::: tunjukilah kami jalan yg lurus [QS 1:6] :::

Be Positive like Ustadz Yusuf Mansur

(sumber : facebook.com)

Jujur aja, ketika ada yang nge-bully Ustadz Yusuf Mansur, berkata yang tidak benar tentang beliau, menjelek-jelekan beliau, gw marah, gw ga terima. Tapi ketika gw hendak marah, gw langsung ingat kata-kata beliau. "Saya ini lagi belajar, belajar untuk positif, memuji orang, bukan sebaliknya. Saya ingin mengajak temen-temen semua untuk ayo donk belajar positif, belajar memuji. Karena kata Rasul, kita tidak boleh menceritakan hal-hal jelek tentang orang lain. Karena kalau ternyata itu salah, maka jatuhnya fitnah. Tapi kalau ternyata itu benar, maka lebih wajib lagi bagi kita untuk menutupi aib orang tersebut, sambil terus menerus mengingatkan dengan cara-cara yang baik, cara-cara yang santun". Gimana gw mau marah coba? 

Gw pribadi belum pernah ketemu Ustadz YM, ikut pengajian beliau pun belum pernah. Tapi kekaguman dan kecintaan gw sama Ustadz YM jelas. Bukan karena apa-apa, semata-mata karena beliau selalu mengajak ke kebaikan.

Pertama kali gw kenal dan belajar dari Ustadz YM adalah ketika dulu ada acara "Chating dengan YM" di ANTV. Dari acara itu gw belajar banyak hal. Agama itu bukan ekslusif, tapi ada di keseharian kita. Agama itu bukan semata-mata yang ikut kajian sana-sini, tapi pengusaha dan pedagang pun beragama. Agama bukan hanya yang rajin ke masjid, tapi seorang ibu yang berjuang jualan bensin eceran, berdoa, dan bersedekah untuk anak-anaknya pun beragama. Agama bukan hanya bagi mereka yang hafidz Quran, tapi yang menyediakan, yang mengusahakan berdirinya Rumah Tahfidz pun beragama. Ustadz YM melalui acara itu ngebuka wawasan gw tentang Islam. Islam yang sebelumnya gw pahami sebagai sebuah ekslusifitas.

Semakin banyak gw mencari dan melihat Ustadz YM, semakin banyak pula hal yang gw pelajari dari beliau. Utamanya soal mimpi. Bahwa ada kesamaan pemikiran antara gw dan Ustadz YM. Bahwa sebagai seorang manusia, apalagi manusia beragama harus selalu bermimpi. Dan mimpi jangan cuma nanggung, tapi mimpi harus mimpi besar. Sejak saat itu, apapun yang dilakukan Ustadz YM, selalu gw ikuti. Mulai dari Daqu, Rumah Tahfidz, Patungan Usaha, Kopindo, hingga saat ini PayTren. Mimpi beliau tetap satu, yaitu ingin membeli kembali Indonesia dan menjadikan negara ini dipandang oleh negara lain. Dan itulah tepatnya yang mulai dirintis oleh beliau saat ini. Belum begitu terlihat, tapi gw yakin, kami yakin sebagai murid-murid beliau, atas izin Allah, itu akan terwujud. Ada beberapa masalah, misal soal Patungan Usaha dan MLM dalam PayTren. Tapi semua toh sudah dijelaskan dan diselesaikan sesuai dengan prosedur yang ada. Plus, setelah ada masalah itu, Ustadz YM mencontohkan kepada kita untuk belajar, bukan menghindar atau bahkan menyalahkan. Bahkan beliau menyengaja kuliah S2 dan lulus dengan predikat Cumlaude dan mendapat gelar Magister Ilmu Ekonomi dari Universitas Trisakti.

Ustadz YM adalah orang yang jujur dan apa adanya. Tak pernah menggurui apalagi menghakimi. Buku-buku beliau yang berjilid-jilid, tulisan-tulisan beliau di web, instagram, menceritakan kisah hidup beliau apa adanya. Tanpa dibumbui ataupun dikurangi. Itulah makanya, dibanding buku-buku lain, secara kebahasaan dan kesusastraan kalah jauh. Akan tetapi secara isi, semua yang beliau tulis orisinil. Dan justru itulah kekuatannya.

