya pindahan itu hanya sekedar move to another place aja. Gw pengennya pas pindahan istri dan anak-anak udah ga komplen lagi. Gw ga mau ntar istri gw ngomong, "Mas, ini nyimpen makanan gimana? Pada basi semua ini!", karena kita ga punya kulkas. Gw ga mau si Sasa ga bisa tidur karena kepanasan ga ada AC. Gw ga mau mertua gw khawatir karena di rumah ga ada peralatan dapur, dll. Dan itu semua butuh duit. Dan gw ga ada duit waktu itu. Ditambah waktu itu Sasa dan Sakha sakit, dan tabungan gw abis buat berobat. Tapi ternyata, sekali lagi gw harus mengakui ke-Maha Pemurahnya Allah. Kalau memang itu rencana Tuhan, kita itu cuman tinggal ngikut aja. Ga perlu pusing mikir ini itu. Karena tiba-tiba Bapak ngasih dana, tiba-tiba di kantor ada bonus 5 tahunan, tiba-tiba ada undangan seminar, tiba-tiba dapat jadwal ngajar, dan lain-lain yang membuat semua kekhwatiran gw itu hilang. Dan semuanya PAS. Artinya, semua uang yang gw dapetin itu PAS untuk ngurusin semua kebutuhan pindahan gw. Ga kurang, ga nyisa. Keren. Thanks God.

11. Dan akhirnya, tanggal 29 Januari 2022 kemarin gw resmi pindahan.


Dan itulah cerita pindahan gw. Sekali lagi ini ngebuktiin bahwa, kita manusia itu ga usah terlalu ngoyo. Cukup cita-citakan apa yang kita inginkan, dan selanjutnya serahkan dan pasrahkan semuanya sama Tuhan. He knows apa yang terbaik buat hambanya.  

Ulasan Singkat Investasi 2021 : TP 11.37%

Oke, ini adalah post ulasan singkat kinerja investasi gw di tahun 2021. Well, kalau gw baca-baca lagi post yang tahun lalu, tahun 2020 kemarin gw bisa Take Profit sekitar 21.67 % dari semua instrumen investasi, dan 25% dari saham aja. Tapi kayaknya tahun ini gw agak boncos, karena kinerja saham-saham gw almost jeblok semua.

But well, let's begin d story..

Sebelumnya gw info dulu, kalo gw di tahun 2021 ini cuma invest di dua instrumen yaitu saham dan P2P Lending. Gw skip reksadana dl karena modal gw cekak.

Gw mulai dari modal awal gw dulu. Di saham, hasil di tahun 2020 gw invest lagi. Jadi ada sekitar 16.296.000. Sementara di P2P Lending gw juga reinvest hasil tahun 2020 yang cuma senilai 2jt an, tapi gw top up lagi di tengah tahun jadi 5jt. 

Dan inilah hasilnya.

1. Saham
Di tahun 2021 ini gw melakukan dua kali perombakan portofolio. Di bulan Maret dan bulan Agustus. Tahun ini gw ga cuman ngitung valuasi aja, tapi juga mempertimbangkan deviden dan efektifitas perusahaan. Dari semua emiten di porto gw, emiten penyelamat gw adalah ADRO dan TLKM. ADRO gw sempet beli di 1200 dan jual di 1770, plus deviden. Sedangkan TLKM gw beli di 3200 dan sekarang udah 4300, plus deviden. Sementara yang lain merah merana. Bahkan WEGE dan WTON masing-masing gw udah floating loss di angka sekitar 20%. But, summary nya adalah :

Modal : 16.296.000
Nilai sekarang :18.100.000 (gain/loss + deviden)
Profit/loss : 1.804.000
Persen : 11.07 %

Not good, but OK lah.


2. P2P Lending
Gw cuman nyoba P2P Lending di Investree aja. Awal tahun gw cuman masukan modal 2jt. Akan tetapi di tengah tahun gw top up bertahap hingga total 5jt. So, basically ini bukan kinerja 1 tahun ya, tapi disetahunkan. Summary nya adalah :

Modal : 5.000.000
Nilai Sekarang : 5.583.000
Profit/loss : 583.000
Persen : 11.66 %

So, kalo di rata-rata tahun 2021 ini gw dapet profit dari investasi adalah 11.37 %.


