Hari-hari ini gw sangat kagum dengan perkembangan impressive Fakih, anak gw yang cowok. Btw, umurnya baru 3.5 tahun.
Beberapa bulan ini, beliau yang dipetuan agung Bapak Fakih mengalami perkembangan yang menurut gw luar biasa.
Hari-hari ini gw sangat kagum dengan perkembangan impressive Fakih, anak gw yang cowok. Btw, umurnya baru 3.5 tahun.
Beberapa bulan ini, beliau yang dipetuan agung Bapak Fakih mengalami perkembangan yang menurut gw luar biasa.
Suatu hari, gw tersentuh pas liat konten di Instagram tentang "kesepian seorang ayah". Tulisan berikut adalah intisari konten tersebut yang udah gw custom.
Seorang ayah adalah orang paling kesepian di dunia.
Dia adalah orang yang punya banyak masalah, tapi menutupinya dengan tawa.
Di tempat kerja, di lingkungan, bahkan di rumahnya.
Di tempat kerja, mungkin saja ia dimaki-maki atasannya.
Tapi ia harus bertahan karena ia butuh menafkahi keluarganya.
Di lingkungan mungkin saja ia bertengkar dengan tetangganya.
Tapi itu dilakukan karena mungkin sedang membela martabat keluarga.
Pun di rumah kadang bertengkar dengan istri dan anak-anaknya.
Tapi pun begitu, ia tetap harus menjadi yang pertama berdamai karena ia adalah kepala keluarga.
Seorang anak ketika punya masalah, ia akan datang ke ayahnya.
Ayah pasti akan membereskan semuanya.
Seorang istri ketika punya masalah, ia akan datang ke suaminya.
Suaminya yang akan mengelap air matanya.
Tapi seorang ayah, ketika punya masalah.
Dia tak punya seorang pun untuk berkeluh kesah.
Tak ada lagi teman, karena teman-temannya sudah tak terjamah.
Tak ada lagi orang tua, karena orangtuanya sudah menua, tak pantas baginya berkeluh kesah.
Bahkan sebagian sudah menghadap sang Illah.
Pun tak mungkin ayah cerita ke istri dan anak-anaknya.
Karena seorang ayah tak boleh terlihat lemah.
Sesekali lihatlah,
Jika di rumah ada ayam untuk makan malam, lihatlah, apa yang ia makan dan sisakan.
Jika kalian ke mall dan makan di restauran, perhatikan, apa yang ayah pesan.
Jika kalian bisa terus sekolah, peganglah, sepatu dan jaket sang ayah.
Seorang ayah rela memberikan dunianya untuk anak dan istrinya.
Karena sejatinya kebahagiannya adalah pada tawa mereka.
Tapi coba pikirkan bagaimana perasaan sang ayah,
Ketika ia tiba di rumah,
Istri menyambut dengan raut muka yang tak ramah,
Sementara anak-anaknya sibuk dengan TV dan gadgetnya,
Lantas,
Mungkin saja saat itu Ayah menghela nafas,
Merasa tak pantas,
Dan berkata, "Aku hanya harus bekerja lebih keras".
Kesepian sang Ayah, tak pernah tuntas,
Dan semakin hari semakin tanpa batas,