Ustadz YM juga selalu mengajak kita untuk lebih mencintai Al Quran. Mendorong anak-anak kita untuk menjadi Hafidz/Hafidzah melalui Daqu maupun Rumah Tahfidz, bagi pekerja yang sok sibuk kayak gw, yang ga sempet fokus belajar agama, beliau ngasih solusi untuk ikut program ODOA (One Day One Ayat, satu hari untuk menghafal satu ayat). Dan banyak hal lainnya, yang kesannya simpel, sederhana tapi mengena dan solutif. Dan semua itu gw ikutin, walaupun dalam pelaksanaannya ya jauh dari 100%. Hehe.

Dan di akhir-akhir ini ketika beliau mengajak kita untuk belajar positif, belajar memuji orang, dengan mencontohkan "Memuji Presiden Jokowi", lagi-lagi gw harus ikuti. Karena itu ajakan positif. Beliau ga ngajak ribut, beiau ga provokasi, beliau ga merugikan orang lain, beliau ngajak bener. Toh meskipun nayatanya apa yang dilakukan Ustadz YM dan yang kami ikuti ini mendapat respon yang kurang baik di beberapa kalangan masyarakat. Mulai dari cemoohan hingga fitnah yang sama sekali tidak enak didengar telinga. Sebagai murid (yang tak pernah bertemu), jujur gw marah, gw ga rela orang yang gw sebut guru direndahkan seperti itu. Tapi gw juga selalu ingat, di saat yang sama pun, di bawah bully, cemooh, dan fitnah itu Ustadz YM terus mendorong  kita untuk terus positif dan menjadikan cemoohan itu sebagai pelebur dosa kita. Jadi, it means nothing lah.

Well, tak ada gunanya marah-marah. Pun tulisan ini bukan karena gw pengen marah, cuman pengen curhat aja dan sekaligus bertanya "Bagian mana dari ajakan Ustadz YM yang salah?". Tolong dijawab dengan jujur.

2019, Catch The Dream Before 30th

I am not young anymore. In only 2 years from now, I'll turn to 30 years old. It's not a good news to hear, especially when it's about dream. Though Luffy said in One Piece that "Man's dreams never die", but realisticly, when our age increase, our passion to catch d dream will not as strong as before. Due to the responsibility as a husband, as a dad, as a man in d society, as everything will sue us to stop dreaming.

But,...
I guarante that, as a big fans of Luffy, I swear, that I will always say "Man's dreams never die". Just like a year before, gw akan tetep nulis apa-apa yang menjadi target gw tahun ini. Karena sampai hari ini gw masih percaya betul apa yang disampaikan oleh Pak Pracih waktu SMK dulu, "Tulis apa yang akan menjadi mimpimu, dan percayalah itu akan jadi kenyataan".

1. To be a husband for my beautifull wife and a dad for my cute girl
Mungkin target gw ini termasuk target yang ga perlu ditarget. Karena mungkin bagi kebanyakan orang ini klise, tapi for me it's a big deal. Dengan besarnya tanggung jawab sekarang, utamanya tentang menyediakan segala kebutuhan keluarga, waktu gw banyak terbuang di luar, untuk bekerja. Ga banyak waktu untuk istri dan anak. Apalagi mulai bulan maret ini gw ada kesempatan buat ngajar di tempat lain. It means more days to come home late. Berangkat pagi, pulang malem. Almost everyday and no time for them. One thing that make me feel bad is pas gw pulang ke rumah, si Sasa (anak gw) udah tidur dan pas mau berangkat lagi dia belum bangun. It's like something I can not want to be. But, this is reality. Tapi percayalah, gw berkomitmen apapun yang terjadi gw akan selalu mengusahakan ada buat mereka.