Sekarang kita coba lihat IHSG.
26 Jan 2021 : 6.140
26 Jan 2022 : 6.556
Profit/loss : 6.7 %

Nah, jika dibandingkan dengan IHSG, maka profit yang gw dapet masih OK lah ya. Dan jika dibandingkan dengan reksadana, ternyata porto gw masih "lumayan" juga dalam setahun ini. Reksadana saham banyak yang longsor, rata-rata profit 1-3 % bahkan ada yg minus. Reksadana Pendapatan Tetap rata-rata 5-7 % dan Reksadana Pasa Uang cuma 4-5 %. So, meskipun "cuman" 11 % yang mana cuma setengah hasil investasi gw di tahun lalu. Tapi ternyata masih mending dibandingkan dengan kinerja IHSG dan Reksadana. So, tetap bersyukur dan say "Alhamdulillah".

Target Review of 2021 (Part 2)

 Oke, next..

6. Bikin 2 Full Materi di Youtube
Taun ini tak ada 1 video pun yang terpublish di Youtube, dengan satu dan lain hal. Gw cuma sukses jadi penonton, dan tidak menghasilkan 1 karya pun. Tentu ada alesannya. Dimana hari yang gw perkirakan kosong di sebelumnya, ternyata di bulan maret kemarin keisi karena gw diminta ngajar di Binus Center. So, ya ini lah yang akan gw pake sebagai excuse. Hehe.


7. Hafal Juz 29 dan 30

Actually, sebelum Sakha lahir, gw udah mulai kembali menghafal dan lumayan, tapi kemudian gw kalah sama dunia. Uda ga sempet lagi. Entah karena emang ga sempet ato karena niat gw kurang kuat, jadi Allah pun ga ngasih sempet. Yang jelas, kalo mau dibilang gagal, ini target yang gagal sih.


8. Baca 5 buku
Sejujurnya gw ga inget. Tapi yang jelas taun ini gw baca. Seenggaknya yang gw inget adalah, gw baca ulang The Intelegent Investor, sampe abis. Sebenarnya karena masih kebawa vibe aja sih, karena taun 2020 kemarin untung lumayan dari saham, jadi awal 2021 masih semangat baca-baca kembali ilmu investasi saham. Gw jg baca The Psycology of Money, buku yang entah gimana ceritanya, banyak banget nongol di medsos, entah Instagram atau Youtube. But well, isinya OK sih menurut gw, walopun perlu diperdalem lagi. Itu sih kayaknya buku buat awam untuk membuka cakrawala, terutama ketika berhubungan dengan uang. Beberapa buku, gw lupa judulnya. Tapi kalo 5 buku, ya maybe.


9. Lebih Serius Belajar Investasi dan Profit Minimal 30%
Lebih serius belajar nya iya, tapi profit minimal 30% itu mengada-ada. Apalagi taun ini jelek banget porto gw. Maybe cuma bisa profit 10-15%. Itupun udah beryukur banget. Gw belum bisa nulis berapa nya, karena gw belum itung. Tapi yang jelas 40% is too high. Bahkan Warren Buffet aja cuma 20% kok taun ini #cariPembelaan


10. Menguasai ReactNative dan Web Service
Untuk merealisasikan target gw ini, sebenarnya gw udah bikin jadwal. Senin-Selasa belajar React, Kamis-Jumat belajar Web Service. Dan it works for a couple months. Gw udah hampir selesai belajar Django Web Service, dan udah mulai pula belajar React Native. Tapi kemudian gw ga expect karena dari tengah taun kerjaan gw padet banget, sampe sekarang. No time lah buat belajar React sama Web Service, dan akhirnya terbengkalai lah target dan rencana gw. But, akhirnya di akhir taun, secara terpaksa gw harus belajar Code Igniter 4 dan PHP 8, karena gw ada project yang harus diupload di hosting, dan kebetulan di hosting cuma bisa PHP 8. Dan well, gw harus obrak-abrik program gw, karena sebelumnya masih pake CI 2 dan PHP 5.3. Sebuah keterpaksaan yang membawa ilmu. Patut disyukuri.