2. Be more maximal at PT Bukaka Teknik Utama.
Sekarang ini gw kerja di PT Bukaka Teknik Utama, perusahaan yang telah banyak ngebantu gw selama 8 tahun terakhir ini. I just can not find a company as good as Bukaka. Bukan soal gaji, bukan soal uang. Tapi soal kesempatan, keleluasaan, kekeluargaan, dll. Gw bisa lulus S1 karena Bukaka, gw bisa lulus S2 karena Bukaka, gw bisa jadi dosen karena Bukaka, gw bisa nulis karena Bukaka, karena Bukaka give a chance. Dan hal seperti ini belum tentu bisa gw dapetin di tempat lain. So, I just will give my best for Bukaka. 

3. Lolos Penggolongan Asisten Ahli 
After get NIDN, jenjang karir dosen gw selanjutnya adalah penggolongan. Penggolongan penting karena ini yang akan menyeterakan dosen swasta dengan dosen negeri. Enaknya jadi dosen dibanding guru adalah ini. Di dunia dosen, dosen swasta punya hak dan kewajiban yang sama dengan dosen negeri. Di guru, belum. Gw tahu ini karena kebetulan bokap gw guru dan sering ngeluh soal nasib guru-guru honorer yang belum tahu gimana nasibnya. Satu-satunya yang ngebedain dosen swasta dan dosen negeri adalah yang ngasih gaji. Kalo dosen negeri digaji oleh negara, dosen swasta digaji oleh yayasan. Secara nominal memang ada perbedaan, tapi percayalah tidak signifikan. Sama-sama kecil. Pendidik mana yang digaji gede di negeri ini? Saat ini belum, mungkin tahun depan berubah. Hehe. Optimis lah.

4. Have a home to stay
Mimpi gw untuk punya rumah sendiri sudah gw patri sejak tahun pertama gw menikah. Tapi memang belum waktunya, hingga jalan tahun ketiga pernikahan gw, kami masih belum bisa punya rumah. Many thing happen, but gw tetep ga akan berhenti bermimpi untuk punya rumah sendiri.

5. Publish a Journal and Active to Write in IT Field
Jurnal bagi dosen adalah jalan, sedangkan bagi gw pribadi adalah kebanggaan. Sejak tahun kemarin sebenernya gw udah kirim dua jurnal ke publisher. Tapi sayangnya emang belum ada respon sampe sekarang. Ga heran emang, karena emang begitulah. Dunia jurnal di Indonesia memang masih dalam tahap mulai tumbuh, jadi wajar kalo banyak publisher kredibel yang kebanjiran kiriman jurnal, jadi banyak yang numpuk, dan akhirnya waiting list nya ga kalah panjang sama gerbong KRL. Temen gw, si Aninditia yang sekarang ini lagi S3 di Jerman pun pernah mengeluhkan hal yang sama, bahwa untuk nerbitin satu jurnal butuh waktu 1,5 tahun. Wkwkw. But, it means nothing for me, karena gw akan tetep nulis jurnal.

Plus, mulai sekarang gw mungkin akan mulai fokus nulis di dua bidang saja, yaitu investasi dan dunia IT terkini. Jika di tahun-tahun sebelumnya, karena kegalauan mau nulis apa ngebuat gw punya banyak blog gagal, tahun ini gw akan fokus nulis di kotainvestasi.blogspot.com dan pakcondro.blogspot.com saja. Semoga diberi jalan.

6. Menjaga hafalan Juz 30 dan 29, dan mendengar lebih banyak kajian dari lebih banyak lagi ulama. 
And last but not least, tahun ini gw ga mau sesumbar nambah hafalan, karena kenyataannya untuk menjaga juz 29 dan 30 aja gw udah kewalahan. For me, yang ga pernah serius belajar agama, ga pernah mondok, belum rutin ikut kajian, menjaga dua juz saja begitu berat. Plus untuk menambah ilmu, gw insaAllah akan lebih banyak mendengar dan belajar dari banyak ulama dari berbagai latar belakang. Biar ga mudah ngejudge cebong ato kampret. Wkwkw.

Well, enam hal ini insaAllah yang akan jadi guidlines gw sepanjang tahun 2019. Dan gw bertekad, bismillah, dengan izin Allah, sebelum 30 tahun gw bisa mewujudkan semuanya. Amin.