11. Bisa Sepedaan Minimal 60km tanpa berhenti, Lari 21km tanpa berhenti, Turun Berat Badan 5Kg.

Gagal. 


12. Pulang kampung, ketemu keluarga dan ketemu temen
Gagal. Malah bapak/ibu yang kesini. Anak durhaka.


13. Melihat Adik Lulus dan di Wisuda
Walaupun target ini bukan target gw pribadi, tapi gw ngerasa ikut bertanggung jawab atas kelulusan si bendol. Bukan apa-apa, karena bapak/ibu memasrahkan ini ke gw. Skripsi nya si bendol udah telat hampir dua tahun dan bapak/ibu udah ketar-ketir. Ibu sampe ga bisa jawab apa-apa kalo ditanyain temen-temen nya, "Bendol mpun lulus?". Bapak sampe ngomong kalo sampe akhir taun belum lulus, mau dipindah ke Solo. Dan itu semua jadi semacam beban bagi gw. Di satu sisi gw memahami kesulitan si bendol (dengan segala keruwetan karakternya), tapi di sisi lain gw juga paham kekhawatiran bapak-ibu. Dan gw ada di tengah. Gw ga boleh membuat bapak-ibu terlalu terbawa suasana, gegabah. Tapi gw juga harus terus support si bendol biar bisa cepet kelar. Dan voila, bulan oktober kemarin doi lulus, dan desember udah wisuda, bahkan langsung keterima kerja di salah satu start-up. Well, gw cukup seneng dan bersyukur. Untung gw jadiin target dan tulis di blog ini. Hehe.


Well, itu semua review target gw taun ini. Sebagian tercapai dan sebagai lagi tidak. No problem. Lebih baik ada yang tercapai daripada tidak ada sama sekali. Semoga taun depan tetep punya spirit and strength to face another challenges.

Target Review of 2021 (Part 1)

Tahun 2021 udah usai, dan welcome to 2022 duds! Sudah hampir dua tahun pake masker, berkutat dengan covid, dan belum bisa pulang kampung juga. Kalo gw harus flashback ke belakang, ini bukan tahun yang mudah, walopun alhamdulillah, bukan tahun tersulit juga bagi gw secara pribadi. Well, covid made so many dramas. Keluarga gw di kampung, adik di Bandung tercovidisasi. Om gw dari istri bahkan harus kami ikhlaskan kepergiannya, juga karena covid. But well, life must go on, dan these are d recap.


1. Have a baby dan melewati segala kerumitannya
Yup, di tengah-tengah covid yang lagi tinggi-tinggi nya, istri lahiran. Ini sama sekali ga mudah, karena setiap ke rumah sakit untuk kontrol atau apa selalu diliputi ketakutan tertular covid. Gw ga pengen anything happen lah sama istri dan kandungannya. Tanpa covid aja udah berat, apalagi plus covid. Sama kayak Sasa, istri ga mau makan, muntah-muntah terus selama hamil, sampe harus pendarahan dua kali dan opname di rumah sakit. But well, alhamdulillah nothing serious bout dat. Dan sampelah kita di momen lahiran anak kedua kami. Ga ada yang boleh nemenin kecuali suami. Dan it has been d first time for me, nemenin istri sendiri, ngurus ini itu sendiri, ngurus baby sendiri (karena sekarang modelnya bayi ga dirawat suster setelah lahiran, tapi langsung dikasih ke mama nya). Tapi it's oke, semuanya berjalan lancar. Namanya Fakih Zhafran Nur Sakha. Fakih Zhafran nama dari istri gw, yang berarti pintar/paham dan tampan. Nur adalah nama titipan dari ortu gw. Dan Sakha adalah dari gw, karena gw mau nerusin klan Sakha-Sakhi, dan juga berarti baik/rendah hati dalam bahasa arab, tapi yang sebenarnya gw ambil dari nama Sokha, teman nya Aang, di anime Avatar : The Last Air Bender.

Well, semoga dengan adanya anak kedua ini, bisa mempererat ikatan keluarga kami. Amin.


2.1 Lolos Sertifikasi Dosen.

Belum saatnya. Karena sertifikasi dosen baru bisa daftar setelah dapat SK Inpassing dan sudah AA dua tahun. But, berita baiknya SK Inpassing gw udah keluar, so setengah jalan menuju Sertifikasi Dosen sudah diraih. Tinggal nunggu momen dan waktu aja untuk try to get Sertifikasi.

2.2 Naik Jabatan di Kantor
Actually awal taun ketika gw nulis ini sebagai target gw di tahun 2021, I just wrote it. But alhamdulillah, it was really happen. Wkwkwk. Bulan Agustus gw dipromosiin naik satu level jabatan di kantor. Bukan jabatan yang wow sih, tapi tanpa melewati jabatan ini, gw juga ga bakal kemana-mana. So, bersyukur banget bisa terealisasi. Setelah hampir 5 tahun gw stag di jabatan sebelumnya. Tapi well, penuh drama juga, karena sempet tidak dianulir, dan akhirnya harus presentasi ulang dan baru OK. Aku berfikir ini adalah rejeki nya Sakha, hanya saja ditititpin ke gw lewat jabatan dan tentu saja kenaikan gaji ini. Alhamdulillah.

3. Nge-Blog
Dan walaupun udah gw tulis sebagai target, nyatanya taun ini pun gw ga nulis juga di blog. Gw sih tahu harus menyalahkan diri sendiri karena emang gw nya yang males nulis. Keseringan nonton Youtube sama main Instagram, ngebuat feel buat nulis itu udah ga dapet lagi. I don know lah, yang jelas blog KOSONG.


4. Nerbitin 2 jurnal, ikut 5 seminar/webinar, 1 kursus
Ternyata banyak ya. Wkwk. Ok, kita breakdown satu-satu. 

a. Nerbitin 2 jurnal
Bisa dibilang gagal, karena taun ini tak satupun jurnalku terbit. Gw berharap 2 jurnal yang tak submit bakal diterima, tapi kenyataannya 1 jurnal ditolak, dan 1 jurnal masih harus revisi. Mungkin ini waktunya gw nurunin standar. Wkwk. Karena di tahun 2021 gw selalu ngincer Jurnal Sinta 2 (S2) yang mana ternyata swulit sekali tembusnya. But, taun ini gw ngebantu istri buat nerbitin 1 jurnal dan alhadulillah udah terbit.

b. Ikut 5 seminar/webinar
Well, meskipun mungkin ga begitu berguna, tapi taun ini gw udah ikut 8 webinar. Terbukti dengan E-Sertifikat yang numpuk.

c. Ikut 1 kursus
Di awal taun gw keterima ikut kursus beasiswa dari Kominfo x DQ lab mengenai Data Scientist menggunakan R. But, entah kenapa otak gw kosong, dan akibatnya mungkin yang masuk ke otak cuma 20% doank.

Juga gw ikut program MicroCredential : Training for Trainer dari Aptikom, yang mana lebih parah lagi. Gw sama sekali ga nyambung dengan materi yang diajarkan.

So, kesimpulannya target tercapai, tapi kemanfaatan tidak tercapai. Hehe.


5. Pindahan
Kalo boleh jujur, ini miracle. Awal taun kemarin gw nulis gini di target gw :

"Udah bertahun-tahun wacana ini ada tapi gw ga pernah berani nulis di blog sebagai target, so tahun ini gw beranikan diri, gw tahun ini harus udah pindahan rumah."

Dan ya, walaupun belum tercapai juga, tapi seengaknya taun 2021 ini berprogress. Kalo ga ada aral melintang, insaAllah akhir bulan ini gw pindahan. Gw prepare ini dengan sebaik-baiknya, ga terlalu terburu-buru, tapi yang penting berprogress. Gw harus bilang ini ga mudah, apalagi buat istri (cerita nya behind d scene aja), so I need to prepare it well. Gw pengen pindahan rumah ya just move to another place, no drama-drama apalagi ada penyesalan di sana.

Doakan, semoga lancar. Amin.

==> next post ==>